Part 4

135 4 0
                                    

Apa pun itu, jika itu yang di takdirkan untuk kita, kita harus ikhlas karena itu yang terbaik. Jangan pernah putus asa karna pernah gagal tapi, bangkitlah dari suatu kegagalan untuk menuju masa yang akan dateng.
-Mifta-

Zahra gadis yang nggak pernah mendapatkan ketenangan. Ia selalu di usik oleh masalah yang menimpanya. Terlalu banyak masalah yang di hadapi hingga Zahra memilih untuk tidak melanjutkan kuliahnya. Apa gunanya semua ini? Kuliah? Uang? Itu tidak ada gunanya bagi Zahra ia hanya pengin satu kasih sayang dari ke dua orang tuanya yang nggak pernah ia dapatkan.

Drrt...drrt...drrt

Suara dari handphone milik Zahra, yang menandakan ada panggilan masuk. Sejak kepulangan sahabatnya Rina, Zahra kembali menyalakan handphonenya. Tapi justru, gadis itu tak mengubris suara telponnya ia masih sibuk berada dalam lamunannya.

Zahra terlalu sibuk memikirkan orang tuanya yang nggak pernah memberikannya kasih sayang.

"Ma, pa Zahra butuh kalian," lirih Zahra "Zahra butuh kalian di setiap langkah Zahra."

"Apa kalian tau, Zahra sedang patah hati? Apa kalian tau, semua temen Zahra jauhi Zahra? Apa kalian tau ma,pa?" tanya Zahra ke dirinya sendiri dengan lirih.

Zahra gadis itu sudah cape dengan semua ini. Harapannya untuk mendapatkan kasih sayang nggak akan pernah terwujud, harapan untuk mendapatkan kebahagian nggak akan pernah terwujud lagi. Ia sudah bener-bener menyerah biarkan lah dia menjadi gadis yang nggak akan pernah bahagia.

Zahra lebih nemilih untuk membersihkan badannya. Setelah membersihkan badannya Zahra langsung mengecek handphone begitu banyak panggilan dan pesen masuk dari mamanya, yang menanyakan dia ada dimana.

Mama

Assalamu'alaikum Ra.
P
P
P
Kamu dimana?
Mama khawatir, angkat telpon mama Ra.
Ra, mama mau ngomong sama kamu.
Angkat telpon mama Ra.

Begitu banyak pesen dari mamanya yang mananyakan dia dimana.

Wa'alaikumussalam Ma
Zahra lagi ada dirumah
Kalau mama ada mau dibicarakan dirumah saja ntar
Zahra tunggu

Setelah membalas semua pesen dari mamanya Zahra kembali melamun, memikirkan apa yang akan dikasih tau mamanya. Jujur ia sangat khawatir jika, mimpinya jadi kenyataan.

...

Siang telah berganti menjadi Malam. Zahra gadis itu masih menunggu mamanya. Ia sungguh penasaraan dengan apa yang akan disampaikan oleh mamanya. Apakah ini kenyataan pahit atau suatu kabar gembira?. Tetapi, gadis itu sudah tidak ada harapan untuk mendapatkan hal yang bahagia.

Ting!

Bunyi yang berasal dari hp Zahra membuat sang pemilik hp tersadar dari lamunannya.

Zahra melihat jelas nama siapa yang tertera dihpnya yang barusan mengirimkan ia pesen.

Mama

Zahra, mama ada meeting kemungkinan besar mama pulangnya malam. Jadi, besok saja mama kasih tau.

Zahra lagi-lagi mengabaikan pesen dari mamanya. Mamanya begitu sibuk dengan dunianya sendiri hingga lupa dengan kewajibannya sebagai seorang ibu. Ia sudah muak dengan semua ini.

***

Ke esokan paginya. Gadis itu menunggu ketadangan mamanya, yang mau membicarakan sesuatu. Namun, ini sudah lebih dari jam 10 pagi mamanya nggak kelihatan.

Penghianatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang