.
.
"Kak Renjun! Beli dong, danus kue sus nih!"
Nah kan. Kalau Haechan dicegatinnya sama cewe atau cowo cantik, kalau Renjun mah dicegatinnya sama anak-anak danusan. Padahal baru juga berapa langkah sampai di lobinya FEB, sambutannya udah meriah pokoknya.
Ya soalnya selain karena emang hobinya jajan, kak Renjun juga dijadiin target pasar potensial karena ngetrend sebagai pacar Haechan.
"Aku aja yang bayar, Ren."
Ga tau dapet sinyal dari mana, pokoknya nongol aja lah Haechan sambil buka dompetnya gak perlu di rayu-rayu. "Sekalian bungkusin aja, Nan."
Udah rasanya kayak bunga bunga bermekaran deh anak danusan tiap kejadian begini. Makanya sengaja banget, menyambut kak Renjunnya itu harus meriah.
Padahal mah kalo Haechannya disamperin pas gak ada Renjun, beuh ngeluarin duitnya aja ada seribu satu alesan deh.
Hanya sekali dua kali saja Renjun datang ketika hari H acara proker hima feb dilaksanakan. Selain faktor malas juga karena Haechan pasti tetep punya tanggung jawab. Makanya Renjun tidak ada niatan untuk mengganggu kecuali lagi ada niatan lainnya.
"Ren, tumbenan dateng. Udah dari tadi?" Haechan yang sedang memantau di belakang peserta seminar berbicara pelan saat sadar ada Renjun di sampingnya.
"Ngga, tadi ngobrol bentar sama Yeji di meja regis." Adunya dan Haechan mengangguk.
"Udah makan siang?"
Gelengan Renjun membuat Haechan kembali membuka suara sambil mengusap sisi leher Renjun halus, "Mau aku beliin di kantin? Apa yesfood aja?"
Duh, ditambah Haechan natep teduhnya gak kaleng-kaleng emang, pas banget di mata. Dahlah Renjun yang dari dulu digituin aja masih suka hanyut.
"Gausah! aku mau beli sendiri."
Haechan mengangguk, "Yaudah, nih dompet aku bawa aja."
"Hehe, oke!" Untungnya ya Renjun tidak lupa keadaan. Jadi setelah mengecup pundak Haechan singkat, dirinya langsung kabur keluar. Malu tau, tapi mau kecup pipi lebih malu!
"Yuk order, Haechan nih yang traktir." Ini Renjun lagi pamer dompet Haechan beserta kalimat yang bahkan Haechan tidak ada niatan lakukan.
Beginilah misalnya niat menghilangkan kegabutan dirumah, mending dateng ngerjain pacar. Gapapa, traktir temen-temen pake duit pacar mah gak dosa juga.
Sore hari dan sialnya mendung. Renjun sih suka suasana hujan, tapi kalau kondisinya gini ya ribet juga. Tidak bawa kendaraan tidak juga bawa payung. Ia menimbang sebentar sebelum mendial nomor di ponselnya,"Halo Chan, lagi apa?" Ujaran Renjun langsung menyapa ketika sambungan terhubung.
"Mau ngumpul sih abis ini. Kenapa, Ren?"
"Eh, sibuk ya? Tadinya aku mau minta tolong jemput sih, tapi-
"Ga papa, aku jemput. Kamu di mana?"
"Ga usah, Chan. Aku coba telefon bang Lucas aja kayaknya."
"Sst, bacot ah, kamu tuh prioritas aku. Share loc aja, aku otw."
÷
Tidak sering tapi kadang Renjun jadi dadakan ikut kumpul bareng temen himanya Haechan. Renjun memang tidak kenal dekat dengan semuanya makanya agak sungkan juga.
Kalau Renjun ikut begini, ya ketara deh si Haechan jadinya malah nempelin dia mulu. Kan jadi ga enak sama temen-temen Haechan padahal maksud dan tujuannya ya mau membahas program kerja.
Seperti hari ini, mereka ngumpul di cafe yang lumayan fancy. Tapi yang paling penting tempatnya strategis parah pokoknya buat spot mojok Haechan dan kesayangan.
"Nanti balik mau mampir dulu ga?" Haechan yang duduk di depannya tiba-tiba bertanya ketika yang lain juga sedang sibuk sendiri melihat Hanjis yang bukannya mikir malah melawak.
Lengan kanannya menyampirkan surai Renjun yang menutupi dahi. "Pulang aja, kangen."
Tawa renyah Haechan terdengar menyahuti, "Gemes amat tumben."
Dua sisi tudung hoodie Renjun sedikit ditarik halus oleh Haechan, seakan menutupi bibir keduanya yang tengah mengecup satu sama lain. Padahal mah...
"YAILAH BISA AE TUH YANG MOJOK!"
Ayo tenggelamkan Renjun di rawa rawa sekarang cepat!
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Botol Nigrinti [HyuckRen]
Fanfictionlallalalala. Isinya manis kayak nigrinti rasa madu. Tapi tetep aja pait gara gara daun teh hijau pilihan.