20

4.3K 563 41
                                    

Hinata duduk sendirian di lorong samping rumahnya. Ia masih menata hatinya yang hampir luluh hanya karena sebuah pelukan dari Sasuke. Mengapa benteng kuat yang ia buat hampir hancur hanya karena sebuah pelukan saja?

Bahkan Hinata menyadari jika perasaannya pada Sasuke tidak berubah sedikitpun. Hatinya masih berteriak jika ia mencintai Sasuke, terlepas dari apa yang dilakukannya di masa lampau.

Tiba-tiba Shikamaru duduk di samping Hinata. Menikmati heningnya sore menuju malam. Tidak ada yang membuka suara diantara mereka. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Kenapa kau mengaku sebagai calon suamiku, Shika?" Hinata memulai memecah kesunyian diantara mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kau mengaku sebagai calon suamiku, Shika?" Hinata memulai memecah kesunyian diantara mereka. "Ayahku dan ayahmu kan sudah sepakat untuk membatalkan perjodohan kita." Hinata cemberut. Sedikit kesal pada Shikamaru.

Mendengar itu, Shikamaru hanya terkekeh pelan. Sebenarnya Shikamaru hanya berniat memanasi Sasuke saja. Menurut berita yang ia dengar, Sasuke adalah orang yang pandai mengendalikan emosi dan bersikap. Tapi apa yang dilihatnya tadi benar-benar bertolak belakang dengan informasi yang dicarinya.

Ya, Shikamaru sempat mencari informasi Sasuke beberapa waktu lalu. Ia penasaran, memangnya Sasuke orang seperti apa sampai membuat Hinata tidak bisa melupakannya?

Ia akui, untuk seorang pria Sasuke tergolong tampan. Namun, pengendalian emosinya saat mereka bertemu di kampus Hinata benar-benar buruk. Tidak setenang yang dibayangkannya.

"Hanya iseng." Shikamaru menjawab singkat pertanyaan Hinata, membuat gadis manis di sebelahnya ini semakin memanyunkan bibirnya saja. "Aku juga ingin tau, seberapa keras usahanya untuk mendapatkanmu kembali. Jika ditengah jalan dia mundur, maka aku yang akan menikahimu." Shikamaru terkekeh pelan sebagai reaksi karena Hinata memukul bahunya. Melalui ekor matanya, Shikamaru merekam semua ekspresi yang Hinata keluarkan. Firasatnya mengatakan jika ia mungkin tidak akan bertemu Hinata dalam jangka waktu lama.

"Bagaimana jika nanti Sasuke salah paham? Aku tidak ingin —"

"Kau masih mencintainya?" Shikamaru memotong kalimat Hinata dengan sebuah pertanyaan yang langsung membuat Hinata terdiam. Benarkah?

"Ya ..." Satu kata itu meluncur begitu saja dari bibirnya. Shikamaru hanya tersenyum, bahkan tanpa Hinata jawabpun Shikamaru mengerti jika Hinata masih sangat mencintai Sasuke.

"Kenapa kau begitu mencintainya?" Pertanyaan Shikamaru mendapat senyuman tipis Hinata sebagai jawaban. Sepertinya pilihan Shikamaru untuk merelakan Hinata sudah tepat.

.
.
.

Sesuai jadwal kuliahnya, Hinata akan berangkat dari rumah pukul sembilan pagi. Baru saja ia membuka pintu, di depannya sudah berdiri Sasuke yang memasang senyuman tipis. Hinata cukup terkejut, kenapa Sasuke datang pagi-pagi kemari?

"Aku yang akan mengantarmu hari ini." Sasuke hendak menarik tangan Hinata, namun belum sempat niat itu terlaksana, sosok Neji sudah berdiri menghalangi Hinata dari jangkauan Sasuke.

Yes, Boss! (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang