Dua

98 24 3
                                    

Hari ini langit berwarna biru bersih tanpa secuil pun awan keabuan disana. Hujan sangat mustahil turun hari ini.

Namun, tanpa tujuan yang pasti Junlin kembali ke tempat itu lagi. Ya, caffe dekat kampus yang waktu itu.

Junlin menghela nafas ringan dan tangannya bergerak pelan mendorong pintu berbahan kaca. Seketikah hidungnya menangkap aroma khas menenangkan dari biji kopi dan beberapa aroma manis lainnya.

Langsung kedua kakinya membawanya memesan minuman dingin kesukaannya.

Disaat yang sama pandanganya menjelajahi seisi ruangan. Mencari keberadaan sosok yang tak sengaja di jumpainya dua hari yang lalu.

"Ice latte-nya kak."

Seakan tersadar, Junlin langsung mengembalikan fokusnya lalu menyambut penasannya dengan senyuman.

"Terimakasih," ucapnya alih-alih berlalu menuju salah satu meja yang belum ditempati pada sudut ruangan itu.

***


Sudah berjalan lima belas menit Junlin menunggu, ia hampir saja mati kebosanan dibuatnya.

Junlin duduk gelisah, beberapa kali ia mengganti posisi. Ice latte mililknya juga sudah seperempat habis.Sepasang netranya juga tak henti menatap penuh pengharapan kearah pintu masuk.

Junlin memang tak perna menikmati waktu menunggu. Sejalan dengan itu ia lebih tidak suka membuat orang lain menunggun karenanya.

Tepat waktu jelas menggambarkan pribadinya disini.

Tidak heran jika menunggu selama itu saja, terasa begitu melelahkan baginya.

"Apaan sih Lin, lo terlalu berharap," dengusnya. Kembali menghela nafas, meneguk habis ice latte-nya dan bangkit dari duduknya.

'Kayaknya emang kebetulan,' pikir Junlin masih menatap lurus pintu kaca caffe. Memikirkan kembali pertemuannya dengan lelaki itu. Tapi disisi lain Junlin malah mengharapkan yang sebaliknya.

Nampan berisikan gelas kosong sudah disisihkanya ke pinggir meja terlebih duluh. Tangan kanannya yang kini beralih merapikan barang bawaannya, menghentikan pergerakanya.

Junlin kembali dibuat menoleh, oleh bunyi kecil yang ia yakin adalahnya bunyi lonceng yang tergantung dipintu.

Tanpa disadar garis senyumnya terbentuk. Ada perasaan legah dan juga senang disana.

Hatinya kembali berdebar.


Tbc.



maaf ini telat banget 😅🙏
21/03/01

Coffee Shop✔ |¦ He Junlin ft. Yan HaoxiangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang