who is that gurlー

631 121 12
                                    

Malam semakin larut, teman-teman Jisoo pun mulai pulang satu persatu setelah membantu Jisoo membereskan peralatan yang mereka gunakan tadi dan membersihkan halaman rumah Jisoo. Kini, tinggal Jennie yang tersisa, Jisoo memintanya untuk menginap. Setelah curhatan Jennie di pinggir kolam tadi, mereka berdua berlagak seperti tidak terjadi apa-apa dan tetap dekat seperti biasanya. Seperti sekarang orang tua Jisoo sudah tidur di kamar mereka, tinggal mereka berdua yang sedang duduk di balkon kamar Jisoo. Mereka hanya duduk dan mengamati langit dan bintang-bintang yang bertebaran tidak beraturan dengan susu coklat hangat yang ada digenggaman mereka. Sebenarnya Jennie mencuri pandang lewat sudut matanya untuk melirik Jisoo yang terlihat sangat cantik dan lucu di sampingnya.

Oversize shirt biru muda polos, rambut dicepol dengan anak-anak rambut yang berjatuhan, bagaimana bisa Jennie menahan dirinya untuk tidak mencium gadis itu. Dari tadi dia melampiaskan kegemasannya lewat cengkraman tangannya yang menguat, sayangnya dia nggak kuat lagi.

Cup

Kedua alis Jisoo terangkat, dia terkejut atas perlakuan Jennie yang tiba-tiba, sedangkan pelakunya langsung memundurkan mukanya dan raut mukanya terlihat panik sekaligus khawatir, takut Jisoo marah.

"S-sorry a-aku nggak maksud buat cium kamu..." Lirih Jennie.

Jisoo menoleh dan tersenyum,

"It's okay, Jen."

Jennie menghela nafas lega, dia menunduk tidak berani menatap Jisoo yang sedang menatapnya intens. Tanpa diduga Jisoo malah mencubit pipi kiri Jennie membuat gadis mata kucing itu terkejut lalu menoleh ke arah Jisoo yang membuat Jisoo leluasa untuk mencubit pipi kanan Jennie juga.

"Lucu banget sih, Jen! Aku gemes banget sama kamu!" Jisoo tertawa keras, dia puas banget bisa cubit pipi Jennie.

Sedangkan Jennie hanya bisa bergumam meminta Jisoo berhenti. Tapi Jisoo meneruskan aksinya tidak peduli Jennie merengek padanya. Akhirnya Jennie memegang kedua lengan Jisoo untuk dijauhkan dari pipinya, lalu dia mendekap Jisoo erat sekali. Menghirup wangi bedak bayi di tubuh Jisoo. Sedangkan Jisoo perlahan membalas pelukan Jennie, dia menenggelamkan kepalanya di pundak Jennie.

"I love you Jisoo, so freakin much." Gumam Jennie pelan.

"Me too, Jen..." Balas Jisoo yang membuat Jennie membuka matanya.

Dia tidak salah dengar kan? Jisoo bilang apa tadi?

Jennie menjauhkan dirinya dari Jisoo, melepaskan dekapannya dan menatap Jisoo, dahinya mengkerut kebingungan. Sedangkan Jisoo, tatapannya terlihat sendu.

"Do you love me too Jisoo? Is that what you said before?"

Jisoo menganggukan kepalanya lemah.

"Aku cinta kamu, Jen. Lebih dari yang kamu tahu, sampai aku nggak mau kehilangan kamu hanya karena ingin memiliki kamu."

"Apa maksudnya? Kenapa kamu tolak aku saat itu?"

"Karena aku nggak bisa."

"Kamu nggak bisa?!" Nada Jennie meninggi tanpa sadar, Jisoo terkejut mendengar untuk pertama kalinya Jennie membentaknya.

Air mata Jisoo menggenang,

"I'm sorry."

"Chu, aku nggak maksud bentak kamu, kamu nggak perlu minta maaf..."

Jennie memeluk Jisoo, dia mengecup puncak kepala Jisoo cukup lama. Jisoo terisak dan itu salah dia, tidak seharusnya dia membentak Jisoo. Seharusnya dia sadar kalau Jisoo memang terlalu sempurna buat dia, seharusnya dia sadar kalau ini salah dia memendam perasaan ke sahabat sendiri yang sudah tahu tidak akan mungkin mereka bersatu.

Turtledove ; jensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang