Chapter 3

44 17 105
                                    

Setelah pulang sekolah,  Yoongi berbaring terlentang diatas tempat tidurnya. Sekolah membuatnya lelah, bukan karena pelajarannya melainkan karena para penggemarnya. Yoongi tentu saja bersyukur dan berterima kasih kepada penggemarnya, namum ia juga tidak bisa berbohong bahwa ia kelelahan menghadapi penggemar yang terus mengerumuninya.

Yoongi pun menutup matanya sembari mengistirahatkan tubuh nya yang terasa lelah itu. Tapi entah apa yang sedang Yoongi pikirkan tiba-tiba bayangan gadis itu muncul di dalam benaknya – gadis yang tadi dia lihat di atap sekolah.

Yoongi pun menegakkan badannya dan menarik napasnya perlahan. Ada hal aneh yang Yoongi rasakan saat pertama kali melihat gadis itu. Yoongi merasa pernah bertemu dengan orang itu, tapi Yoongi menyangkalnya. Menurutnya,  itu  sangat tidak mungkin.

Tapi beberapa menit kemudian, kepalanya tiba-tiba memutar bayangan dua anak kecil yang sedang bermain dengan sangat gembira, Yoongi tidak tahu siapa mereka karena sesaat kemudian semuanya menghilang dan hanya menyisahkan rasa sakit di kepalanya.

“Yoongi apa kau tidak apa-apa?” tanya mannajer Bang yang datang menghampirinya.

“Tidak apa-apa. Aku hanya sedikit pusing.”

“Minum dulu.”  Manajer Bang membukakan tutup botol air mineral yang di bawanya dan Yoongi pun meminumnya membuatnya sedikit lebih tenang.

“Manajer Bang, apakah kau tahu siapa Sunny?” tanya Yoongi tiba-tiba. Yoongi juga tidak tahu, kenapa nama itu tiba-tiba muncul di kepalanya.

“Sunny? Sunny siapa? Apakah Han Sunny yang model itu atau Kwon Sunny aktris terkenal itu? Kenapa kau menanyakan mereka?”

“Bukan, bukan mereka, hanya..... sudahlah lupakan saja!!” Yoongi memutuskan untuk tidak memperpanjang hal tersebut. Lagipula, mungkin itu tidak penting.

📚📚📚

Hari berikutnya, Yoongi berangkat sekolah dan dia datang pagi-pagi sekali. Semua itu Yoongi lakukan agar kejadian kemarin tidak terulang lagi. Yoongi tidak ingin di kerumuni para siswa dan memancing kehebohan di Dream High School itu.

Tujuannya pun berhasil. Di jam awal-awal seperti ini keadaan di sekolah sangat tenang. Hanya ada segelintir murid kerajinan yang sudah datang dan tidak memperdulikan kehadirannya.

Yoongi pun berniat masuk ke dalam kelasnya, untuk menyimpan tas dan setelah itu dia akan pergi ke rooftop sekolah. Ia bermaksud tidur disana, hingga bel masuk berbunyi.

Tapi langkah Yoongi terhenti di pintu masuk kelas, ketika dia melihat satu orang yang sudah ada di kelas itu, ya..... gadis itu lagi.

“Apa yang dilakukannya hingga dia datang pagi-pagi sekali seperti ini?” monolog Yoongi.

Yoongi terdiam didekat pintu dan hanya memperhatikan gadis itu  yang tengah membersihkan kelas – dengan posisi membelakanginya. Lalu ketika memperhatikannya,  lagi-lagi Yoongi merasa gadis itu tidak asing baginya. Tapi Yoongi pun lagi-lagi menyangkalnya.

Detik demi detik terus mengalir dan Yoongi masih memperhatikan gadis itu.  kini gadis itu sedang membersikan jendela kelas dan memancing Yoongi untuk terseyum kecil ketika melihatnya. 

Tinggi kaca jendela dengan tinggi gadis itu tidak setara, sehingga gadis itu harus melompat untuk membersihkan bagian kaca jendela yang tinggi.

Tidak tahan melihatnya yang tampak kesulitan, Yoongi pun mengambil pembersih kaca lain. Lalu ia menghampiri gadis itu sambil tersenyum geli.

School Story : You and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang