Distraction.Aku menoleh ke samping dimana Hoseok sedang berbaring di kasurku. Tersenyum ke arahnya sebelum kembali memokuskan mataku pada layar laptop dimana ribuan kata sudah ku susun untuk tugas esay yang harus segera ku kumpulkan besok.
Mataku memang fokus ke layar, namun pikiranku sudah buyar dari semenjak lelaki itu disini. Dan lagi kenapa juga dia harus berbaring di tempat tidurku dengan gaya seperti itu?
Maksudku, Hoseok memang tidak melakukan apapun. Yang dia lakukan hanya diam dalam posisi berbaring dengan sebelah tangan menumpu kepalanya. Oh, jangan lupa dari tadi dia terus menatapku dengan senyuman menyebalkan yang membuatku super tidak nyaman oleh gejolak yang ada di dalam perutku. Bukannya tidak nyaman dalam artian buruk juga, tapi tidak nyaman karena rasanya dari tadi tubuhku sudah ingin menghianatiku untuk segera mendekatinya.
Demi Tuhan, posisinya seperti minta untuk di serang saja.
"Aku tidak menggoda ya?"
Lagi-lagi aku menoleh ke arahnya begitu mendengar suara beratnya memecah keheningan. Aku berkedip, melihat bibirnya sedang mencebik. "Apa maksudmu?"
"Essaymu lebih menggoda daripada kekasihmu sendiri?"
Oh andai dia tahu apa yang sebenarnya aku ingin lakukan sejak tadi. "Percayalah aku ingin segera berbaring bersamamu ketimbang mengerjakan tugas sialan ini."
Hoseok mengubah posisinya menjadi duduk sebelum berdiri dan berjalan ke arahku yang masih betah menduduki kursi. Perasaan was-was langsung menerjang begitu melihat tatapan Hoseok menggelap. "Kalau begitu lupakan saja dan berbaringlah bersamaku." gumamnya terdengar seduktif.
"Maaf Hoba, tapi aku harus segera—" aku terpekik begitu tiba-tiba Hoseok menyalipkan kedua tangannya di ketiakku sebelum mengangkat tubuhku dengan mudah hingga membuatku secara refleks melingkarkan kedua kakiku di pinggangnya.
"Tidak ada tapi. Aku sudah sangat merindukanmu." bisiknya tepat di depan wajahku dengan posisi aku yang ada di gendongannya.
Hoseok kembali mendudukan dirinya di atas ranjang yang otomatis membuatku duduk di pangkuannya. Dia mengecup bibirku sebelum membiarkan tubuhnya berbaring di atas ranjang. menatapku dengan tatapan seduktifnya.
"Sekarang lakukan apa yang harus kau lakukan."
——
🌚🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangin Aja Dulu
RandomHanya berisi tentang kehaluan sang penulis dari ketujuh pria dengan perangai paripurna yang sulit untuk di abaikan.