O3

665 100 21
                                    

Jaehyun menolehkan kepalanya ke samping, menatap Taeyong dari jarak dekat seperti ini membuat Jaehyun terus merasa bersalah. Ia menatap lamat pria yang empat tahun ini sangat Jaehyun rindukan. Jika boleh, Jaehyun ingin merujuk Taeyong saat ini juga.

"Ini hari pertamaku melihat Jeffrey. " Ujarnya membuat Taeyong menoleh. Terlihat senyum kecil dari bibir tipis Taeyong.

"Ya, kalian berdua terlihat seperti adik kakak karena terlalu mirip. "

Terkekeh pelan, Jaehyun menggenggam tangan Taeyong. Mata setajam elang itu mendalami mata besar yang kini berbinar menatapnya. "Aku minta maaf atas semuanya. Tindakanku di beberapa tahun lalu mungkin sangat menyiksamu, aku terlalu menikmati permainan hidupku saat itu. Aku kalut, a-aku mencintaimu. "

Air mata Taeyong menetes, lagi. Ia tidak bisa menahan rasa sedihnya saat mengetahui Jaehyun kini bisa membalas perasaannya. Jika ingin jujur, Taeyong-pun masih sangat mencintai Jaehyun. Namun, tidak ada kemungkinan besar mereka akan kembali karena Taeyong sudah memiliki Mingyu sebagai suaminya.

Taeyong mengulum bibir sebelum menghapus air matanya, menatap Jaehyun dengan sendu. "Terimakasih telah mencintaiku kembali saat kini aku tidak mencintaimu, Jaehyun. Bahagialah dengan pilihanmu. Aku tidak bisa bersanding kembali denganmu, t-terlalu sulit untuk menerima kembali orang yang telah membuatku menderita selama satu tahun. " Bohong! Taeyong berbohong jika ia mengatakan sudah tidak mencintai Jaehyun. Karena pada nyatanya, ia menginginkan Jaehyun.

Jaehyun menundukkan kepalanya. Ikut menangis dalam diam saat Taeyong kembali membuka memori nya dimana ia benar benar menyiksa Taeyong tanpa ampun. Membiarkan tubuh rapuh itu semakin rapuh, hingga akhirnya hancur. "Ibu bilang kepadaku, jika kau ingin kembali kepadaku maka aku harus berjuang. Dan jika kau tidak bisa, maka aku harus melepasmu." Menggantungkan kalimatnya, Jaehyun beranjak dan menatap Taeyong dengan matanya yang kini sudah merah menahan air mata. "Kau adalah sesuatu yang kini sangat sulit untuk ku gapai. Tapi aku tidak akan menyerah, Jeffrey adalah alasanku untuk tetap mencintaimu sesusah apapun itu. Bahkan, jika aku harus mengorbankan nyawaku, aku akan mengorbankannya untuk kalian, anugerahku. "

Melihat kepergian Jaehyun, membuat Taeyong sedikit terdiam. Bagaimana mata yang biasanya menatap penuh kebencian, kini bisa menangis karenanya.

-I Regret You-

Pagi ini Jaehyun berencana untuk melakukan beberapa gerakan olahraga di dekat kolam renang, sebelum menyadari adanya sepasang mata yang menatapnya dari atas balkon.

Wonwoo, lelaki dengan hidung lancip yang kemarin menawarkan bantuan namun Jaehyun tolak, saat ini sedang menatap kearahnya tanpa henti.

Berdecak sebal, akhirnya Jaehyun berlalu masuk kedalam dan menegak air hangat. Membiarkan keringatnya kering terlebih dahulu sebelum pergi untuk membersihkan diri.

Kepalanya menoleh kearah pintu saat mendengar bunyi bel. Mengintip dari jendela siapa pelaku yang memencet bel, dan ternyata itu adalah Wonwoo.

Dengan malas Jaehyun membuka pintu, menatap Wonwoo dengan kesal. "Ada apa? "

Wonwoo memasang senyumannya, "Boleh aku masuk? "

"Aku tidak membiarkan orang asing masuk kedalam rumahku" Hendak menutup pintu, namun terhenti karena Wonwoo menyebut nama anaknya.

"Jeffrey" Melihat reaksi Jaehyun yang terdiam menatapnya membuat Wonwoo mengulum bibir. "I know he's your son. I have something to tell you"

Mengangguk pelan, Jaehyun membuka sedikit pintu nya dan membiarkan Wonwoo masuk kedalam rumahnya. Menuntun Wonwoo untuk duduk di ruang tamu dan menyuguhkannya segelas air putih hangat.

"Apa yang ingin kau ceritakan? Aku tidak punya banyak waktu. "

Wonwoo menghela nafasnya pelan, ia memberanikan diri untuk menatap mata Jaehyun. "Aku sedang hamil, tiga bulan. "

Kening Jaehyun berkerut, apa masalahnya jika Wonwoo hamil? Toh, itu bukan perbuatannya. "Apa maksudmu sebenarnya datang menemuiku? "

"Mingyu, Kim Mingyu yang menghamiliku. Mungkin susah bagimu untuk mempercayai omongan orang asing sepertiku yang bahkan belum lama kenal denganmu. A-aku hanya ingin bercerita, tidak ada yang bisa mendengarku karena mereka menghindar. Menjauhiku karena merasa jijik. "

Jaehyun semakin dibuat bingung. Ia tidak mengerti mengapa Wonwoo bisa mempercayakannya untuk menceritakan cerita yang bahkan belum sama sekali ia ceritakan ke teman ataupun keluarganya.

"Kim Mingyu siapa yang sedang kau bicarakan? "

Perlahan air mata Wonwoo menetes, membuat Jaehyun dengan sigap menyiapkan beberapa lembar tisu. Ia hanya tidak ingin rumahnya diisi dengan isakan.

"Kim Mingyu, suami Lee Taeyong dan ayah tiri Lee Jeffrey. "

Jaehyun menggelengkan kepalanya kuat, ia beranjak dan memerintahkan Wonwoo untuk segera keluar dari rumahnya. "Aku tidak bisa mempercayaimu, kau mungkin mengarang cerita. Pergilah dan jangan pernah menemuiku lagi. "

Wonwoo perlahan keluar dari rumah Jaehyun, namun sebelum Jaehyun benar benar menutup pintunya, ia berkata "Aku dan kau ada di posisi yang sama, Jaehyun. Kau merelakan Taeyong dengan Mingyu karena menurutmu Taeyong bahagia dengan Mingyu, right? Dan aku merelakan Mingyu dengan Taeyong karena menurutnya ia lebih bahagia bersama Taeyong. Tapi, ketahuilah bahwa Mingyu sangat licik. Terimakasih atas bersedianya kau mendengar sepotong curahanku. "










ape nichh mingyu kenapa



I Regret You | JaeYong [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang