CHAPTER 8

3 1 0
                                    

Hari ini Alena telat berangkat sekolah, dia nampak terburu buru berjalan melewati koridor. Tak sengaja dia menabrak seorang cowok, Alena jatuh terpental kelantai, begitupun cowok itu.

"Auuuu pantat gua..." Alena meringis kesakitan.

"Sorry ya gua gak sengaja tadi." Kata cowok itu sambil membantu Alena berdiri.

"Hyy,, nama gua Angga kelas 11 IPS 1." Katanya sambil memperkenalkan diri, dan mengulurkan tangannya.

"Alena 11 IPA 1." Jawab Alena dengan membalas jabatan tangan cowok itu.

"Ya udah Gua sibuk nih, lanjut besuk lagi ya Alena!" Katanya sambil berlari meninggalkan Alena.

Alena tak memperdulikan cowok itu, dia kembali bergegas untuk menuju kelasnya .
💮💮💮💮💮

Bel istirahat menuntun Alena dan Rani pergi kekantin.

Keadaan kantin sangat riuh. Saat Alena dan Rani hendak masuk ke kantin, tiba-tiba ada seorang cowok yang menghadangnya.

"Minggir gak?" Ketus Alena.
"Gak!" Jawabnya sambil merentangkan tangan untuk menghalangi Alena masuk kantin.

"Sekali lagi, minggir gak?" Ketus Alena sambil meninggikan suaranya. Membuat semua memperhatikan mereka.

Dan untuk ke-2 kalinya cowok menjengkelkan itu membuat Alena menjadi  pusat perhatian di kantin.

"Gak, gak mau." Jawab Alex sambil menggelengkan kepala.

Sedetik setelah itu Alena menonjok perut Alex, kuat sangat kuat. Kalian harus tau tonjokan Alena gak seperti wanita pada umumnya, soalnya Alena itu pemilik sabuk putih karate.

Alena lalu menarik Rani untuk masuk ke kantin.

Ketiga sahabat Alex masih menganga di tempat tak menyangka Alex akan dapat tonjokan itu, begitupun seisi kantin. Betapa beraninya Alena Amorista menonjok seorang Alex.

"Bantuin Napa?" Sentak Alex pada ketiga sahabatnya yang masih tidak percaya.

Menyadari Alex tergeletak di lantai sahabatnya langsung membantu Alex untuk berdiri.

Awas kau gadis nakal batin Alex

"Al  gua pesan makan Lo cari tempat duduk ya." Kata Rani sambil berlalu, hanya dibalas anggukan oleh Alena.

Tiba tiba Alex bersama para sahaba nya duduk 1 meja dengan Alena dan Alex sudah stand bay duduk dihadapan Alena.
"Ehh siapa suruh Lo duduk disini?" Sinis Alena
"Semua meja penuh, jadi kita duduk disini deh." Santai Alex.

Karena Alena sedang baik hati, dan gak mau berdebat Alena memilih diam, dan memainkan hpnya. Alex heran pada gadis itu begitu irit bicara, bukannya meminta maaf malah cuek. Entah Alena berbeda menurut Alex

"Makanan datang," kata Rani sambil membawa nampan berisi 2 porsi bakso, dan jus jeruk.

"Ehh ada kalian, gak pesan makan?" sambung Rani.
"Tuh si Aldo lagi pesan." Jawab Arsen , dan Rani pun hanya bero ria menanggapinya.

"Makanan datang," kata Aldo

"Udah kali main hpnya," kata Rafa yang menyadari Alena terus bergulat dengan benda pipih itu. Mereka pun menatap Alena dengan pandangan yang sulit diartikan. Menyadari kalau dirinya sedang ditatap Alena tak mau mengambil pusing lalu meletakkan hpnya.

Mereka makan dalam diam,hanya dentingan sendok yang beradu.

" Uhh kenyang juga nih perut." Kata Rani.
" Masa sih biasanya juga makannya banyak." Goda Aldo cengengesan
"Bodo amat, bukan urusan Lo." Kesal Rani.

"Ya urusan gualah."kekeh Aldo
"Siapa anda? Gua aja gak kenal sama Lo,dan gua gak mau kenal sama Lo." Sentak Rani . Hal itu membuat Aldo bungkam .
"Aduhhh mama tatit" ledek Arsen.

" Ran gua ketoilet dulu ya" bisik Alena lalu beranjak dari duduknya.
"Gua ikut." Kata Rani yang mengikuti Alena
"Mau kemana?" Tanya Aldo
"Bukan urusan Lo" kata Rani penuh penekanan. Rani dan Alena berjalan meninggalkan kantin.

"Haha gimana nih rasanya disakitin sama mantan terzheyang?" Kata Arsen sambil menyenggol lengan Aldo yang masih memandang punggung Rani.
"Pa'an sih Lo alay tau gak!" Kesal Aldo.

"Dih itu bibir minta gua cium bang?" Celutuk Arsen ngasal, pasalnya bibir Aldo sedang mode bebek (manyun).
"Dih najis" seketika tawa Arsen pecah mendengan jawaban Aldo, mengerjai Aldo adalah hobinya. Alex dan Rafa juga ikut tertawa dengan apa yang di lakukan sahabatnya ini.

Alena dan Rani selesai dengan ritualnya dikamar mandi . Saat mereka berjalan menuju pintu tiba-tiba ada kaki yang menghalangi Alena berjalan, alhasil Alena tersandung dan tersungkur kelantai.

"Aduhhh!!!!!"

"Lo gak papa Al?" Tanya Rani cemas

"Hahahaha rasain, makanya jadi cewek itu jangan kecentilan deh!" Seru seseorang yang tadi menyandung kaki Alena.

" Maksud Lo?" Tanya Alena sambil mencoba berdiri dengan dibantu oleh Rani.

"Lo masih pura-pura bego apa bego beneran sih hah? Lo kemarin coba deketin Alex kan? Pakai acara gandengan tangan lagi, dan tadi Lo duduk 1 meja dikantin sama Alex. Lo pakai pelet apa hah? Ngaku Lo !!!!!" Cerocos orang itu.

" Eh jaga ya ucapan Lo ya!" Kesal Alena

"Emang kenyataannya " ledek seseorang disamping cewek itu.

"Mana mungkin Alex bisa deket sama Lo, secara cantikan gua dari pada Lo. Pasti pakai pelet kan? ngaku aja deh." Tuding cewek tersebut.

" Heh Lo iri kan sama Alena, secarakan dia bisa Deket sama Alex sedangkan Lo gak bisa." ucap Rani.

######
Gais gimana ceritanya? Sorry baru bisa update. See you next time

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEPRESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang