Home

227 53 3
                                    









Kecepatan dibawah rata-rata, menengok kekanan dan kekiri, mencari keberadaan gadis menggemaskan itu.

Yuri bilang Hitomi baru saja pulang dari toserba yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya.

Didepan sana aku melihat sebuah toserba, sedikit menaikan kecaptan mobil.

Nah, itu dia. Hitomi baru saja berjalan beberapa meter menjauh dari toserba. Kembali menurunkan kecepatan mobil, aku pun menghentikan laju mobil tepat disamping gadis itu.

Turun dari mobil, dan ekspresi terkejut gadis itu membuatku ingin tertawa.

Sungguh, menggemaskan sekali.

"Hay." Aku menyapa dan dia termenung, karena takut suatu hal terjadi aku pun mencondongkan badan lalu menepuk pelan bahunya.

"Hey, apa kau baik-baik saja." Dia sadar dan sepertinya terkejut karena jarak wajah kami yang lumayan dekat. Mungkin saking terkejutnya dia sampai menjatuhkan belanjaannya.

"Aku rasa kau sedang tidak baik-baik saja." Aku berjongkok, memungut beberapa belanjaan yang jatuh berserakan dan kembali memasukannya kedalam keresek.

"Ayo aku antar kau pulang." Kami bangkit setelah semuanya kembali kedalam keresek.

"Aa... aku baik-baik saja. Seonbae tak perlu mengatarku pulang." Suaranya terdengar gugup.

"No, aku akan mengantarmu pulan. Dan jangan memanggilku seonbae diluar sekolah. Panggil saja nama ku. Arraseo Hii-chan?" aku menjauhkan keresek itu dari jangkauannya dan tersenyum padanya.

"Hii-chan? Apa kau masih disini?" gadis ini benar-benar menggemaskan, lihat saja dia termenung dengan imutnya.

"Ah... aku tak apa seonbae." Oh, ayolah. Kan sudah ku bilang panggil saja nama ku.

"Eumm... maksudku, aku baik-baik saja Chaewon-ssi." Aku tersenyum lebar kala gadis manis ini memanggil namaku.

"Ayo, aku akan mengantar mu pulang Hii-chan." Setelah menyimpan belanjaan di jok belakang, aku pun membukan pintu untuk gadis berdarah Jepang ini.

"Masuklah." Aku meraih lengannya, menariknya lembut agar lebih mendekat dan segera memasuki mobil.

"Sudah memasang sabuk penganmannya?" tanyaku saat sudah siap dibalik kemudi. Hitomi pun mengangguk pelan.

"Sudah." Sebelum menjalankan mobil aku menyempatkan untuk mengusap puncak kepalanya.

"Good. Ayo kita berangkat." Mobil ku pun bergerak, memulai perjalanan singkat menuju kediam keluarga Hitomi.







Selama perjalanan menuju rumah Hiichan, sesekali aku melirik pada gadis manis yang duduk disebelahku. Terlihat jelas jika kedua pipi tembamnya merona.


Ya tuhan, kenapa dia sangat menggemaskan.


Karena aku tak tau dimana rumahnya, sesekali aku pun bertanya jalan mana yang harus ku ambil.







"Nah~ kita sudah sampai." Singkat sekali perjalanan menuju rumah Hitomi, tak terasa kami sudah berada didepan gerbang rumahnya.

"Tunggu sebentar, jangan dulu keluar." Tanpa menunggu responnya, aku keluar dari mobil.

Berjalan mengambil belanjaan gadis milik Hitomi. Lalu setelah itu aku membukakan pintu untuknya.

"Kau tidak perlu seperti itu. Aku bisa sendiri."

Ey, jangan begitu. Aku hanya ingin menunjukan seberapa gentel nya diriku, hehe.

"Tidak apa. Aku senang melakukan itu untuk mu." Jawabnku lalu tersenyum manis.


Ah, lihatlah. Kedua pipinya kembali memerah.


"Aku bisa sendiri, sungguh." Kedua tangan mungil itu menggapai keresek yang berada digenggamanku. Saat dia hendak mengambil alih, aku menahannya.

Tersenyum sambil menatap kedua manik jernihnya. Aku heran kenapa aku selalu ingin tersenyum dihadapannya?

Kami terus saja bertatapan, sampai sebuah suara membuyarkan kami.

"Hii-chan kau sudah pulang?" suara wanita paruhbaya membuat kami mengalihkan atensi, dan kami menatap wanita paruhbaya yang tengah berdiri didepan pintu rumah.

Aku yakin, jika itu adalah ibu nya Hitomi.

"Oh ada teman Hii-chan rupanya. Ayo masuk dulu nak." Tersenyum lembut kepadaku. Beliau menghampiri kami dan langsung menarik menarik ku kedalam rumah setelah aku membungkuk— memberi salam.

Aku tidak menyangka jika ibu nya Hitomi sehangat ini saat menyambut kedatanganku.

Feeling's ||Ssambbang||✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang