"Ohayou, (Name)-chan!" Sapa seorang lelaki. Suara itu, aku sangat mengenalnya. Tidak salah dan tidak bukan pasti Oikawa Tooru.
Dia pacarku. Hubungan kami masih 2 bulan. Tapi, aku tidak terlalu banyak menghabiskan waktu dengannya. Sebab, dia terlalu sering latihan voli. Aku merasa tidak berhak mengganggunya. Kalau memang dia menyukai voli, lanjutkan saja.
"Ohayou," balasku sembari memainkan handphone.
"Setidaknya tatap aku, (Name)-chan!" rengek Oikawa. Badannya saja besar, sikapnya masih seperti anak SD.
Aku menatapnya malas. "Kenapa, sih?"
Dia tampak terkejut. "(Name)-chan tidak marah, kan?"
Aku menggeleng lalu mengelus telapak tangannya pelan. Tangan Oikawa sangat merah. Terlihat bahwa dia telah berlatih dengan keras. Mimpi apa aku bisa dicintai pemain voli seberbakat dia?
Dia tersenyum tipis. "Kau khawatir, (Name)-chan?"
Aku mengangguk jujur. Dia melongo, "Eh? Jadi itu benar? Padahal aku bercanda."
"Tentu aku khawatir. Oikawa-kun, kau sudah berlatih dengan sangat keras selama ini. Aku bahkan tidak melakukan apapun untuk mengapresiasimu. Aku jadi merasa tidak enak padamu," jelasku.
Ngomong-ngomong, selama dua bulan menjadi pacarnya aku tidak bisa memanggilnya dengan nama Tooru, padahal dia sudah memaksaku. Entahlah, aku merasa aneh ketika memanggilnya dengan nama Tooru. Itu sangat mustahil untuk orang sepertiku lakukan.
"(Name)-chan, kita, kan sudah pacaran, jadi cepat panggil aku Tooru!"
"Tidak bisa! Itu sulit."
"Ayolah, (Name)-chan!"
"Tidak. Aku tidak bisa, Oikawa-kun."
"Coba dulu cepat."
"To-to.."
"Ayo, lanjutkan (Name)-chan!"
"Oikawa-kun!! Ah, Aku tidak bisa."
Dia menangkup pipiku. "Kau ini bicara apa, (Name)-chan? Cukup kau mendukungku dari jauh itu sudah sangat berarti. Lagipula, aku yang merasa tidak enak padamu."
"Kenapa?"
"Aku tidak pernah menghabiskan waktu denganmu, (Name)-chan. Gomenne. Kau pasti kecewa, kan punya pacar yang sangat sibuk sepertiku ini," ucapnya dengan nada penyesalan.
Aku merangkul tangannya yang kekar itu. "Kau ini jangan bicara yang tidak-tidak! Aku tidak kecewa, kok. Aku senang kau selalu semangat bermain voli dan memenangkan pertandingan. Itu adalah kebanggaan buatku."
Nyatanya, aku selalu kecewa pada Oikawa. Entahlah, ketika aku ingin menemuinya, dia selalu saja berkutat dengan bola volinya itu dan selalu mengatakan, "Nanti saja (Name)-chan, aku akan menemuimu" atau bahkan lebih parah lagi, ketika aku ingin mengantarkan bekal dan air untuknya, fansnya telah mendahuluiku yang notabenenya adalah pacarnya. Alhasil, aku memakan sendiri bekal yang kubuat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry | | Oikawa Tooru X Readers
Fanfiction"Terimakasih kau sudah mau bersamaku, orang yang tak pernah luput dari banyak kesalahan ini." © creds; haruichi furudate