12 || Rencana

145 129 15
                                    

Selama perjalanan menuju sekolah, Ganes diam seribu bahasa. Ranta begitu kebingungan mengapa Ganes bersikap seperti ini.

'Ganes kenapa ya. Apa gue abis bikin salah sama dia?" Ranta bertanya-tanya dalam hati.

"Nes. Kamu kenapa kok diem aja?" Ranta mencoba bertanya, tapi hasilnya nihil. Ganes tidak menjawab, ia malah terus melamun.

---

Saat semua murid menunggu guru mata pelajaran datang, tiba-tiba ada Pak Imam yang masuk ke dalam kelas. Semua siswa dan siswi kebingungan, karena mapel pertama bukan jam nya pak Imam.

"Assalamualaikum anak-anak. Pasti semua kebingungan ya kenapa saya tiba-tiba datang kesini. Saya kesini karena ingin mengambil KK dan Akte Kelahiran kalian semua. Jadi kalian tidak perlu susah-susah ke TU."

Perlahan-lahan semua siswa dipanggil satu-persatu sesuai urutan nomor absen. Saat giliran Ganes, ia malah melamun dan tidak sadar jika dipanggil oleh pak Imam.

"Virsandhita Ganes."

"Virsandhita Ganes!" pak Imam mengulangi dengan nada yang agak tinggi.

"Eh iya pak. Kenapa?" Ganes akhirnya tersedar dari lamunannya.

"Kenapa kamu kok ngelamun terus daritadi," mendengar pak Imam, Ranta makin sadar jika ada yang tidak beres dengan Ganes.

"Emm gak ada apa-apa kok pak," kata Ganes sambil mengumpulkan KK dan Akte.

"Nes? Kamu kenapa? Gak lagi sakit kan?" saat Ganes kembali ke tempat duduknya, Ranta langsung menanyai Ganes.

"Gakpapa kok Nta," Ganes masih takut untuk cerita tentang keanehan Akte Kelahirannya.

---

Bel istirahat pun berbunyi, Ranta langsung mengajak Ganes untuk makan di kantin. Saat ditengah perjalanan, mereka dibuat bingung oleh keramean yang ada di depan aula.

"Ntaaa. Itu apaan ya? Kenapa kok rame banget sih?"

"Hmm aku juga gaktau. Cek kesana yok Nes?"

"Ayo," Ranta dan Ganes berlari menuju depan aula.

Saat sampai di depan aula, Ranta dan Ganes melihat sebuah kertas besar yang bertuliskan pengumuman.

"Ntaa, itu pengumuman apaan sih?"

"Gaktau, kamu tunggu sini ya. Biar aku yang yang liat kesana," Ganes mengangguk pelan.

Hati Ranta senang melihat pengumuman itu, dirinya berpikir pasti saat tiba disana ia akan membuat hati Ganes gembira.

"Nes! Minggu depan kita ada liburan akhir semester. Kita jalan yuk!" Ranta memberitahu Ganes dengan bersemangat.

"Jalan kemana?"

"Liat aja nanti. Ntar kita ajak anak-anak lain."

"Ooh oke. Biar aku pikir ya kita kemana."

"Okee siaap."

Ganes berpikir apa lebih baik saat liburan nanti ia mengajak teman-temannya untuk pergi ke Malang, tempat kelahiran Ganes. Bukan karena ia ingin bebas liburan, Tapi karena ia ingin mencari tau kebenaran mengenai kedua orangtua kandung dirinya yang sebenarnya.

Ganes tidak akan memberitahu kepada teman-temannya tujuan yang sebenarnya kenapa dirinya mengusulkan ke kota Malang. Memang untuk sementara ini Ganes tidak ingin menanyakan tentang orangtua kandungnya kepada siapapun, lebih-lebih kepada orangtuanya yang sekarang. Ia ingin mencari tau semuanya sendiri.

---

Saat dua sejoli yang sedang kasmaran itu sampai di kantin, Ganes langsung menyuruh Ranta menghubungi Dira, Lili, ryan, dan Gulam untuk berkumpul di kantin.

Tidak sampai 5 menit, semuanya pun sudah menempati posisinya di meja kantin.

"Ada ape nih?" Gulam bertanya dengan penasaran.

"Guyss. Udah pada tau belom...," Ranta yang ingin memulai pembicaraan tiba-tiba dipotong Ryan.

"Yaelah. Gak tau lah mamang. Makanya cepetan lo jelasin."

"Yeee lo duluan pea' yang motong pembicaraan Ranta," Lili mulai kesal dengan Ryan.

"Tau tuh Ryan mah gitu, suka motong pembicaraan orang mulu dah," kata Dira dengan muka sinis.

"Jan banyak bacot deh lo berdua. Emang mau ngomong apaan nta?"

"Abis acara ulang tahun sekolah kan kita ada liburan akhir semester. Gimana kalo ntar kita jalan-jalan keluar kota?"

"WAHHH PASTI SERU TUH," jawab Lili dan Dira dengan excited.

"Emang keluar kota tuh mau kemana?"

"Emm gimana kalo kita ke Malang?" Ganes mengusulkan dengan harapan teman-temannya akan setuju.

"Ih pas banget! Gue juga udah lama pengen kesana," Ryan tak kalah excited.

"Gue juga mauuu. Setuju bangeett," muka Gulam senang bukan main.

"Gue setuju jugaa."

Jawaban teman-temannya membuat hati Ganes lega. Ia sangat bersyukur Allah bisa melancarkan rencananya untuk mencari tau kebenaran tentang orangtua kandungnya.

-

-

-

Jangan lupa vote guyss🥰🥰

Nesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang