The Eye Knows, Then The Heart Feels

1.4K 119 102
                                    


Ini fluff yang hampir menjadi smut. Mungkin. Silahkan baca untuk menilai sendiri (´>ω<`).

Jika kalian bingung maksud dari cerita ini apa, jangan khawatir. Aku sendiri bingung sebenarnya ini apaan. Bagian akhirnya kacau. Kacau. (ಥ_ಥ)

OOC! Jika kalian mencari Akaashi-san yang dingin dan keren, maafkan karena dia tak ada di sini. (๑°ˊ ᐞ ˋ๑)

Cringe. If you're still okay with it, then i wont stop you no more :>

Words: 2834

Douzo!!!





.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jika dilihat seksama, perasaan seseorang dapat diketahui hanya lewat tindakannya. Jika dilihat seksama, ternyata embun di permukaan rumput liar berkilau sangat indah. Jika dilihat seksama, wajah kupu-kupu terlihat mengerikan dibanding warna sayapnya.

Kemampuan mengamati dan mengambil informasi dimiliki oleh semua orang. Seberapa banyak informasi yang didapat, sesuai dengan level kemampuan mengamati yang dimiliki. Sama seperti sebilah pisau. Tidak diasah, maka kemampuan mengamati seseorang adalah tumpul. Seperti otot yang semakin kuat jika dilatih. Kadang, seseorang hanya perlu terbiasa. Seberapa sering seseorang melihat sesuatu, maka semakin banyak informasi yang bisa didapatnya tentang hal itu dalam waktu singkat. 

Seseorang yang bekerja dengan kayu hampir seluruh hidupnya dapat melihat lebih banyak detail pada setiap guratan, daripada seseorang yang hanya sedikit terpapar benda tersebut. Sama prinsipnya untuk semua hal.

Seniman butuh kemampuan mengamati yang baik. Mereka menciptakan sesuatu baru dari sesuatu yang lain. Dari membuat lukisan sampai mengarang sebuah lagu. Seorang seniman melihat detail yang tak sering dilihat oleh orang biasa.

Bagi pelukis, wajah, misalnya. Bentuk adalah hal utama yang disadari. Bentuk tengkorak, bentuk mata, bentuk hidung, dan sebagainya. Lalu mengalir informasi tentang detail lain semacam corak yang membentuk bayangan lebih gelap atau terang pada warna kulit. Seberapa banyak detail yang dilihat seorang seniman tergantung seberapa ia terlatih atau tidak.

Bagi yang bukan seniman, mengamati atau sekadar melihat sebuah karya seni saja adalah hal yang dapat membawa kebahagiaan.

Ia adalah superstar, lebih indah dari karya seni mana pun. Akaashi Keiji mendapat perasaan bahagia yang lebih dari cukup hanya dengan mengamatinya.

Akaashi adalah anak yang cenderung pendiam. Ia lebih suka mengamati daripada mengungkapkan. Pengamatan yang terlatih membuatnya peka terhadap sekeliling. Tetapi orang itu, ia bisa langsung menjadi pusat begitu mata Akaashi menangkap sosoknya.

.
.
.
.
.
.
.

"Hey, hey, Akaashi!! Berikan aku umpan terbaikmu juga hari ini!" Di dalam ruangan tertutup gimnasium, suara yang membawa begitu banyak semangat menggaung.

Akaashi mengangguk sebagai jawaban permintaan tersebut, sambil diam-diam bertekad tuk memberikan seluruh yang ia punya.

Decit sepatu, suara-suara berbeda yang bergantian berbicara ke satu sama lain. Karena Akaashi telah menangkap sosoknya, semua terdengar samar. Latihan pagi rutin Klub Voli Fukurodani. Akaashi bukan termasuk orang yang dapat berfungsi sempurna di pagi hari. Meski begitu, jika sudah terpapar aura pemuda itu, Akaashi tidak punya pilihan lain selain bekerja lebih keras. Tidak perlu dilihat dengan seksama. Kau akan tahu ia juga mengerahkan seluruh yang ia miliki hanya dengan melihat sekilas.

Ia akan membuatmu ingin terus melihatnya. Bokuto Koutarou, seorang yang bagi Akaashi bersinar lebih terang dari siapa pun. Ia adalah tipe orang yang secara natural menarik perhatian. Bagi Akaashi yang terbiasa mengamati, mungkin itu kompabilitas  sempurna. Mengamati Bokuto sangatlah menyenangkan. Memberi kepuasaan.

Akaashi X Bokuto One Shots  [AkaBoku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang