1.aku

19 7 6
                                    

Terimakasih tuhan kau beri aku kesempatan
_ sakira aurelia Kusuma

Hari ini tepat 4 bulan,seorang gadis remaja terbaring di atas ranjang dengan bermacam alat bantu.
"Kak,bangun aku kangen sama kakak,aku pengen main lagi sama kakak" ucap gadis kecil 5thn disamping sang kakak.
"Qila, ayo sarapan dulu nanti telat lho" ucap seorang wanita paruh baya.
"Qila gak sekolah dulu ya mah,qila mau nemenin kakak,kasian kakak sendirian" jawab qila dengan logat polos khas nya.
"Qila harus sekolah biar pinter,nanti kalo qila pinter kakak pasti bangga sama qila, kan kakak juga ada bi asti yang jagain" bujuk mamah nya.
"Tapi mah kakak bakal bangun kan mah" tanya qila lagi,dan hanya diangguki mamahnya,dengan senyum yang meyakinkan.
"Kak qila sekolah dulu ya,nanti kalo qila pulang qila beliin permen buat kakak" ucap qila kemudian mencium pipi kakak nya.
"Iya sayang kakak pasti bangun kok,ayok sarapan dulu" bujuk sang mamah,sudah biasa setiap pagi saqila selalu menemui kakak nya sekedar mencium,atau pun berpamitan.

Kegiatan dirumah itu berjalan seperti 4bulan terakhir,dan hari ini jadwal dokter sakira untuk mengecek keadaan nya.
"Mah dokter budi dateng jam berapa,biar papah atur jadwal" ucap sang papah,sambil bersiap berangkat.
"Jam 10 pah, hati-hati dijalan" kata mamah nya.
"Dadah mah... Nanti bilangin kakak mah aku mau beli hadiah" seru qila dari balik jendela mobil,dan dibalas anggukan oleh mamahnya,sembari tersenyum dengan air mata mengalir begitu saja mengingat kondisi anak pertama nya.

"Dok bagaimana kondisi anak saya"tanya papah sakira.
"Maaf pak bu,kondisi sakira semakin lemah,dan harus dibawa ke rumah sakit" jawab dokter budi dengan hati-hati.
"Baik dok lakukan apa pun demi anak saya" ucap mamah sakira dengan menahan air matanya.
Kemudian sakira dibawa ke rumah sakut,sampainya disana sakira dimasukan kedalam ruang ICU.

4 jam berlalu dan dokter belum juga keluar,suasana kini dipenuhi dengan ketegangan dan air mata. Saqila yang sedari tadi berdiri menghadap pintu icu dengan dua permen coklat ditangan nya memandangi pintu dengan penuh harapan kakak nya akan bangun.
"Mah makan dulu,mamah belum makan dari tadi pagi"bujuk papahnya.
"Mamah gak mau makan pah,mamah mau nunggu sakira dulu,nanti kita makan bersama" jawab mamah.
"Kalo mamah sakit siapa yg jagain sakira" ucap papahnya menenangkan.
"Makan roti dulu"akhirnya mamah nya mengiyakan dan 30mnt kemudian dokter keluar dari ruangan,dan menghampiri orang tua sakira dan memberitahu hasil nya.
Dengan tatapan kosong qila memperhatikan semua alat pada kakak nya dicopot,dengan segera qila berlari kedalam,namun dihalangi sang bibi.

"Jangan non,tunggu dulu" ucap bi asti.
"Mamah alat kakak dicopot mah,kasihan kakak gak bisa nafas mah,pah komputer kakak kenapa garis lagi pah, suruh mereka pasang alat nya kakak pah,mama bilang alat nya gak boleh dilepas,hey jangan dilepas" dengan gemetar qila meraih tangan papah nya dan menarik kedalah ruang ICU. Kemudian mereka masuk kedalam ruangan tersebut dengan gemetar mamah sakira menutup wajah sakira dengan selimut,dan meminta bi asti mengajak qila keluar.
"Mah qila pengen ngomong sama kakak,kakak pasti bangun" dengan yakin qila membuka selimut dan menggenggamkan permen hadiah nya tadi kepada sang kakak.
"Kak qila bawa hadiah buat kakak kakak bangun,kak dokter jahat udah nyopot alat kakak...qila pasangin lagi ya kak biar kakak bisa bangun" qila mengambil selang oksigen disamping ranjang dan memakainya pada sang kakak.
"Bangun kak...papah sama mamah kok nangis sih,kakak bakal bangun qila yakin,bi asti ambilin tas qila tadi qila beli coklat...kak.. kakak bangun...kakak..."gadis kecil ini kemudian memeluk sang kakak sambil memanggil² nya,dan semakin melemah.

Mamah dan papah nya yang sudah tidak teka mengangkat qila dan mengajaknya keluar,kemudian membiarkan dokter membereskan semua.
Setelah membersihkan perlengkapan dokter mengambil permen tadi dari tangan ara atau sakira menggenggam dengan kuat,dan membuat dokter budi bingung,kemudian memasangkan alat oksigen dan keajaiban terjadi sakira bernafas dengan tenang melalui alat bantunya,dengan segera dokter budi menangani sakira.
Dokter Budi keluar dari ruangan dan menemui qila yg menangis diperlukan papah nya.
"Qila kakak mu pasti sangat sayang sama kamu,sampai dia tidak mau meninggalkan mu" ucap dokter Budi,orang tua sakira menatap bingung.
"Pak bu,sakira selamat" ucap dokter Budi dengan yakin dan diakhiri senyuman.
"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah" ucap papah dan mamah ara bersamaan.
"Boleh kita masuk dok"tanya mamah ara.
"Biar kondisi nya setabil dulu,kemudian akan kami pindahkan ke kamar nya"ucap dokter kemudian beranjak pergi dan diikuti papah.
"Dokter... terimakasih sudah selamatin kakak aku,coklat ini buat dokter" ucap ara.
"Dokter hanya perantara sayang,Allah yang sembuhkan kakak qila,dan kakak qila suka sama permen qila" jawab dokter budi dengan senyuman manisnya.

Selviy_puri
16,sep 2k20

me and my second chanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang