END

5K 558 42
                                    

Dengan baju kebangsaannya yang serba hitam dari ujung kepala hingga kaki, Sasuke sampai di Jepang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan baju kebangsaannya yang serba hitam dari ujung kepala hingga kaki, Sasuke sampai di Jepang. Raut wajahnya tetap sama, datar. Tatapan matanyapun tak berubah, dingin. Namun, jika diperhatikan lebih seksama dibalik tatapan dinginnya ada semburat kesedihan yang terlihat begitu samar.

Sesuai dengan kesepakatannya dengan Hiashi, Sasuke yang kalah harus pulang ke negaranya tanpa membawa Hinata. Sasuke ingin marah, namun mengingat Hiashi adalah ayah kandung Hinata membuatnya urung. Biarlah pak tua itu menikmati waktu bersama dengan putrinya dulu.

Hey, bukan berarti Sasuke menyerah!

Sasuke akan menyelesaikan kontraknya dengan beberapa perusahan terlebih dahulu, setelahnya ia akan mengundurkan diri dari dunia hiburan. Sangat beresiko memang, saat ini ia sedang berada di puncak karirnya. Para penggemarnya mungkin juga akan bersedih dengan keputusannya ini.

Meski Sasuke mencintai para penggemarnya, namun rasa yang dimilikinya pada Hinata jauh lebih besar. Sasuke pasti akan kembali, membawa Hinata pulang ke rumah mereka.

Di luar, Lee sudah siap menunggu Sasuke. Ia membukakan pintu belakang mobil saat melihat Sasuke berjalan mendekat. Tak berani bertanya, karena raut wajah tak menyenangkan Sasuke sudah menjelaskan semuanya.

Di dalam perjalanan menuju apartemennya, Sasuke hanya menatap kosong ke luar jendela. Jepang sudah malam, entah apa aktivitas yang Hinata lakukan saat ini. Apa Hinata mengingatnya? Apa Hinata akan mengkhawatirkannya?

Sasuke tersenyum hambar. Ia tau jika apa yang ada di kepalanya saat ini adalah hal konyol. Ia berharap Hinata sudah ada di apartemennya, menyambutnya dengan senyuman dan pelukan hangat, kemudian bertanya bagaimana hari yang Sasuke jalani.

Meski konyol, setidaknya hayalan yang Sasuke buat bisa mengobati sedikit rindu yang sudah lama terpendam.

Tanpa terasa, mobil yang Sasuke tumpangi sudah sampai di area apartemen. Dengan isyarat, Sasuke menyuruh Lee untuk segera pulang. Tanpa bantahan Lee menyanggupinya.

Seperti biasa, Sasuke akan memasuki lift dan menekan angka yang menunjukkan lantai unit apartemennya. Saat ini tak ada siapapun, hanya Sasuke sendiri di dalamnya. Sasuke bersyukur, artinya tidak ada orang yang akan menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya.

Dentingan lift yang terbuka menyadarkan Sasuke dari lamunan sesaatnya. Langkahnya gontai menuju unit apartemennnya yang beberapa tahun ini terasa dingin dan sepi.

Jemari panjangnya menekan password yang sudah dihapalnya diluar kepala. Setelah terbuka, Sasuke masuk sambil menundukkan kepalanya ke bawah. Entahlah, ia hanya merasa sangat lelah saat ini. Namun, sepertinya ada yang aneh.

Mengapa lampu apartemennya menyala, apa ibunya yang datang berkunjung? Namun, bukankah ibunya tau jika Sasuke pergi? Saat ini bahkan ibunya masih sering mengacuhkannya karena belum berhasil membawa menantu kesayangannya pulang.

Yes, Boss! (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang