“Aku ingin melepas posisiku sebagai kapten kapal ini.”
Semua kru tersentak dengan ucapan Edward, kapten mereka. Mereka nampak tak percaya. Pasalnya, Edward tidak pernah se-putus asa ini sebelumnya.
“Apa yang kau katakan, Kapt?”
“Ini jauh lebih baik, Ax. Daripada aku tetap menjadi kapten, semua tak kan berjalan baik-baik saja.”
“Semua akan baik-baik saja, Kapt. Percaya padaku.” Ax meyakinkan Edward, pasalnya ia tak mau kehilangan kapten seperti Edward.
“Apa yang dikatakan Ax itu benar. Percayalah jika semua akan baik-baik saja. Ada kita di sini yang siap mendukungmu, Kapt!” Daisy pun menyetujui perkataan Ax.
“Aku tak bisa menjadi seorang kapten lagi. Aku lemah, sangat tidak perkasa. Bahkan, untuk melindungi diriku saja tidak bisa, apalagi melindungi kalian.” Edward tampak putus asa.
“Jaga ucapanmu, Kapt!” Ax mulai tersulut emosi, “ah, maafkan aku. Aku terlalu tak rela untuk kehilangan kapten hebat sepertimu.”
Mereka semua frustasi. Keadaan sekarang benar-benar kacau dan tak terduga.
“Shit! Ini semua gara-gara Illu!” umpat Vale, “gara-gara dia kapten sampai ingin melepas posisinya.”
Semua kru terdiam. Mereka hanya mendengarkan umpatan Vale, karena memang yang dikatakan laki-laki itu ada benarnya, Illu adalah penyebab semua hal ini.
“Illu tak akan melakukan ini jika tak ada alasannya. Aku sangat mengenalnya dan aku yakin, pasti Illu melakukan ini karena ada sebuah alasan. Tak mungkin ia yang dulunya menjadi anak buah kapten tiba-tiba melakukan hal seperti ini.” Calvin berusaha membela Illu. Karena ... yah, Calvin adalah seseorang yang paling dekat dengan Illu.
Vale tersenyum sinis. “Kau jangan berusaha membela Illu! Apapun alasannya, dia sudah menghancurkan kita semua dan sudah membuat kapten ingin melepas posisinya.”
“Aku bukan berusaha membela Illu. Aku tau dia salah, tapi aku yakin ada penyebab mengapa Illu melakukan ini.”
“Ah, atau kau juga ikut ambil bagian dari aksi ini, Cal.vin.Ca.le?”
Calvin membelalakkan mata tak percaya. “JAGA UCAPANMU, VALE!”
“Santai, Calvin. Semakin kau melewati batas, maka semakin memperlihatkan jika kau juga termasuk bagian dari mereka.” Vale menepuk pelan bahu Calvin.
“Kau jangan menuduhku sembarangan, Vale!” Calvin menaikkan nada bicaranya.
“Apa salahku? Bisa saja, kan, kau juga turut ambil peran? Secara, kan, Illu paling dekat denganmu.” Vale menyunggingkan senyum remehnya, “ah, bisa saja kau sama seperti dia. Seorang pengkhianat!”
“Aku memang paling dekat dengan Illu. Tapi, aku tak seperti yang kau tuduh. Aku bukan seorang pengkhianat.” Terlihat Calvin yang menekan tiap kalimatnya. Ia sudah terlalu lelah dituding seperti itu.
“Siapa yang tahu hati seseorang? Tak ada, ‘kan? Bisa saja di sini kau berbicara seperti itu, lalu tiba-tiba menusuk kami dari belakang. Cih! Menjijikkan!”
“Kau—“
“Mau membela dirimu seperti apa lagi Calvin?”
Calvin geram dengan sikap Vale yang tidak mempercayainya.” DIAMLAH, VALE!”
“Cih. Mau mengelak apa lagi kau, Calvin?”
“Aku memang tak melakukannya, Vale!”
Vale tersenyum sinis. "Kalau ada maling yang mengaku, penjara akan penuh dalam hitungan menit."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Odyssey [End]
FantasySiapa yang tidak mengenal laut? Bentang alam terluas, terdalam, dan tergelap yang menyimpan banyak rahasia. Hanya sebagian kecil yang mencoba, dan sebagian kecil itu jarang bisa kembali. Dari sebagian kecil itu, salah satunya Axton, pemuda yang taku...