Lil' Monster 1

8.4K 660 126
                                    

Mark berjalan menuju tongkrongan favoritnya bersama teman satu sirkelnya.

"Woi Mark!" Sapa laki-laki dengan postur lebih besar, dan tinggi diantara keempat orang termasuk Mark di sana.

"Yo!" Balas Mark lalu mengambil duduk di sebelah laki-laki dengan alis tebal yang memukau kaum hawa itu, khusyuk melanjutkan novel bacaannya.

"Dari mana aja btw? Gue chat kagak lu bales. Padahal kita udah mau mulai main." Lempar laki-laki pemilik senyum renyah itu.

Mark yang baru saja mendapat rokok dari Lucas, menoleh padanya dengan ekspresi bingung.

"Main? Bukannya ntar ada praktikum?"

Ketiganya tersenyum miring, bahkan Dejun si pemilik raut datar membahana itu hampir menertawai Mark.

"Otak lo itu doang! Bukan yang itu, tapi yang ini." Jelas Hendery, dengan istilah internal mereka.

Menyerngitkan dahi, awalnya Mark tidak paham tapi dia ber-oh-ria begitu tau maksud dari sahabatnya itu.

"Apa coba? Sini, bilang apa tantangan buat gue."

Mereka bertiga tertawa, tapi Mark terlalu lugu mengetahui maksud sahabatnya. Hendery merangkul pundak sahabatnya, "Itu," tunjuk Hendery ke salah satu mahasiswa yang tampak berjalan menuju fakultasnya.

Mark mengangguk, "Iya, terus?"

"Lo ajak tidur" lontar Dejun tiba-tiba, menutup buku novelnya lalu menatap kepada Mark yang setengah kaget.

Lucas sendiri sudah menahan tawanya, hingga dia mengeluarkan tawa bersamaan dengan Hendery.

Merasa jengah, Mark angkat bicara.

"Yang lain aja deh. Lo semua tau gue itu normal, lagian juga jijik banget gue hs sama bentukan gitu." Protes Mark, menyenderkan punggungnya lalu menyilangkan tangan.

Hendery menurunkan kakinya dari bangku pendopo fakultas teknik, "Etdah, lo tidurin kek biasa aja kali. Anggap aja dia cewe—"

"Mana bisa bego?! Mending gue balik sama Mina daripada hs sama bentukan gitu idih. Keburu jijik gue!" Hardik Mark, dia pun beranjak dari duduknya.

Lucas yang tidak kehabisan ide pun buka suara, "Haha, bilang aja lo pengecut! Nantangin gue, Hendery, sama Dejun aja lo mau, eh ditantangin malah ciut minta ganti."

Kuping Mark panas mendengar hujatan dari sahabatnya yang terkadang bisa menjadi samsak latihan tinjunya.

"Iye tuh! Harusnya lo beruntung, dare lo cuma satu. Lah, kita? Tiga bos! Mana Dare lagi lo ga nanggung. Ga inget apa lo nyuruh gue vcs sama Yiyang? Si Lucas juga, lo suruh dia ons sama Yuqi? Ooops jangan lupa Dejun, lo suruh dia—"

"Ya tapi itu semua sama cewek! Lagian lo pada kan suka sama mereka, ya gue bantu." Potong Mark yang sudah tak tahan dipojokkan.

"Dih, munafik." Cetus Dejun.

"Hah? Apa?"

Dejun berdiri berhadapan dengan Mark, menampilkan senyuman tipis.

"Lo begitu karena gak mau kita ngejar Yeri kan?" Lanjut Dejun.

Mark menggenggam tangannya, rencana liciknya sudah ketahuan oleh sahabatnya yang paling berambisi mendapatkan Yeri, bintang kampus angkatan Mereka.

"Pecundang kayak lo ga bakal diterima sama Yeri."

"Jaga omongan lo, Dejun."

Dejun tersenyum tipis, mendekat ke arah Mark membisikkan suatu kalimat.

Lil' MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang