Leukimia, atau sebut saja kanker darah, dimana tubuh menghasilkan sel darah putih lebih banyak dari yang seharusnya, itu saja kesimpulan yang ku dapat dari ucapan dokter.
Tak mau tau lebih banyak, tak ingin dengar lebih jauh, apapun leukimia itu, aku hanya ingin dia pergi dari tubuh ku. tapi aku tau itu seperti tidak mungkin, orang orang selalu bilang aku pasti bisa sembuh,tapi aku juga tau mereka berbohong, karena segala pengobatan yang aku jalani selama ini, bukan untuk kesembuhan ku, tapi hanya untuk memperpanjang hidup ku.
Mungkin dulu saat pertama kali aku tau,aku merasa sedih dan stress,tapi kini rasanya lain, aku lebih pasrah, menyerah,dan tidak berharap lebih, tapi tetap tidak bisa menerimanya." De, sampai kapan liat cermin nya?" Itu mama, beliau baru saja membuka pintu,kemudian berjalan menghampiri ku.
"Cocok ga sih ma?" tanya ku, sambil sesekali membenarkan kerudung yang ku pakai.
" Ya cocok lah, kalau abang mu yang pakai,pasti ga cocok" jawab Mama.
"Ih Mama, ya kan Abang laki-laki, mana cocok"
Lalu mama tertawa, suara yang ia coba paksakan,terlihat tertahan,dan tak selepas dulu.
" Aku kok belum PD ya?" Aku kembali merapikan bagian kerudung ku yang terasa belum rapih. Hari ini adalah hari pertama aku memakai kerudung, ini sudah jadi kemauan ku sejak lama, namun belum pernah terealisasikan, jadi ku putuskan untuk mencoba nya sekarang, berharap aku cepat nyaman.
"Pokoknya cantik,cocok,manis,imut, dan Solehah" Mama tersenyum, aku ikut tersenyum sambil melihat mama dari cermin.
Betapa hebat nya Mama bisa bertahan sampai sekarang, beliau adalah single parents, karena papa sudah lama pergi meninggalkan kita semua, karena apa? Karena penyakit yang ku idap saat ini, yaitu leukimia, waktu itu umur ku masih 4 tahun, belum begitu paham jika papa sakit parah, tapi yang sangat ku ingat adalah, Mama setiap hari menangis, hampir setiap saat, apalagi setelah solat, Mama pasti akan menangis sejadi jadinya sampai mukena yang di pakai basah, aku tau karena aku pernah memegang mukena Mama selesai solat, tapi kali ini Mama berbeda, beliau tak sesedih dulu saat papa yang sakit, Mama pernah bilang, sekarang Mama hanya ingin aku ceria dan bahagia, jadi beliau juga harus bisa melakukannya." Lah ini kenapa malah senyum senyum di depan cermin?" Satu lagi kesayangan ku datang, pria bertubuh tinggi dan hitam manis dengan nama Nino itu menghampiri ku dan mama.
" Nih si Ade,bilang ga PD terus, padahal cantik kan ya bang?" Kata mama, menunggu respon Abang ku.
" Iya cantik, ayo cepat kita berangkat" kata Abang seraya menarik tangan ku dan mama untuk mengikutinya.
Kami akan pergi ke sebuah acara resepsi pernikahan, yang menikah adalah teman dekat atau bisa di bilang sahabat Mama, aku memanggil nya Tante Dila, Tante Dila sebelumnya adalah seorang janda yang juga di tinggal lebih dulu oleh suami nya karena sebuah kecelakaan, tragis jika di ceritakan, tapi Tante Dila memilih membuka hati nya kembali dan mendapatkan pasangan hidup nya lagi, sedangkan mama? Aku pernah bilang pada mama, bahwa aku dan abangku tidak masalah jika mama ingin memiliki pasangan hidup lagi, walaupun sulit menerima nya,tapi kebahagiaan Mama lebih penting, tapi hebat nya Mama selalu bilang,
'mama mau nanti di akhirat tetap menjadi istri papa'.
Aku tentu saja sangat senang karena hal itu, Mama adalah orang yang paling setia, menurut ku.
~~~Akhirnya kami sampai di tempat resepsi, banyak orang yang mengantri untuk bersalaman ke atas pelaminan,namun Mama menyuruh ku untuk duduk dan menunggu saja , aku mengangguk mengerti.
Kemudian Mama dan Abang mengantri dengan aku yang memperhatikan mereka dari tempat duduk ku,sesaat setelah bosan,aku mengalihkan pandangan ke sekeliling ku, mencari hal hal yang mungkin saja menarik untuk ku perhatikan,dan benar saja, aku menangkap sinyal bagus tak jauh dari mata ku.