Pertemuan

750 33 2
                                    

Pertemuan 


"Menikahlah denganku.." pintanya tanpa basa - basi. 

*****

Menjadi barista merupakan impianku sejak kecil. Aku yang tumbuh di area perkebunan kopi gunung Myoboku, membuatku banyak mengenali macam - macam jenis kopi. Bagiku meracik kopi hingga menjadi satu cangkir minuman, dan bisa dinikmati oleh banyak orang merupakan suatu hal yang menyenangkan.

Setelah lulus dari sekolah barista selama tiga tahun. Aku diajak oleh salah satu kawan lamaku yang telah lama menjadi barista duluan. Namanya, Shimura Sai. Dia lebih dulu menjadi barista daripada aku. Pun dia juga telah mempunyai penggemar cita rasa kopinya.

Sakura Cafe adalah tempat pertamaku bekerja sebagai barista. Karena rekomendasi dari Sai, akhirnya aku menjadi barista di sana. Selama satu tahun bekerja di sana, semuanya terasa nyaman dan menyenangkan. Semua pegawai kompak, gaji selalu diberikan tepat waktu dan banyak bonus yang ditawarkan jika mampu menciptakan produk baru dan laris di pasaran.

Setiap hari suasana cafe selalu ramai pengunjung. Tempat yang ditawarkan nyaman, makanannya pun bervariasi.  Dan, harga menu makanan dan minuman yang ramah kantong. Wajar jika banyak para pelajar SMA atau mahasiswa yang suka nongkrong di cafe.

Saat sore hari, cafe pun memfasilitasi hiburan yakni ada penyanyi yang cantik jelita dan mempunyai suara bagus, dialah Yamanaka Ino. Penyanyi yang selalu bisa memviralkan segala lagu yang ia cover.

Biasanya cafe tutup pada pukul 10 malam, namun dua hari ini cafe tutup lebih cepat yakni jam 6 sore telah ditutup. Semua pegawai tidak ada yang tahu, karena memang dari manager Mugi tidak ada penjelasan.

Manager Mugi adalah manager Sakura cafe. Dia adalah kaki tangan dari pemilik cafe. Pemilik cafe tidak pernah mengunjungi cafe atau mengontrol bagaimana perkembangan cafenya. Semuanya telah dimandatkan kepada manager Mugi.

Bahkan Sai yang telah menjadi karyawan lama di cafe, tak pernah sekalipun bertemu dengan pemilik cafe. Katanya Sai, pemilik Sakura cafe adalah nona Haruno Sakura. Pewaris utama Haruno Korporasi. Terlalu sibuk mengurusi perusahaan pusat, hingga tidak ada waktu untuk mengunjungi atau mengelola cafe, begitu kata Sai.

Aku pernah melihatnya dua kali, saat dia diwawancarai dalam acara televisi dan menjadi cover majalah bisnis. Dia memang cantik dan sangat pandai. Bagaikan dewi musim semi.

Aku adalah seorang laki - laki normal, wajar jika aku kagum padanya. Semua yang ada pada dirinya sangat sempurna. Akun sosial medianya pun kuikuti. Namun tidak semua postingannya kuikuti.

Ada satu fotonya yang sangat cantik, bagiku dia benar - benar bagaikan seorang dewi yang turun dari kahyangan. Saat dia menghadiri penganugerahan insan muda sukses berbisnis. Dia benar - benar terlihat bagaikan seorang dewi, dengan gaun merah maroon.

"Sasuke mau kemana kamu..?" Tanya Sai
"Pulang. Kan, jam 6 sudah tutup cafenya" jawabku
"Tapi manager Mugi meminta kita untuk berkumpul dulu di ruang rapat" kata Sai
"Emangnya ada apa..?"
Sai mengangkat kedua bahu, "Entahlah"
Kuhela napas," Penting gak sih, kalau tidak mendingan pulang aku"
Sai menarik lenganku, "Jangan, aku rasa ada pengumuman penting dari bos Sakura"

Sai menarik lenganku agar mengikutinya. Dan di dalam ruang rapat, semua karyawan telah berkumpul.
"Sai, ada apa sih..?" Tanyaku penasaran
"Enggak tahu. Kelihatannya akan ada info penting" jawab Sai
"Ah.. mendingan aku pulang saja" kataku sambil berjalan menuju pintu keluar.

Ketika aku akan keluar dari ruangan, nona Mugi menghadangku. Dia memintaku untuk kembali kedalam ruang. Seseorang yang berada dibelakangnya membuatku tersentak. Dia adalah Haruno Sakura, pemilik cafe. Rambut merah muda merupakan ciri khasnya dan mata berwarna hijau bagaikan batu emerald.

Nona Mugi memperkenalkan pemilik cafe kepada para karyawan. Semua pasang mata langsung tertuju padanya, menatap pemilik cafe tanpa berkedip. Seperti tersihir pesonannya. Bagiku, dia benar - benar gadis yang cantik. Auranya terpancar keluar membuatnya semakin percaya diri.

Tato bertulisakan namanya di bahu kiri menambah kesan seksinya. Saat di memunggungi para karyawan, terlihat tato untaian bunga sakura dari tengkuk hingga tengah - tengah punggung.

"Seksi.." gumamku dalam hati.

Setelah nona Sakura memberikan informasi tentang dirinya. Dia bersedekap sambil menatap para karyawan satu persatu. Tatapannya seperti mencari seseorang diantara para karyawan.

Saat dia menatap kearahku, tanpa sengaja pandangan kami bersirobok.
Dia menunjukku dan meminta untuk maju kedepan. Jantungku berdebar - debar. Terselip rasa takut, karena kelancanganku membalas tatapannya.

"Namamu siapa..?" Tanya Nona Sakura
"Uch-ha Sa-su-k-e" jawabku terbata - bata
Dia melangkah mendekat hingga jarak diantara kami hanya beberapa centi. Dia melangkah mendekat, aku mundur,dia berjalan maju, aku mundur. Hingga punggungku terbentur meja.

"Awww.." gerutuku
Dia malah tersenyum melihatku kesakitan.
"Cantik" gumamku spontan
Dia tertawa lagi, menunjukkan deretan giginya yang putih.
Kututup wajahku dengan tangan, agar dia tidak tahu bahwa wajahku mulai memerah. Dia menurunkan tanganku, mengenggam tanganku begitu kuat, dan memandang kedua mataku lekat - lekat.
"Menikahlah denganku.." pintanya tanpa basa - basi

Bersambung... ❤

My Boss My Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang