02

13 3 0
                                    

Sebelum membaca alangkah baik dan indahnya bila kalian pencet tombol bintang di pojok kiri ya😉. Sankyu, selamat membaca.




🏀 🏀 🏀 🏀 🏀

Riuh ramai terdengar dari arah Gor SMA Rajawali, segerombolan orang berdesakan mencoba masuk kedalamnya.

Acha, gadis itu dan ketiga temannya pun terlibat dalam adegan seperti 'zombie' ini.

"GAUSAH DORONG-DORONG!"

"AWASS GUE DULUAN!"

"KAKI GUEEE KEINJEK WOI!!"

"BAJU GUEEEEE!!!"

Begitulah sekiranya situasi di luar gor sekarang. Sesampainya di dalam Acha dan ketiga temannya terpaksa duduk di pojok belakang gor, segitu pun mereka masih bersyukur kebagian tempat duduk.

Sorak penonton kini semakin ramai ketika sekelompok pria berseragam itu keluar dari ruangan pemain. Beberapa pemain terlihat sedang melakukan pemanasan bersama coachnya. Ya, hari ini sedang ada pertandingan basket antara SMA Rajawali dan SMA Kejora, mengatri seperti tadi sudah biasa terjadi bila kedua belah kubu ini bertanding, popularitas keduanya sangatlah tinggi, dan tentu saja ada Aris di antaranya kalau tidak mungkin Acha tidak rela berdesakan seperti tadi.

Suara peluit terdengar nyaring, tepat saat wasit melambungkan bola permainan pun dimulai, kedua tim kompak memperebutkan bola dari lawan.

"JUMP BALL" bola berhasil dikuasai tim Rajawali

Aris yang mendapatkan bola pertama itu kini mengopernya "Lang center!!" titah Aris pada teman satu timnya.

"JUMP SHOOT !!"

"DEFENSE..!!"

"REBOUUUND !!"

"RIS, THREE POINT !"

"NICE !!!!"

Point pertama berhasil di dapatkan oleh tim basket Rajawali. Berbagai teknik dan serangan mereka berikan, sebagai tuan rumah akan sangat memalukan jika tidak memenangkan pertandingan ini. Tentu saja demi reputasi klub basket juga nama sekolah.

Klub Basket SMA Rajawali terkenal dengan kelincahan dan power para pemainnya. Tak jarang mereka meraih penghargaan tingkat Nasional. Selain skill, para pemain yang tampan juga menjadi nilai tambah dalam tim ini. Lihatlah pria di samping ring sana, matanya yang tajam dan tubuh atletisnya membuat auranya terpancar dengan sempurna, itu Ranggo bukan 'Rambo apalagi Tanggo' pria itu tampak sedang menjaga kawasannya sorot matanya menajam seakan tidak ingin lawan memasuki areanya itu, Badan besarnya mampu untuk menghadang dua orang lawan sekaligus, sangat gagah. Selain Ranggo di sayap kiri lapangan ada Adimas ia yang paling tenang diantara pemain lainya, tampak terkontrol dan luwes saat menguasai bola, seakan-akan tau kemana lawan akan melangkahkan kakinya. Selain mereka anggota lainya juga tak kalah tampan dan berbakat, tak terkecuali Aris sang kapten Rajawali Basket Team.

Kini suasana lapangan semakin ramai, kedua tim pun terlihat semakin gencar melontarkan serangannya. Aris tampak serius dengan permainannya, terlihat dari sorot matanya yang mulai menajam mencari celah untuk melancarkan strategi nya. Jika seperti ini ketampanan Aris bertambah dua kali lipat, lihatlah rambutnya yang basah, keringat yang mengucur dari dahinya dan jangan lupakan badan Atletis Aris yang penuh keringat 'bak roti yang di lumuri minyak wijen', menggiurkan. Tak heran bila kini sorak penonton semakin menggema di dalam gor, 40% nya hanya meneriaki nama Aris. Sepopuler itu dirinya.

Tak lama bunyi peluit kembali terdengar, tanda babak pertama telah berakhir. Kedua tim kembali ke tempatnya untuk membahas strategi dan beristirahat sejenak. Dari tribun paling ujung Acha terus memperhatikan Aris dari mulai ia meneguk minumannya, mengelap keringatnya bahkan saat Aris mengganti kaos kakinya, rasanya tidak boleh tertinggal sedetik pun.

Ketika Aris kembali ke lapangan tiba-tiba sorot pandang keduanya bertemu. DEG 'kak aris natap gue?' batin Acha, ia segera menggelengkan kepalanya 'ga mungkin' pikirnya. Namun jantungnya masih berdetak dengan cepat.

"Cak? lo kenapa?" kata Eugne salah satu teman yang datang bersama Acha tadi.

"E-EH?! gue gapapa kok" balas Acha mengembalikan kesadarannya " IH KAK ARIS GANTENG BANGET GILAKKKK!!!" Acha kembali fokus ke lapangan, tidak ia hanya fokus terhadap Aris bukan 'pertandingannya'.

Pertandingan telah usai tim Rajawali unggul dengan point akhir 25-23. Tipis. Semua ini berkat kerja sama tim juga umpan yang diberikan oleh Aris selama permainan berlangsung. Tim inti bersorak gembira atas kemenangannya, setelah pertandingan berakhir mereka merencanakan untuk merayakan kemenangannya itu di sebuah resto yang tak jauh dari sekolah.

****

"Ris nanti ikut ga lo?" kata pria yang bertuliskan 'Adimas' di punggungnya.

"Ga, kalian aja" balas Aris tanpa menatap lawan bicaranya ia sedang sibuk membereskan barangnya.

"Oh hey!. come on man, masa kita ngerayaainnya tanpa lo lagi. Lo itu kapten kita ris" kata seorang pria dengan rambut setengah pirang yang berdiri tepat di samping Aris. Namanya Lucky ia murid pindahan dari aussie tetapi kedua orang tuanya asli indonesia.

"Gue kapten basket bukan ketua geng" ketus Aris.

Tiba-tiba seorang pria datang dari ruang ganti sembari mengalungkan handuk dilehernya "Mau kalian bujuk sampe nangis darah juga Aris mana mau bro"cetus Galang. Ia teman sebangkunya Aris. Ia sudah berteman dengan Aris sejak taman kanak-kanak, bahkan pria itu selalu meminta untuk di tempatkan pada sekolah dan kelas yang sama dengan Aris. Entah apa alasan Galang ingin terus bersama Aris, kalian pun tahu bagaimana Aris terhadap lingkungannya, Aris cenderung tidak banyak bicara bila tidak perlu, dan terkesan tidak peduli terhadap sekitar, kegiatanya di sekolah hanya belajar dan latihan basket ia hampir tidak pernah menginjakan kakinya di kantin, bila lapar biasanya Galang yang akan membawakan makan siang untuk Aris lalu membawanya ke taman belakang sekolah untuk di makan bersamanya.

"Gue duluan" pamit Aris pada teman-temannya yang berada di ruangan pemain itu, Aris kemudian menggendong tas nya hendak keluar ruangan.

"Mau kemana lo" pria berjaket hitam kini membuka suaranya.

"Pulang" singkat Aris segera keluar dari 'ruangan pemain'.

Pria itu mendengus kesal melihat sikap Aris barusan. "Se-gasuka itu dia sama kita?" katanya sambil menatap sinis punggung Aris.

"Dia gasuka Acaranya, bukan Orangnya go" kata Galang sambil menepuk pundak Ranggo.

"Gue paham, tapi sikapnya itu ga menujukan kalo dia pemimpin kita, lagian apa susahnya?" kalimat Ranggo ini membuat Galang menghela nafasnya.

"Susah bagi Aris, lo gaakan pernah paham" ucap Galang yang akhirnya memutuskan untuk meninggalkan ruangan tersebut.

"Guys gue duluaaaan" pamitnya setengah berlari menyusul Aris.

****

Senja telah siap menyambut malam. Aris masih mengendarai motornya menyusuri jalanan, bukan ini bukan arah kerumahnya, karena rumah Aris hanya berjarak 5 meter dari sekolah. Ada tempat yang ingin Aris kunjungi hari ini, tempatnya sedikit jauh dari keramaian dapat dilihat kini sekitar jalan yang tadinya gedung-gedung telah berganti dengan pepohonan tinggi.

Aris tampak memarkirkan motornya di pinggir jalan, namun ia belum sampai ketempatnya. Ia masih harus berjalan sedikit menaiki bebukitan yang tidak terlalu tinggi itu. Sesampainya diatas Aris memandangi pemandangan atas bukit tersebut, ia dapat melihat indahnya kota di waktu senja.

Matahari semakin tenggelam udara semakin dingin bintang pun telah bersinar mendampingi bulan. Aris berbaring di bawah pohon sambil memandangi langit malam. Aris memejamkan matanya menikmati setiap hembusan angin malam yang membelai wajahnya. Ia merindukan seseorang.

"Kak Aris!?" panggil seorang gadis tak jauh dari tempat Aris sekarang.

Aris membuka matanya mengalihkan seluruh perhatiannya pada gadis yang memanggilnya tadi, pandangannya tiba-tiba berganti sendu menatap gadis itu. Tergurat senyum yang nyaris tak terlihat oleh siapapun.

"K-kak?" kata gadis tadi kini berjalan mendekati Aris.

Tbc.

ARCHA🌻 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang