02

866 94 0
                                    

Chenle tertidur sangat pulas,namun tiba tiba ia terbangun karena merasa seperti ada seseorang yang menatap nya sedari tadi.

Ia membuka matanya perlahan,dan ternyata kini berdiri di depan nya sesuatu yang sangat mustahil.

"J-jisung?!!"

"Chenle..."

"Siapa kau? Tak mungkin jika kau benar benar Jisung! "

"Chenle...maafkan aku. Aku benar benar Jisung"

"Aku tak mempercayai mu,astaga apakah ini mimpi?!"

"Kau tidak sedang bermimpi. Ini nyata,Chenle."

"A-aku...masih tak akan menyangka semua ini"

Jisung mendekat ke arah Chenle,terlihat ia menampakkan raut wajah yang sangat sedih.

"Jangan mendekat! Tetaplah disana!"

"Chenle..mengapa kau begitu tega..."

"Pergi lah dari sini ! Aku tahu kau adalah iblis yang menyamar sebagai Jisung. Aku tahu itu!"

"Chenle... Aku benar benar bersumpah,aku masih berada disini. Ini aku,Park Jisung. Ku mohon percaya pada ku"

"Apakah kau benar benar Jisung?"

"Ya"

"Aku masih  heran  dengan semua ini , ini seperti tak nyata. Sepertinya aku harus segera bangun dari mimpi ku."

"Ku mohon,jangan mengira bahwa ini mimpi. Aku benar benar ada disini,walaupun wujud ku bukan lagi manusia..."

"J-jadi,kau benar benar Jisung?"

"Tentu saja.. Chenle,maafkan aku"

"Ini benar benar kau , Park Jisung?!"

Jisung hanya menganggukkan kepalanya pelan dan sedikit tertunduk.

Terlihat mata Chenle berkaca kaca,dan akhirnya air mata nya jatuh membasahi pipinya.

Chenle terus menatap Jisung tak percaya dan tak hentinya air matanya jatuh.

"Chenle..."

"Mengapa kau meninggalkan ku?!"

"Aku minta maaf,Chenle. Aku tak berhasil menyelamatkan diri ku sendiri."

"Maksud mu?"

"Aku dibunuh seorang teman ku."

"Ceritakan lah semuanya! "

"Pada saat itu..aku berjalan pulang,saat hampir sampai di rumah,ada seseorang yang mencegah ku. Ternyata setelah ku lihat wajah nya,ia adalah teman ku. Aku tak tahu mengapa dia begitu marah pada ku dan menunjukkan raut wajahnya yang marah itu,ditangannya,ia membawa pistol dan pisau."

"Lalu?"

"Saat itu juga ia menembakku di bagian dada. Pada saat itu aku masih bisa berdiri dan mencoba melarikan diri. Namun gerakan nya lebih cepat dari ku,ia langsung menusukkan pisau nya tepat di perut ku. Aku merasa kesakitan dan setelah  itu aku tak mengingat apapun."

"Bagaimana kau bisa bangun lagi?"

"Aku tak tahu. Aku tiba tiba melihat jasad ku di rumah dan lalu melihat jasad ku dibakar. Aku pun bisa melihat mu menangis disana. Awalnya aku tak menyadari bahwa aku sudah mati,namun aku menyadari semua nya saat semua orang tak dapat melihat ku."

Chenle kembali menjatuhkan air matanya,yang ia rasakan sekarang hanyalah rasa sesak di dada nya.

"Aku pun menghampiri mu dan ibu ku yang sedang menangis..saat aku menyentuh kalian,kalian bahkan tak menyadari nya. Sejak saat itu aku menyadari bahwa aku sudah mati."

"J-jisung..."

Chenle menutup wajahnya,ia tak henti nya menangis.

"Chenle..lihat lah aku"

Chenle lalu menatap Jisung dengan tatapan penuh arti.

"Lihat lah dirimu,Jisung. Kau sudah berbeda"

"Maafkan aku..aku payah sekali,aku bahkan tak dapat melindungi diriku sendiri"

Chenle pun mendekat pada Jisung,dan meraba raba tubuh Jisung.

"Jisung...kau dingin sekarang. Tubuh mu bahkan tak hangat lagi , tak sedikitpun."

Lalu Chenle menyentuh dada Jisung,dan tepatnya didekat Jantung.

"Bahkan jantung mu sudah tak berdetak lagi,Jisung-ah.."

Chenle kembali menitikkan air matanya.

Jisung mengenggam lengan Chenle perlahan.

"Chenle..apakah kau tetap akan mencintai ku,bahkan jika aku bukan lagi manusia? "

"Tentu saja..aku akan bersama mu selamanya."

Jisung memeluk Chenle,kini terasa pelukan nya tak sehangat dahulu.

Mereka pun duduk di kasur milik Chenle.

Didepan mereka terdapat cermin besar yang menghadap kepada mereka.

Chenle melihat hanya ada dirinya di dalam cermin,padahal disampingnya terdapat Jisung.

Mereka pun menatap aneh pada cermin tersebut.

"Jisung..mengapa kau tak menampak di kaca?"

"Aku tak tahu,sepertinya karena aku bukan lagi manusia"

Chenle memeluk Jisung seketika,ia tak henti nya menangis.

"Jisung,aku sangat menyesalkan atas kematian mu. Namun bagaimana lagi,semua itu tak dapat diubah. Yang terpenting untuk sekarang,aku mohon tetaplah bersama ku. Walaupun kini kau bukan lagi manusia"

"Chenle...aku akan tetap berada di sisi mu,bahkan jika kau sudah tak mencintai ku"

"Aku mohon jangan mengatakan itu,aku sangat mencintai mu,Jisung. Aku tak akan pernah merubah perasaan ku"

"Terima kasih,Chenle. Aku sangat mencintai mu"

Pelukan mereka pun terlepas.

"Jisung,mengapa kau baru muncul sekarang?"

"Aku tak tahu,yang ku ingat hanyalah saat aku terbangun di suatu tempat,dan aku menyadari saat itu aku bangun sebagai arwah. Sebenarnya pada saat hari kematian ku,sesudah aku melihat mu menangis di pemakaman,aku tiba tiba menghilang. Dan semua itu terjadi sangat cepat,aku tak dapat mengingat apapun,hingga akhirnya pada suatu malam,aku terbangun sebagai arwah.."

"Lalu?"

"Aku pulang ke rumah ibu ku.. Aku mencoba berkomunikasi dengan nya,namun sepertinya ibu ku tak dapat melihat ku. Aku sudah mencobanya sampai beberapa minggu,namun hasilnya nihil,keluarga ku tak dapat melihat ku lagi"

"Aku turut sedih mendengar nya..."

"Namun Chenle,pada saat aku menghampiri mu tadi,aku tak tahu mengapa kau dapat melihat ku. Ini benar benar keajaiban yang luar biasa."

"Aku sangat bersyukur dapat melihat mu lagi,Jisung.."

"Akhirnya kita dapat berbincang lagi,setelah sekian lama"

"Kau pergi selama satu tahun,Jisung. Aku sangat kesepian. Aku harap kau tak akan pergi lagi."

"Aku sangat sedih,kini wujud ku bukan lagi manusia. Aku sangat menyesalkan itu"

"Jisung...tenanglah. Kini ada aku yang akan selalu menemui mu dan juga menemani mu."

"Apa kau yakin?"

"Aku yakin. Aku tak ingin kehilangan mu untuk kedua kali nya,Jisung"

"Chenle,aku sangat beruntung memiliki kekasih seperti mu,aku juga tak ingin kehilangan mu lagi"

Chenle pun memeluk tubuh Jisung yang dingin,tak ada lagi detak jantung yang ia rasakan dari tubuh Jisung.

Rasanya sangat campur aduk,ia merasa bahagia namun disisi lain ia juga merasa sedih.

To Be continue

We Are Not The Same[Chenji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang