Namanya Sarah. Gadis yang hidup sebatang kara sejak usia sepuluh tahun. Menurut ceritanya, ia memang ditinggalkan orang tuanya sejak lahir, lalu diasuh oleh neneknya. Diusia sepuluh tahun itu, neneknya sakit-sakitan. Tak ada yang bisa mengasuhnya lagi, sang nenek menyerahkan cucunya pada panti asuhan milik anak dari temannya.
Sarah tak pernah mengenal orang tuanya. Ia juga tidak peduli, karena saudara-saudara barunya membuatnya bahagia. Salah satu yang paling dekat dengannya adalah Hendery. Baginya, Hendery adalah kakak terbaik yang pernah ada. Kakak yang selalu ada untuknya.
Dimata Hendery, Sarah adalah anak yang lugu. Lucu nan imut, sampai Hendery rasanya tidak ingin ada yang merebut Sarah darinya. Setiap malam Hendery membawa buku cerita, menyelinap masuk ke kamarnya untuk mendongeng sampai ketiduran.
Seiring berjalannya waktu, Sarah tumbuh menjadi remaja dengan paras menawan. Rambut hitam pendeknya menambah kesan ceria, ciri khas yang begitu melekat di benak Hendery. Sarah juga baik hati, ia punya banyak teman. Sarah jadi sering keluar bersama teman-teman, mengerjakan tugas sekolah atau berjalan-jalan.
Hendery cemburu. Sarah tidak lagi punya waktu untuk bermain dengannya, bercerita hal-hal konyol di sekolah, atau mencoba membuat kue dan berujung mengotori dapur.
Rasa cemburu itu semakin menjadi-jadi ketika teman laki-laki Sarah terlihat mendekatinya. Hendery pikir, ia hanya cemburu karena kehilangan teman sekaligus adiknya. Tapi ternyata, ia salah.
Rupanya, ini yang dinamakan cinta. Cinta pertama. Cinta antara seorang laki-laki dengan perempuan. Hendery bukan lagi memandang Sarah sebagai adiknya, tetapi sebagai seorang gadis yang sudah mendapatkan hatinya.
Awalnya, pemuda itu ragu. Apa perasaan ini salah? Apa ia boleh memiliki perasaan ini, perasaan pada sosok yang sudah ia rawat dari kecil?
Tentu saja. Tidak ada hubungan darah, kan? Begitu pemikirannya. Maka ia putuskan untuk menyatakan perasaannya.
Malam itu hujan deras. Sarah baru pulang dari rumah temannya, selesai mengerjakan tugas kelompok. Lagi, perasaan cemburu itu kembali membakar hati Hendery.
"Ibu sedang pergi. Mandi dan segera makan," ujar Hendery ketus dan berlalu ke kamarnya.
Sarah terkejut. Ada apa dengan Hendery? Ia tak pernah marah padanya sebelumnya. Tak ingin membuatnya lebih marah, Sarah segera melakukan apa yang Hendery suruh. Setelah menandaskan makan malamnya, gadis itu menghampiri Hendery.
Pemuda yang asyik membaca komik itu menoleh, melihat yang lebih muda berdiri di ambang pintu kamar.
"Ada apa?" tanya si pemuda, masih dengan nada datarnya. "Masuklah."
Sarah menunduk. Tangannya memilin ujung piyamanya, sedang tangan yang lain menutup pintu. Perlahan, kakinya bergerak mendekati ranjang Hendery. Si pemuda menutup bukunya dan bangun dari posisi tengkurapnya.
"Aku minta maaf."
Alis sebelah Hendery naik. "Kenapa minta maaf?"
"Kakak ... marah, ya?"
Hendery terhenyak. Apa rasa cemburunya terlalu kentara?
"Tidak, aku hanya.." Hendery mengalihkan pandangnya, menatap jendela yang berembun karena hujan. "..cemburu."
"Y-ya?" Sarah mengangkat wajahnya, bingung.
"Aku cemburu," yang lebih tua menoleh lagi. "Aku menyukaimu, Sarah. Aku tidak bisa lagi melihatmu sebagai adikku."
Terdengar helaan napas dari sang gadis. Ia yang dari tadi masih berdiri, akhirnya duduk di sebelah Hendery. Pemuda itu refleks menelan ludahnya, jantungnya mulai ribut. Netranya tak bisa beralih dari gadis itu. Terus saja memindai dari ujung kaki hingga atas kepala. Lagi, Hendery menelan ludah kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESENTMENT • henxiao ✔
Fanficresentment [rəˈzentmənt] (n) kebencian; dendam; kemarahan. Apa yang kau tanam, itu yang kau tuai. ▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄ - story by liuphoria written in Indonesian - horror!au; bxb - bahasa baku - cover : pinterest - contains misgendering, mpreg ...