Chapter 15

4.4K 185 15
                                    

Lily terlonjak kaget mendengar suara itu dan ia jauh lebih kaget lagi ksaag tahu pemilik suara itu adalah Damian sahabat Arsen berdiri di belakangnya lalu ia segera menghapus air matanya dan berdiri menghadap Damian yang saat ini tersenyum tipis, berjalan menghampiri nya.

"Jangan bersedih lagi karena aku tidak apa-apa." ucap Damian duduk di kursi yang tadi Lily duduki. Pria itu mengernyit menatap Lily yang tetap berdiri.

"Maafkan saya tuan. Saya ceroboh sampai membuat kemeja dan celana tuan kotor karena ulah saya. sekali lagi maafkan saya." Lily berkata dengan membungkuk membuat Damian langsung berdiri dan menegurnya.

"Hei, jangan seperti ini. Aku sudah memaafkanmu, aku tahu kau tidak sengaja jadi, tak apa, oke.." Damian tersenyum membuat Lily lega karena Damian tidak seperti Arsen yang selalu membentak dan memarahinya.

"Nama mu siapa? Lily?" tanya Damian duduk kembali diikuti oleh Lily yang duduk disamping Damian.

"Iya tuan nama saya Lily." jawab Lily seraya menatap langit-langit yang terang karena bulan yang menerangi malam ini.

"Nama mu indah, seindah orangnya." gumam Damian menatap Lily terpukau. Dibawah bulan yang menerangi bumi, Damian sungguh terpana melihat Lily yang masih menatap langit-langit tanpa menyadari seseorang sedang memperhatikan mereka dengan pandangan yang tidak bisa di artikan.

Pria itu adalah Arsen yang berdiri dibalkon menatap Lily dan Damian yang sedang berduaan di bawah sana. Pria itu tak tahu apa yang mereka bicarakan tetapi yang ia lihat bahwa mereka terlihat nyaman saat sedang berbincang seperti itu.

"Kau terlalu keras kepada nya sayang." Sarah datang menghampiri Arsen yang menatap kearah bawah. Pria itu hanya bisa menarik nafasnya mendengar teguran istrinya.

"Kau tahu aku bagaimana Sarah. Sifatku memang seperti ini. Sulit mengendalikan amarahku kepada siapapun terlebih kepada seorang pelayan bodoh seperti dia." balas Arsen menatap Sarah dan berjongkok dihadapan istrinya itu.

"Ya aku tahu sayang. Aku bahkan sangat tahu kau tetapi apakah tak apa kau terus menerus memarahi Lily? Semenjak dia datang kesini kau selalu memarahinya bahkan membentaknya sampai dia menangis." Sarah masih tak mau kalah membuat Arsen memijat pelipisnya.

"Itu kesalahan nya sayang. Dia selalu saja membuat masalah terus menerus disini. Dia pantas untuk aku marahi bahkan untuk aku pecat." geram Arsen mengingat kecerobohan Lily yang sangat banyak itu.

"Kalau begitu pecat saja dia agar kau tak memarahinya terus menerus. Aku tak tega kepada nya karena terus kau marahi." sahut Sarah menatap mata elang suaminya yang terdiam seketika.

"Saat pelayan lain membuat kesalahan kau tanpa basa basi langsung memecat nya tanpa ampun tapi kenapa dengan Lily tidak? Kau malah memarahi nya terus menerus membuatku tak enak kepada bibi Monica yang telah lama bekerja kepada kita." lanjut Sarah seketika membuat Arsen mengepalkan kedua lengan nya.

Sial, apa yang harus ia katakan? Arsen sendiri tidak tahu kenapa aku tak memecat gadis itu.

****

Besoknya Arsen membawa Damian berkeliling kebun tehnya. Ia sengaja membawa Damian kesana agar pria itu tahu kesejukan dan keindahan kebun teh nya yang jarang sekali ditemukan dikota.

"Suasana nya beda sekali dengan kota." ucap Damian berkata seraya menatap indahnya kebun teh Arsen. Pria itu hanya tersenyum dan mengangguk membenarkan ucapan Damian.

"Akan bahkan tak ingin kembali ke kota karna kesejukannya ini." lanjut Damian tertawa membuat Arsen tersenyum tipis.

Seteleh itu mereka berjalan jalan berkeliling desa sampai tak terasa waktu sudah menujukan pukul 12 siang. Merasa sudah lama berjalan jalan mereka memutuskan untuk kembali kerumah.

Trapped by The Devil 21+ (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang