7. Ciee Baper

4 0 0
                                    

Alin merebahkan tubuhnya di kasur. Jari-jarinnya sedari tadi men-scroll video tiktok tanpa lelah. Sesuatu menepuk pelan bantal disampingnya, tak ada orang lain dikamarnya selain para parasit. Alin mulai merinding ngeri.

"Kenapa? Mau ikut rebahan disini?" Tanyanya mencoba santai.

Tanpa mendapat jawaban apapun, tiba-tiba Alin merasa ada seseorang yang duduk disampingnya. Dia masih melihat boneka unicorn-nya yang melayang-layang di atas karpet. Jadi dia dapat menyimpulkan, bahwa yang ikut rebahan disampingnya adalah si cowok bule.

Ketika hendak menscroll lagi, layarnya serasa diketuk. Dan siapa lagi kalau bukan ulah si bulepotan. Badan Alin merinding hebat, bulu kuduknya meremang, ia tidak pernah sekalipun sedekat ini dengan makhluk halus. Dengan inisiatifnya, Alin kemudian melangkah turun dari kasur dan mencari secarik kertas beserta bolpoin.

"Nama lo siapa? Tulis disini!." Ujar Alin sambil menaruh kertas tersebut di atas kasur. Lalu Alin kembali naik ke kasur, dan memperhatikan kertasnya.

Disitu mulai terjadi pergerakan dari bolpoin, perlahan-lahan mencoretkan tintanya di atas kertas putih. Alin agak takut, bila si makhluk itu ada maksud buruk padanya, mau bagaimana pun juga alam mereka berbeda dengan alamnya.

STEVEN

Steven. Itu tulisannya, Alin mengangguk tanda mengerti. Dan mulai bertanya lagi.

"Umur berapa?"

Lagi-lagi bolpoin itu bergerak, menari-nari diatas kertas. Dan menampakkan sebuah angka.

19 TAHUN

Bagus. Alin mulai dapat mengendalikan rasa takutnya, tangannya meraih macbook di meja samping ranjang. Lalu mulai membuka benda itu.

"Sorry gue gak bisa lihat lo, dan lebih baik gak usah. Inget kan? Lo nampakin diri, gue bisa usir lo jauh-jauh dari sini." Kata Alin memperingatkan

"Karena daripada komunikasinya susah, nih kertas buat lo tulis-tulis apa yang lo ingin katakan ke gue. Okay?" Lanjut Alin. Di kertas tersebut kemudian muncul sebuah gambar senyum. Alin kini dapat bernafas lega, semoga saja dia tidak memiliki niat jahat dan mengganggu hidupnya seperti di film horror kebanyakan.

"Lo mau nonton film?" Tanya Alin.

'Gila aje lo lin, hantu diajak nobar'

SAYA MAU

Alin mengangguk lagi. Dia mencari-cari film yang cocok untuk mereka, dan yang pasti tidak bergenre horror dan thriller. Lalu ia menemukan film cinderella, itu bukan ide buruk. Tidak ada unsur kekerasan di dalamnya. Ia langsung memutarnya, mengabaikan keberadaan 'seseorang' di samping kirinya.

Belum lama kemudian, sebuah benda empuk menyentuh lengan kanannya. Itu boneka Unicorn. Lalu ia juga merasa ada yang memainkan cincin di jari kanannya. Dan siapa lagi kalau bukan si gadis periang itu, sejujurnya dirinya agak takut, di pepet oleh 2 makhluk beda dunia.

Sampai pertengahan film, Alin mendengar derap langkah kaki berjalan menuju kamarnya. Dengan sigap Alin langsung menyuruh diam para makhluk di sekelilingnya.

"Sssst diem ya, itu oma kayaknya."

Benar saja, itu oma yang memakai daster warna ungu tua. Berdiri di ambang pintu dengan tangan bersedekap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HEI AL!! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang