MONTAKS DEATH MATCH

Ulasan Cerita Ikebana

Judul : Ikebana

Author : ranelinez

Jumlah Chapter : 6

Status : On-going

Genre : Teenfic

REVIEW

• Pembukaan : Pertama kali baca, kupikir bakal ada benih cinta buat Rayn. Ditambah blurb yang menonjolkan misteri, aku yakin ini terhubung ke kematian kakaknya. Cuman karena Kak Lilis bilang ini teenfic, jadilah aku sambil mencari-cari letak romantisnya.

Pun, aku perlu baca beberapa kali buat mengerti apa yang terjadi sama ceritanya. Bahasanya berat banget. Padahal ini teenfic, yang mana kalau anak sepantaranku ya enjoy saja bacanya.

• EBI : Tidak ada yang perlu kukomentari. Sejujurnya aku lebih fokus ke cerita juga sih. Palingan typo-nya aja yang ada.

• Diksi : Buat ukuran Teenfic, bahasanya lumayan berat---lagi. Yah, buku bacaan teenfic yang biasa kutemui yaitu yang mendayu-dayu atau khas anak remaja, sih. Kayak, omongan saja gitu. Meletus tanpa beban.

Ini pertama kalinya aku baca teenfic rasa misteri. Ditambah narasi yang kebanyakan dan dialog yang sedikit, buat aku ngerasa enggak lagi baca teenfic.

Sekarang, mengesampingkan soal genre dan diksi yang berat, sebenarnya penggambaran latar, perasaan dan aksinya sangat dalam, detail, dan sastra banget. Pertama kali baca bak novel terjemahan, asli. Karena hal ini, aku jadi lebih memahami dan kata-katanya enggak itu-itu saja. Lebih bervariasi dan enggak membosankan.

Hanya saja, karena tidak terbiasa dengan kata-kata yang tidak familier, jadilah aku kesulitan buka-buka KBBI terus. Jadi ya itu saja sih. Letaknya agak kurang di teenfic. Sama pengulangan seperti, "Ingin meminum liang teh lagi." sangat hiperbola ya. Aku lumayan terganggu sih karena disebutinnya lumayan banyak. Apalagi waktu itu penggambarannya lagi ngobrol sama Papa Ike. Jadi, hah? Gitu saja sih. Tapi di sisi lain menggambarkan Ike sangat suka liang teh ketimbang sogokan ketoprak dari Arka.

• Konflik : Menurut sepengamatanku, ini tentang Rayn dan keluarga. Dan aku juga penasaran sama eksekusi ceritanya entar gimana. Kan katanya juga ada hubungannya sama ikebana.

Jadi kalau ditanya konfliknya seru apa enggak, aku bakal bilang seru. Tapi kalau ditanya apa ada yang kurang dan mengganjal, ya aku tunggu saja dulu kelanjutan ceritanya.

Lalu, aku juga penasaran sama silsilah keluarganya Ike. Kenapa Ibunya sampai bawa-bawa bapak moyangnya Ike terus kalau mereka lagi bertengkar? Kenapa sih Rayn begitu ditangisi, padahal waktu ibu atau bapak dari ayahnya meninggal perasaan enggak begitu banget.

• Karakter : Tokoh utama, Ike, adalah ciri-ciri tokoh pembangkang dan penuh keberanian. Aku suka sama alasan dia soal kematian kakaknya, dan kesal banget sama keluarganya yang pilih kasihnya bukan main. Terus si Shinta tukang nyinyir---kusimpulkan begitu karena kurang ajar ke Ike san bohong ke pengurus OSIS.

Waktu aku baca ini, sekilas merasakan perasaan dan sedikit sifat Kak Likis di sini//sok tahu.

Dan Ike pun sukanya liang teh.

Lalu Rayn, dia karakter kedua yang buat aku penasaran--yang pertama Eyang. Kenapa dia mati, terus apa lanjutan perkataan Eyangnya juga. Dan, ehm, kalau ditanya yang paling berkesan. Sejujurnya aku bakal bilang semuanya berkesan. Karena mustahil melupakan keluarga dengan latar belakang rumit, cewek yang bisa melihat hantu, cowok yang dekat sama Ike, atau apa maksudnya mereka sampe foto-fotoin 'mereka'.

• Latar : Oh, wow. Aku lupa. Padahal baca dua kali.

Di penangkapanku sih ini di Indonesia. Cuman karena ada embel-embel "Ikebana" aku jadi goyah pendirian. Yang kuingat paling banyak di rumah, terus di bab terakhir latarnya sekolah. Kemudian balik lagi ke rumah.

• Plothole : Alhamdulillah tidak ada.

Oke, sekian review dariku. Aku minta maaf kalau ada salah kata atau ini review sangat kurang membantu untuk kelangsungan cerita ke depannya. Dan kalau dibilang aku baru bisa review keseluruhan lebiu detail kalau sudah sampai konflik, ini lebih terkesan aku mau baca kelanjutan Ikebana sebenarnya. Dan tentu saja, aku harap beneran dilanjutin, buat mengisi "konflik" lebih banyak; pun semoga bagian 'plothole' tetap tidak ada.