Anak SMA

349 20 6
                                    


"Dulu pas masih sekolah, aku suka sekali pulang pergi naik bus. Duduk di dekat jendela sambil mendengarkan lagu kesukaan" ucapku sambil memasangkan ear phone di telinganya

*****

Aku tinggal di pinggiran kota Konoha. Sebuah desa yang lumayan jauh dari pusat kota Konoha. Desa Heiwa begitulah namanya. Desa yang terkenal akan hasil pertaniannya. Banyak yang mengatakan jika beras dari desa Heiwa sungguh nikmat jika di santap.

Mayoritas masyarakat yang ada di desa ini memang bekerja sebagai petani. Aku dan kakakku adalah salah satu penduduk desa ini yang tidak menjadi petani. Bukan kami tidak mau, tapi memang kami tidak mempunyai lahan.

Lima tahun yang lalu kami pindah ke desa ini, meninggalkan desa Fuma.
Desa Fuma adalah kampung halaman kami. Tinggal di sana sungguh menyenangkan, dan banyak menyisakan kenangan indah mendiang ayah dan ibu, namun kami harus pindah. Demi pengobatan Itachi kami pun pindah ke desa ini.

Di desa Fuma jauh dari rumah sakit. Itachi sering telat periksa dan mendapatkan obat. Jika dibiarkan saja tentu akan memperburuk kondisinya. Semua peninggalan ayah dan ibu di desa Fuma sudah terjual. Uang hasil penjualan dari rumah dan kebun kopi, kami gunakan untuk membeli tanah dan rumah di desa Heiwa.

Sisa uang pembelian rumah, kugunakan untuk sekolah barista di konoha, dan untuk pengobatan Itachi. Truncus arteriosus penyakit jantung yang dideritanya. Kata ibu, pembuluh darah arteri Itachi bermasalah, hal itu yang membuatnya sering merasa kesakitan pada bagian jantung. Dan perlu pengobatan berkelanjutan.

Untuk mempermudah pengobatan Itachi, kami pindah di desa Heiwa.
Jarak rumah sakit dari desa Heiwa tidaklah jauh. Karena jarak dan perjalanan mudah ditempuh Itachi sering kontrol dan meminum obat secara rutin, hingga kesehatannya kian membaik.

*****
Selama tinggal di desa Heiwa semua warga desa tahu jika kami hanya tinggal berdua. Tetangga sekitar pun sudah paham jika rumah kami sering kosong daripada berpenghuni. Pagi hari kami bekerja pulang pada malam hari.

Pagi itu, kulihat jam di atas nakas masih pukul 6 pagi. Namun, suara Itachi sudah mengetuk ngetuk pintu membangunkanku. Biasanya ia jarang membangunkanku. Kedua mataku masih mengantuk dan enggan untuk bangun, namun suaranya kian nyaring memanggil namaku.

"Iyaaaa aku bangun..." sahutku kesal
"Ada apa..?" Tanyaku jengkel sambil membuka pintu kamar
Itachi menarik lenganku untuk mengikutinya, "Lihat .. lihat .." tunjuknya
"Itu Mobil, kak.." kataku yang masih agak mengantuk
"Aku tahu itu mobil, miliknya siapa. Seenaknya parkir di halaman orang. Mobilnya mewah banget lho, mahal itu.." gerutunya

Aku ingin kembali kekamar melanjutkan tidur, tapi Itachi menahanku. Saat kami sedang melihat mobil itu milik siapa dari balik tirai. Lumayan lama kami mengintai dan mengawasi mobil tersebut, kemudian pintu mobil itu terbuka.
"Kenapa dia datang kemari sih..." gerutuku
"Ada apa...?" Tanya Itachi panik
"Kamu kenal perempuan itu, dia debt colector. Kok wajahmu pucat gitu.." cerca Itachi

Kedatangannya dengan mengendarai mobil super mewah ke desa pasti mengundang banyak perhatian warga. Para warga mulai berdatangan kerumah, berdiri di tepi jalan sambil mengamati dan berbisik - bisik dengan warga yang lain. Bahkan ada yang berusaha menyentuh mobilnya. Bukan hanya soal mobil, namun baju yang dipakai pun membuat para warga desa melongo.

"Kenapa dia kemari memakai baju seperti itu, bodoh ..." ucapku sambil membuka pintu
Setelah pintu rumah terbuka, ia melambaikan tangan padaku.
"Hallo Sasuke calon suamiku.." teriaknya
"Dasar bodoh .. " gumamku kesal

"Itu pacarmu, Sasuke.." tanya Itachi memastikan
"Bukan..." jawabku ketus
"Kok dia mengatakan kamu adalah calon suaminya...?"
"Cewek gila dia, kak.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boss My Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang