Sesampainya di UKS, beberapa petugas yang ada disana membantu Oikawa membaringkan (Name) di tempat tidur. Oikawa diminta keluar sebentar karena mereka ingin mengecek kondisi (Name).
Oikawa menunggu diluar UKS. Dia merutuki dirinya sendiri dalam hatinya. Lelaki macam apa dia ini yang membiarkan pacarnya berusaha dan terluka karena ulahnya?
"Bodoh! Aku sangat bodoh!" teriaknya keras sambil memukul tembok.
Beberapa siswa yang belum pulang memandangi Oikawa diam-diam. Mereka merasa kasihan sekaligus ngeri. Sang kapten voli SMA Aoba Johsai yang dikenal ceria dan hebat berada dalam kondisi terpukul.
Tanpa sadar, tangan Oikawa sudah mengeluarkan banyak darah. "Sial! Ini belum sebanding dengan apa yang dilakukan (Name)-chan untukku."
"O-Oikawa-san?" panggil seorang petugas UKS bernama Kay. Maap author numpang eksis biar dapet bagian xD
"Bagaimana keadaan (Name)-chan?" tanya Oikawa khawatir.
"Jangan khawatir, mungkin dia akan segera sadar. Ngomong-ngomong, tadi kepalanya membentur apa? Terdapat memar di dahinya, sepertinya itu membuatnya sangat pusing," tanya Kay.
Oikawa menunduk. "Aku tidak sengaja melempar bola voli kearahnya."
"Astaga! Sepertinya kau harus meminta maaf jika ia sudah sadar, Oikawa-san. Dia pacarmu bukan?" tanya Kay, Oikawa mengangguk.
"Tentu akan kulakukan. Terimakasih, Kay!" Balasnya. Kay mengangguk, lalu mengajak teman-temannya yang lain keluar UKS. Ia memberikan waktu untuk Oikawa menemani (Name).
Oikawa duduk di samping tempat tidur sambil menatap (Name) yang masih pingsan. Ia mengambil tangan (name), lalu mengelusnya.
"(Name)-chan, aku orang yang sangat bodoh bukan?" ucap Oikawa lirih.
Oikawa menatap sebentar bagian tangannya yang berdarah tadi. "Sepertinya luka seperti ini tidak sebanding dengan rasa kecewamu bukan?"
Name membuka matanya pelan. Oikawa terkejut, namun merasa sangat bersyukur karena (Name) tidak apa-apa.
"Oikawa, kembalilah berlatih. Aku tidak papa," ucap (Name) lirih.
Oikawa masih menggenggam tangan (name), "Kau ini jangan mengkhawatirkan hal yang tidak penting!"
"Aku benar-benar tidak papa."
Oikawa memeluk (Name). (Name) terkejut. Ada apa dengan Oikawa ini? Seingatnya tadi Oikawa marah dengannya. Apakah ia lupa ingatan?
"(Name)-chan, maafkan aku. Maaf. Maafkan aku hanya bisa mengucapkan kata maaf. Lagi-lagi kata maaf. Aku sudah terlalu sering menyakitimu secara tak sadar. Lain kali, jujurlah padaku jika ada yang mengganggu pikiranmu, (Name)-chan. Jangan seperti ini lagi! Aku sangat merasa bersalah," jelasnya panjang lebar.
"Oikawa-kun, aku tak apa. Jangan merasa bersalah seperti itu. Mana semangat kapten voli Aoba Josai ini?" balas (Name) menghibur.
Oikawa tersenyum tipis. Ia melepas pelukannya, namun beralih mendekatkan wajahnya ke wajah (Name) hingga hidung mereka saling menempel.
"(Name)-chan, ketika aku bersamamu, aku adalah Oikawa Tooru, pacar (Name). Bukan kapten voli Aoba Josai," bisiknya.
Detak jantung name sudah tidak beraturan. Tolong, kenapa Oikawa tidak mau mendengar jantungnya yang sudah berteriak ini?
"(Name)-chan, apa boleh?" ucap Oikawa sembari menyeringai.
Wajah (name) semerah tomat. Ia tidak berani menjawab. Ia hanya menutup matanya saja. Mungkin ia sudah tau apa maksud Oikawa.
Bibir mereka bertemu. Oikawa mencium (Name) pelan. Ia tidak mau kasar lagi pada gadis ini. Oikawa berjanji pada dirinya sendiri.
Hari itu, adalah hari yang tak akan pernah (Name) dan Oikawa lupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry | | Oikawa Tooru X Readers
Fanfiction"Terimakasih kau sudah mau bersamaku, orang yang tak pernah luput dari banyak kesalahan ini." © creds; haruichi furudate