Hanya mau kasih tau siapin tisu pada part terakhir oke🤧
Karena part terakhir nyesek banget bagi gw sih🤧I
A
MD
I
F
F
E
R
E
N
TPagi yang cerah kini telah berganti dengan dingin nya malam, seorang remaja dewasa termenung di samping mobil yang terparkir di depan kawasan rumah sakit jiwa.
Pikiran nya bercabang, ia tak tau harus berbuat apa, ingin rasa nya ia kembali kemasa lalu dan memperbaiki semua nya, namun ia tak bisa bahkan tak akan pernah bisa.
Min Seokjin termenung Cukup lama, berdiam diri di samping mobil nya. Sekelebat bayangan, serta nama adik tengah nya terlintas di pikiran nya.
Sontak membuat nya bergegas memasuki mobil nya, melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang, ia berharap operasi sang adik berjalan lancar dan ia juga berharap sang adik bungsu nya bisa kembali seperti semula.
Seokjin menyusuri jalanan dengan suasana hati yang resah dan gelisah, entah bagaimana cara nya Seokjin menjawab semua pertanyaan Jungkook bila anak itu sudah sadar nanti, lalu menodong nya dengan berbagai pertanyaan tentang adik bungsu nya.
Tak butuh waktu lama mobil nya pun memasuki kawasan rumah sakit, dengan segera ia keluar dan berlari menuju ruangan adik nya, dapat ia lihat senyum haru terpampang jelas di wajah kedua orangtua nya.
"Eomma...appa....(ayah ...ibu....)" Ujar Seokjin berlari namun dengan cepat So-dam memeluk erat tubuh putra sulung nya.
"Adik mu selamat Jinnie.....hiks....adik mu sembuh...hiks..... operasi nya berjalan dengan lancar....kita tinggal menunggu Kookie sadar.....dan menyesuaikan organ baru dalam tubuh nya..hiks" ujar So-dam terisak haru sungguh ia sangat senang putra nya dapat bertahan hingga saat ini.
Il-woo yang menatap kedua orang tersayang nya itu pun tersenyum dan terisak haru, di satu sisi ia bahagia karena putra nya bisa sembuh dan tak lagi merasakan sakit lagi.
Namun di sisi lain ia merasa sedih, menyesal, dan merasa gagal menjadi seorang ayah untuk anak nya yang lain. Diri nya yang seharus nya menjadi panutan dari putra-putra nya, malah kini menjadi salah satu kesakitan dari anak nya yang lain.
Namun kali ini ia telah gagal dalam itu semua bila ia mengingat bagaimana kondisi Yoongi saat ini, rasa bersalah menguap memenuhi relung hati nya, entah bagaimana ia memperbaiki semua nya.
"Jin-ah, bagaimana kondisi Yoongi di sana ?" Ujar Il-woo membuat pelukan erat antara anak dan ibu itu terlepas dan mendapat tatapan sendu dari Seokjin dan tajam dari So-dam.
" Di saat seperti ini kau masih saja menanyakan anak gila itu ! Seharus nya kita bersyukur karena Kookie dapat bertahan dan selamat dari operasi ! Kenapa kau malah menanyakan nya hal yang tidak penting sih ?!" Bentak So-dam emosi kepada Il-woo karena menanyakan Yoongi di saat tidak tepat.
Mendengar itupun Seokjin dan Il-woo menatap So-dam tak percaya, sungguh kali ini eomma dan istri nya itu sudah keterlaluan karena menyebut Yoongi gila secara lantang.
Il-woo hanya takut, bila perkataan yang keluar dari mulut istri nya itu akan menjadi bumerang, yang berputar dalam penyesalan yang tak berujung.
"Eomma cukup, kurasa kali ini aku yang akan berbicara pada eomma ! " Sentak Seokjin pada So-dam.
"Eomma,.... Yoongi itu anak eomma ! Anak kandung mu ! Jujur ! Aku melihat nya sendiri eomma ! Bagaimana Yoongi berteriak meminta bantuan ku agar terbebas dari sana ! Namun eomma rupa nya sudah membayar mahal tempat itu agar Yoongi tak dapat kabur dan keluar ! Kau tau eomma apa yang di teriakkan Yoongi...dia bilang saat mengamuk,..kita kejam pada nya eomma...hiks...aku tak bisa melihat nya seperti itu eomma....hiks...aku sadar eomma...aku sadar karena keogisan kita lah Yoongi menjadi seperti ini....hiks...karena kita lah penyebab rusak nya mental adik ku....hiks..." ujar Seokjin membentak dan berakhir terisak karena sakit mengingat apa saja yang Yoongi ucapkan pada nya, betapa bodoh dan egois nya dia selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM DIFFERENT [REVISI]
FanfictionAndai dunia tak ada kata berbeda, mungkin kehidupan ku tak seburuk ini. Kasih sayang keluarga ? Mungkin bagi kalian sungguh mudah mendapatkan-Nya. Diperhatikan tanpa diminta, dipeluk tanpa dipaksa dan di sayang tanpa harus mengemis. Tapi bagi ku. S...