Library date.Aku menyenggol kakinya di bawah meja, membuat Namjoon mengalihkan atensinya yang sedari tadi fokus pada buku yang sedang di bacanya ke arahku. Kedua alisnya terangkat seakan sedang bertanya apa maksud dari aksiku tadi.
Aku menutup buku yang tidak niat ku baca dari awal. Sebenarnya aku tidak ada niatan untuk datang ke perpustakaan kota jika Namjoon tidak merengek untuk menemaninya kesini. Ya, dia merengek padaku karena ingin pergi ke perpustakaan kota bersamanya. Lelaki sepertinya benar-benar merengek minta di temani.
"Aku bosan," mulaiku dengan suara normal, membuat sedikitnya para pengunjung perpustakaan yang duduknya dekat denganku menengok dengan tatapan tidak suka karena sudah mengusik ketenangan perpustakaan. Aku merotasikan bola mata. "Ayo pergi ke tempat lain." kini aku berbisik.
"Aku belum selesai membaca."
"Pinjam saja, jadi kau bisa membawanya pulang dan selesaikan di rumah."
"Tanggung, sayang. Sedikit lagi aku selesai."
Aku mendengus ketika Namjoon lagi-lagi memokuskan matanya pada buku. "Kau tahu kan aku tidak suka perpustakaan?" tanyaku begitu aku menopang kepalaku di atas meja.
Namjoon mengangguk. Bibirnya menyungging senyum hingga membuat lesung pipit di pipinya muncul. Dan tentu saja kedua matanya masih enggan untuk melepas buku bacaannya. "Aku tahu, sayang. Sangat tahu."
"Lantas kenapa kau mengajakku kesini? Sudah tahu tidak suka, masih saja mengajakku kesini." gerutuku sebal.
Namjoon melirikkan matanya untuk menatapku. Posisinya masih menunduk seperti sedang membaca namun atensinya sudah seluruhnya padaku. "Kau mau tahu kenapa aku memaksamu untuk ikut kesini bersamaku?"
"Ya, beri aku jawaban atas paksaanmu yang sampai membuatmu merengek seperti orang bodoh."
Namjoon mengulum bibirnya. Menatap sekeliling dengan gerak-gerik aneh sebelum mendekatkan tubuhnya ke arahku. Sebelah tangannya menangkup telingaku untuk meredam bisikan sehingga hanya aku yang mendengar.
"Karena aku ingin bercumbu denganmu di balik lemari buku seperti yang ada di film. Bukankah kau suka hal yang seperti itu?"
------
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangin Aja Dulu
RandomHanya berisi tentang kehaluan sang penulis dari ketujuh pria dengan perangai paripurna yang sulit untuk di abaikan.