➼ Jeongin suka wanita. Karena menurutnya wanita adalah perhiasan yang sangat menyegarkan mata. Mereka indah, lembut, dan secara natural suka memanjakan.
Asal ada timbal balik.
Jangan munafik. Sebuah hubungan harus ada prinsip give and take, apa yang bisa kamu beri agar balasanku setimpal.
Jeongin ingat bahwa terakhir kali ia masih memegang prinsip umum tersebut. Tapi tentu saja, setiap persoalan pasti ada pro dan kontra bukan?
Dan sekarang jeongin bingung kenapa berhadapan dengan wanita bisa sememuakkan ini. Awalnya berjalan mulus seperti jalan tol, namun makin hari seperti melewati jalan berlubang dan berbatu alias jeongin pusing.
Kenapa hidupnya sarat akan drama padahal jeongin sendiri tidak suka untuk ngedrama.
"Hiks.. begitu ceritanya pa"
Jeongin mengerling kelihatan malas menanggapi. Ia diterror oleh puluhan panggilan telepon hanya untuk ini? Hal sekonyol ini?
"Kita sudah menyelesaikan masalah ini"
"Belum!"
"Ya-"
"Kemarin kamu pergi tiba-tiba!"
"Jeongin." Joongi menatap tajam kepada anak lelakinya, "papa tidak pernah mengajari kamu untuk tidak menghargai perempuan."
"Dia sendiri gak menghargai aku dengan masukin sesuatu ke dalam minumanku," jeongin berdecih, "bagaimana aku bisa menghargai dia kalau begitu?"
Joongi menghela napas dan sesap lagi tehnya. Minju masih terisak sementara jeongin masih mempertahankan ekspresi datarnya.
"Jeongin, pacarmu sudah minta maaf dan menjelaskan semuanya. Lupakan saja kejadian kemarin."
Hah?
Lupakan?
Bisa-bisanya jeongin melupakan kejadian yang membuat dirinya sudah brengsek menjadi tambah brengsek di mata orang lain. Memang seharusnya jeongin tidak menuruti perintah untuk menginjakkan kaki kesini.
"Whatever, gue paling gak suka kesalahan kecil tapi berakibat fatal."
Figur tinggi itu berdiri dan melirik minju dari ujung matanya, "sekarang terserah mau gimana, gue gak mau berurusan dengan lo lagi."
"A- apa?"
"Putus. Lo cantik, cari pacar baru sana."
"Setelah apa yang lo ambil dari gue?!" Minju teriak tak terima sampai salah seorang perempuan ikut muncul ke dalam ruangan itu. Jeongin menangkap sosoknya, namun kembali alih pandangan ke minju.
"Sebelum gue juga lo udah bekas orang lain, kan?"
Plak!
Pipi jeongin terhempas kasar karena hadiah yaitu berupa sebuah tamparan dari minju yang menangis. Lain halnya minju, jeongin malah terkekeh kecil karena tamparannya tidak berarti apa-apa bagi jeongin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boysitter ° Hyunjeong
Fanfiction「 he do whatever he wants to do 」 Jeongin × Hyunjin Dom! Jeongin Status: discontinued © Blueishby