Boysitter ° Hyunjeong

3: sucker

➼ Hyunjin memandang ke luar jendela, dimana ribuan tetes hujan tengah jatuh menghantam benda-benda di bumi. Kemudian matanya kembali ke semangkuk sup asparagus yang baru saja ia masak.

"Huft, beneran gak mau makan apa?"

Ia masih menyumpal lubang hidung sebelah kanannya dengan tisu yang sudah merah. Setelah dirasa tak ada darah yang keluar lagi, hyunjin buru-buru buang tisu itu.

Memangnya apa salahnya meminta jeongin untuk makan? Hyunjin kira hal tersebut sangat lazim mengingat tugas utamanya adalah menjaga si lelaki berambut biru gelap.

Sifatnyaㅡ sesekali hyunjin harus keras agar dia tidak semena-mena. Mungkin karena hyunjin yang terbiasa sopan sampai dianggap gampangan sama orang lain.

Belum lagi congkak lelaki itu yang membuat hyunjin mengelus dadanya sendiri. Rasanya sangat kikuk waktu tadi jeongin mengukungnya diantara pintu. Seperti, apa-apaan? Curiga kalau ia memang seberani itu kepada orang baru.

"Tapi dia gak jahat, sih." Satu sendok masuk ke dalam lubang mulutnya, "entahlah, kepribadiannya bukan seperti itu."

Bagaimana hyunjin tau?

Ia hanya tau atau kasarnya mengandalkan firasat.

Memang benar, kalau firasat manusia itu tidak seratus persen benar. Namun entah mengapa ia mempercayakan apa yang hatinya katakan kali ini.

"Lo beneran gak mau makan?"

Dari jauh jeongin memberhentikan langkahnya. Hyunjin masih asyik menyuapi sup asparagus yang luar biasa enak karena resep ibunya. Namun dia menoleh saja tidak, cuma berdehem kecil untuk kemudian pergi ke halaman belakang.

"Setidaknya noleh kek."

Hyunjin harus mencari cara agar lelaki itu mau makan.

Jeongin yakin kalau ia masih waras dan masih menyukai perempuan.

Iya kan?

Tolong katakan iya.

"Ck," ia mendecak kasar. Mengusap rambut birunya itu kasar sembari memgeluarkan sebatang rokok mint dan menyumpalnya di bibir.

Toh, ia sudah legal. Jadi ia bisa berbuat sesuka hatinya tanpa mengkhawatirkan orang lain. Ia sudah berdaulat atas dirinya sendiri.