Ulasan Cerita Devotion

23 3 0
                                    

Judul : Devotion

Author : ThiyaRahmah

Jumlah part : 6

Status : on going

Genre : Fantasy + Romance

Saya lebih ke penikmat cerita daripada reviewer, tapi karena ini tugas bulanan Montase Aksara dan daripada didepak, mau tidak mau harus me-review cerita ini.

Karena tidak pintar review, saya coba rangkum apa yang saya dapat dari cerita ini ^^

Review

Pembukaan : Pertama kali lihatnya, saya mikir, 'duh, cerita fantasi, pasti berat, nih'. Eh, tahunya bagus, malah nunggu bab-bab berikutnya.

Gaya bahasanya baku, tapi mengalir dengan santai. Karena jenis bahasanya baku, ada beberapa kalimat-kalimat yang tidak saya mengerti jadi harus rajin-rajin ngecek di mbah gugle, kayak 'istal', 'manor', jangkauan kamusku belum sampai sana. Tapi, bahasa baku seperti itu yang membangun ceritanya jadi kayak baca cerita dongeng dulu-dulu. Jadi, ingat baca buku Putri Tidur waktu kecil. :)

Yang kurang buat saya itu pas bab pertama, karena informasinya banyak jadi kurang mulus begitu pas bacanya. Saya harus baca bolak-balik soal Maena ini ulang tahun kedelapanbelas dikasih apa sama Tuan Gomer, dikasih apa sama ibunya, ini mengambil latar dimana; apa Gormerian kah? Veilas kah? Entah, karena kurang baca fantasi jadi otakku masih sulit mencerna latar tempat dan waktunya kapan.

EBI : Urusan EBI mah, buat ini penulis kayaknya sudah jadi makanan sehari-harinya. Saya tidak berani utak-atik, pengetahuan saya masih cetek. Tapi, sejauh yang saya lihat, minim kesalahan. Tidak ada yang bikin keganggu bacanya.

Diksi : DIKSINYA BAGUS BANGET! Feel-nya dapat! Saya bisa merasakan rasa kehilangan Maena waktu ditinggal mati Tuan Gomer. Penggambarannya bikin saya masuk ke cerita, apalagi pas bagian flash back masa kecilnya saya bisa lihat keceriaan dan betapa polosnya mereka pas anak-anak. Lucu-lucu, gemasin gitu. Sayang, pas dewasa mereka jadi lebih serius.

Masih masalah yang sama, karena pakai bahasa baku, pilihan katanya juga membuatku bolak-balik lihat kamus. Satu yang masih buat saya bingung, manor itu kayak apa? Penggambarannya kayak istana sih, tapi menurut mbah gugle, wilayah manor itu tanah yang dikuasai bangsawan. Sepertinya, mencakup bangunan, tanah pertanian, perdagangan, dan semua di dalamnya, kan? Mohon, koreksi kalau salah!

Konflik : Belum kelihatan konfliknya apa karena baru dikenalin tokoh-tokohnya dan alasan itu dua tokoh utama bertemu kembali. Ada konflik-konflik kecil pas Maena dibentak ahli pedang kerajaan yang ngajar Deragus, dan Maena jadi sadar takdirnya sebagai pelayan tidak bisa punya mimpi macam-macam kayak jadi alkemis atau ksatria pedang. Padahal dia lebih pintar dari Deragus, kasian juga.

Konflik sebenarnya kayak di blurb belum kelihatan, jadi saya belum bisa komentar apa-apa. Tapi, saya kayaknya menyangkut kisah Deragus, mamanya, dan Tuan Gormer, sampai ibu dan anak itu pindah.

Karakter : Untuk karakter, karakter di sini menurutku agak berubah-berubah sedikit, sih. Kayak karakter Deragus yang di bab pertama dijelaskan anggun dan ceria, pas baca bab-bab berikut jatuhnya ceria dan bar-bar. Dia kayak ketua geng anak-anak usil.

Karakter Maena kelihatan dikit-dikit, dia anaknya berani dan tegas. Siapa yang berani melawan anak bangsawan secara terang-terangan kalau bukan Maena? Waktu besar, karakternya berkembang, Maena jadi lebih tahu bersikap. Untuk menatap majikan langsung saja dinilai tidak sopan, padahal dulu dia berani menghunuskan pedang kayu ke majikannya.

Latar : Karena ini mengambil dunia fantasi, latarnya jadi benar-benar baru buat saya. Tapi, yang saya tangkap waktunya diambil pas Abad-Abad Pertengahan di barat begitu, ya? Di Veilas, tapi nama tempat tinggal Maena itu Gormerian?

Suasana yang dibangun juga oke. Saya suka detail-detail tradisinya yang unik, kayak kalau nikah harus diikat dengan pertalian darah, dengan melingkarkan benang kawat ke masing-masing jari kelingking dan menumpahkan sedikit darah. Atau, kalau meninggal, satu bagian tubuh mayat harus dipotong untuk dibuang ke Lembah Kematian.

Yang kurangnya cuma, karena latarnya benar-benar asing, wilayahnya yang disebut banyak jadi bikin bingung. Tapi, aku salut, sih, sama penulis dan penulis fantasi lainnya, imajinasinya itu, loh. Wow.

Plothole : Apa, ya? Mungkin bagian watak Deragus yang dibilang anggun ternyata bar-bar? Sejauh kubaca itu saja, sih. Dah ah, capek.

Sekian review dari saya. Saya rasa saya belum layak untuk me-review, mikirnya susah. Ini saja saya buat hampir dua jam. Bukan mental juri emang. (Hahahaha)

Maaf, bila ada kata-kata yang kurang pas dan menyakitkan hati. Dan, untuk penulis, ceritanya sudah bagus dan makasih banget sudah buat cerita ini, aku pasti pantengin. (Asal jangan lama-lama update-nya. Saya cepat lupa sama bacaan yang kubaca, maapkeun kalau jadi reader yang pelupa dan tak tahu diri :))

Selamat lanjutin ceritanya! Semangat!

MONTAKS DEATH MATCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang