Sisi Lain

256 22 3
                                    

"Aku ingin pergi ke taman bermain, Sasuke" katanya dengan nada memelas.

*****

Kesepakatan diantara kami telah terjalin satu minggu yang lalu di Sakura cafe. Dua minggu untuk masa kenalan. Masing - masing akan mendapatkan jatah pengenalan diri selama satu minggu. Dia memilih minggu pertama sebagai minggu pengenalan dirinya.

Hari Senin waktu jam istirahat kantor, ia memintaku untuk datang ke perusahaan pusat di Haruno korporasi.

Haruno korporasi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik dan fashion wanita. Perusahaan yang telah berdiri selama 17 tahun. Mampu melahirkan banyak anak cabang perusahaan.

Termasuk mall HK yang terletak di pusat kota Konoha, merupakan milik Haruno Korporasi. Tidak hanya itu saja, nona presdir Haruno korporasi pun telah merambah ke usaha yang lain, seperti properti. Ia menggelontorkan uang sangat banyak demi membeli lahan yang sangat strategis untuk hunian orang kota zaman sekarang.

Kuparkir motor di depan gedung Haruno Korporasi. Kutatap tinggi gedungnya, "pasti dia ada di lantai paling atas" batinku

Saat akan memasuki area parkir, sekelabat ada perasaan tegang dan gugup. Namun, saat kulihat bingkisan makanan dan minuman yang kubawa, kepercayaan diriku mulai kembali.

"Mas, mau mengantarkan makanan?" Tanya salah seorang satpam yang bernama Kiba

"Enak saja, aku calon suami bosmu" gerutuku dalam hati

Wajar jika Si Satpam mengatakan jika aku adalah tukang antar makanan, penampilanku seperti ini. Pakai kemeja putih lengan seperempat, celana jeans warna navy, dan memakai jaket kulit kualitas buruk. Ditambah sepatuku yang butut sekali. Cocok sebagai tukang pengantar makanan.

"Iya. Ruang nona Sakura, dimana..?" Tanyaku agak kesal

Dia memandangiku penuh curiga, seperti tidak percaya dengan apa yang kukatakan. Ia mengambil walkie talkie dari saku, berbicara dengan entah siapa, mungkin atasannya. Setelah bercakap - cakap lumayan lama, ia mengambil ponsel memintaku untuk membuka helm, lalu memotret wajahku.

Kemudian, ia bercakap - cakap lagi dengan seseorang yang tak kutahu. Aku ingin protes, tapi sadar diri. Lebih baik ikuti saja protokol dari tim keamanan. Kira - kira dua menit Si Satpam berbicara, aku diperbolehkan masuk. Namun, ia tetap memasang wajah curiga.

Setelah memarkir motor di basemen parkiran. Nona Mugi yang biasanya datang di cafe menghampiriku. Sikapnya aneh sekali, biasanya dia memperlakukanku tidak terlalu sopan, kali ini dia bersikap sangat sopan. Berkata sopan dan mengarahkanku agar mengikutinya.

Nona Mugi berdiri di depan salah satu lift yang bertuliskan "Khusus Untuk Presdir". Ada empat deret lift, lift yang keempat merupakan lift khusus presdir. Lainnya digunakan untuk para karyawan. Saat masuk lift nona Mugi menekan tombol lantai paling atas, lantai 50.

Denting lift berbunyi menandakan telah sampai di lantai yang dituju. Pintu lift terbuka, dan kulihat Sakura sudah berdiri di depan pintu. Nona Mugi segera keluar dari lift, dan dia masuk dalam lift. Tanpa menyapa atau berkata, dia Menekan tombol ke lantai bawah.

"Kamu mau mempermainkanku..?" Tanyaku agak kesal

"Tidak" jawabnya singkat

"Tadi katanya disuruh naik, sekarang turun lagi. Bagaimana sih..?" Protesku

Dia menatapku sambil menunjuk - nunjuk ke dada, "Aku ingin menghirup udara segar" katanya santai

Kuhela napas panjang, "Lalu kita akan kemana..?"

"Jalan - jalan, katanya kamu ingin kencan denganku" jawabnya sambil mengerlingkan mata kiri

Kulihat dari pantulan dinding lift, dia sedang membetulkan tatanan rambut panjangnya. Diurai dibelakang, lalu ditaruh dibahu samping, kembali lagi diurai dibelakang, lalu dibahu samping, begitu seterusnya.

My Boss My Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang