2. Semudah itukah?👑

3 0 0
                                    

Satu minggu berlalu, namun tidak ada tanda tanda Rey akan kembali. Indi menelungkupkan wajahnya di bantal, ia menunggu Rey untuk meminta maaf dan kembali untuk bersamanya. Sungguh, Indi dengan senang hati akan langsung menerima ajakan Rey.

"Masa iyaa Rey ninggalin gue? Salah gue apa cobaa?"

"Arghhh kesel"

Indi menjerit sambil menghentak hentakan kakinya menendang selimut yang awalnya dilipat rapi sekarang sudah jatuh mengenaskan di lantai.

"Apa gue coba chat aja gitu ya?"

Indi membuka handphonenya memeriksa aplikasi chat dan membuka room chat bersama Rey. Ternyata Rey sedang online, ini kesempatan Indi untuk menuntaskan rasa penasaranya.

Rey❤

Rey, apa kabar?
Read

Rey? Lagi sibuk kah?

                                                Apasi ndi

Rey kok gituu? Rey beneran mau ninggalin ndi? Setelah 2 tahun hubungan, Rey ninggalin ndi gitu aja?

                            Lebay deh lo tinggal nyari yang lain, apa susahnya?

Rey yang gampang bilang gitu, ndi sayang banget sama Rey. Jangan ninggalin ndi, kita perbaiki lagi sama sama yu Rey, kita coba lagi dari awal:')

             Udah ya Indi gue lagi sibuk!

Tapi Rey ndi masih sayanggg:(
Read

"Apa Rey bener bener bakal ninggalin gue? Huaaaa"
dan sesi menangis pun dimulai kembali.

                              👑

Di taman belakang rumahnya, Indi hanyut dalam untaian cerita dalam novel yang sedang dibacanya. Setelah berhari hari ia tidak mau keluar dari kamar selain untuk bersekolah dan makan, ia mulai beraktivitas dan menata kembali hidupnya yang telah dikacaukan oleh si brengsek Reygan.

"Duarrrr!!"

"Eh ayam! Ish apasi Len, pake acara ngagetin segala, bukanya Indi yang kaget malah guee" dengan mata yang semakin membulat, Imel melirik sinis Alen yang malah dibalas Alen dengan cengiran khasnya.

"Hai ndii sendirian ajaa, mau ditemenin sama Sari yang ayuu ga nih kiw kiw?" goda Sari dengan tangan yang terus mengipasi Indi yang masih sibuk membaca novelnya.

"Ayu dari hongkong, cewek bar-bar kek lu mana ada ayu ayunya" ejek Lia

"Apasi Liaa, lu dari dulu julid banget sih sama gue. Lo punya masalah apa hah? Kita kelarin disini ayoo" kesal Sari karena ia selalu menjadi bahan ejekan bagi Lia.

"Eh gue cumaa ngomong fakta yaa. Lo emang gaada ayu ayunya"

"Emang lo ayu? Lo juga bar-bar kali malah lebih lebih dari guee"

"Woy! itu mulut kagak..."

"Berisik!!"

Adu mulut antara Sari dan Lia langsung terhenti setelah Indi mengucapkan sepatah kata dengan nada yang pelan namun terkesan tajam.

"Sorry sorry ganggu yaa?" Indi hanya melirik Sari sekilas dan melanjutkan bacaan yang sempat terhenti.

"Udah tau ganggu malah nanya" sepertinya Lia memang mempunyai dendam kesumat pada Sari

"Apasi lo"

Indi berdiri dari duduknya ia berjalan ke arah tangga yang menuju ke kamarnya dilantai dua. Sebelum membuka pintu Indi melirik ke arah teman temanya yang sedang memperhatikanya dari jauh.

"Gue ganti baju dulu pengen ngemall, pusing gue, duit gaada yang ngabisin" ucap Indi dengan tampang datarnya sambil melengos masuk ke kamarnya.

Ketiga cewek rempong tadi langsung cengo setelah mendengar kalimat yang terkesan angkuh dari seorang Indi.

"Wahh kuy lah gass. Nahh gitu dong, ini baru namanya Indinyaa  kitaa huhuu ngemall kita guys" sorak mereka bertiga.

Di dalam kamar, Indi hanya bisa geleng geleng kepala menanggapi keabsurdan para teman temanya. Ia sudah menentukan pilihanya. Mulai sekarang ia akan melupakan seorang Reygan Jefri Nugraha.

                             👑

Di pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta pusat, kedatangan empat cewek rempong sempat menjadi pusat perhatian para pengunjung mall. Bukan, bukan karena wajahnya yang begitu cantik atau body yang sempurna seperti di cerita cerita novel, tapi karena tingkah mereka yang diluar nalar.

Keempat cewek tadi saling melontarkan candaan receh sampai sesekali membuat mereka tertawa terbahak bahak, padahal candaan yang mereka lontarkan tidak ada lucunya sama sekali. Sungguh receh sekali humor mereka berempat.

Ternyata tidak sampai disitu tingkah absurd mereka, mari kita perjelas satu persatu.

Seperti tingkah Alena yang selalu menggoda lelaki dengan keganjenanya menunjukan jari jempol dan telunjuk membentuk love kepada setiap lelaki yang dilaluinya. Sampai sampai membuat lelaki yang digoda Alen senyum baper karena digoda Alen yang cutee. Alena memang yang paling pendek diantara mereka berempat, tapi dia memiliki dua lesung pipi yang semakin menambah kecantikanya.

Sedangkan Sari dia heboh memborong belasan kipas yang sedang diskon kala itu. Sari memang sering disebut manusia kipas karena tiada hari tanpa membawa kipas. Kayanya dia gabisa hidup kalo gaada kipas.

Sedangkan Imel yang bermata bulat semakin membukatkan matanya kala melihat badut Mickey Mouse, kartun favoritnya. Ia langsung berteriak dan berlari memeluk si kartun tikus itu. Indi, Alen, Sari dan Aulia sampe menutup wajah mereka saking malunya mempunyai sahabat bocah semacam Imel.

Terakhir, Aulia si cewek bar bar. Di salah satu toko pakaian, dia dengan ketidakpedulianya mencoba pakaian dengan langsung mencobanya diluar, tidak menggantinya diruang ganti. Satu toko memandang aneh ke arah Aulia, tapi Aulia tidak memedulikan pandangan aneh para pengunjung. Katanya, dia terlalu males buat ganti di ruang ganti.

Sungguh, ajaib sekali ketiga sahabat Indi. Sepertinya hanya Indi yang masih waras disini.

Indi hanya menggelengkan kepalanya sambil sesekali tersenyum dan tertawa melihat keabsurdan 3 sahabatnya itu. Tidak salah ia mengajak sahabatnya jalan jalan ntuk menjernihkan piikiranya dari seorang Rey.

"Eh Indi Indii" Alen menggoyangkan tangan Indi yang sedang melahap ice cream chocolate kesukaanya.

Mereka sedang beristirahat setelah lelah belanja dan memutari mall.

"Apasi Len ah jadi tumpah ini kena bajuuuu" kesal Indi sambil membersihkan noda ice cream dibajunya dengan tisu.

"Sorry sorry, liat deh guys toko boneka yang diseberang, kok gue kaya liat Rey sama cewek ya" sambil menunjuk toko boneka yang lumayan besar.

Itu toko boneka yang dulu sering dikunjungi Indi bersama Rey.

"Ah masa sih, lo salah liat kali" ucap Sari

"Nggak. Suer, gue emang liat jelas itu Rey. Coba kita tunggu siapa tau bentar lagi keluar"

Indi menunggu dengan cemas seseorang yang akan keluar dari toko boneka yang disebutkan Alen.

Ia menunggu apakah apa yang Alen lihat benar benar Rey?
Kalau memang itu Rey, apa Rey sudah menemukan pengganti dirinya?
Semudah itukah?

Tbc.
Jangan lupa vote dan comment yaa🤗
Part ini persis bgt sama yang dulu saya alami hehe. Strong💪

FerlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang