3 : Crazy Enemy

43.8K 738 17
                                    

"Aarrgghhh!!!" Naura meremas rambutnya. Merasa kesal karena lagi-lagi mendapatkan pesan dari Keral-si setan berwujud manusia itu kembali mengganggunya.

5 menit.

Biarlah. Anggap saja Naura tak membaca pesannya.

3 menit.

Naura tak melihat. Sungguh, Naura tak melihat.

2 menit.

Bodo amat! Naura tak peduli.

1 menit.

Lo nggak datang, gue pastikan hutang bokap lo bertambah dua kali lipat.

"Anjing!" Dengan cepat Naura bergegas menghampiri Keral. Tak memperdulikan lagi makan siangnya, Naura terus saja berlari menuju ruang kerja Keral di lantai teratas.

Sialan. Keparat. Bajingan. Naura merasa hidupnya tak lebih dari sekadar boneka mainan yang Keral butuhkan. Dan jika sudah tidak berguna, dengan gampangnya lelaki itu membuangnya.

30 puluh detik.

Pesan lelaki itu kembali masuk. Naura mengumpat, bahkan dia sudah menjinjing sepatu heels-nya dan tak memperdulikan lagi akan bisik-bisik karyawan yang terus memperhatikannya. Karena yang terpenting bagi Naura adalah dia sampai tepat waktu.

Dan ketika sudah sampai di pintu kebesaran Keral, Naura melirik jamnya. Masih ada waktu lima detik. Dengan napas yang masih ngos-ngosan, Naura membenarkan penampilannya dan memasang kembali sepatu heels yang dilepasnya tadi.

Beruntung Naura masih punya otak. Jika tidak, mungkin sepatu ini sudah bersemat di kepala Keral karena ancaman tadi.

Tanpa mengetok pintu, langsung saja Naura masuk. Dan ya ... drama harus kembali Naura mainkan.

"Pacar gue itu singa. Lo duduk di atas gue gini, bisa-bisa lo keluar nanti tinggal nama."

Itu suara Keral. Naura yang melihat pemandangan di depannya pun berdecak dalam hati. Halah, padahal si setan itu suka dengan posisi seperti itu. Sok-sok munafik.

Lantas melihat Naura yang sudah ada dihadapannya, Keral menaikkan sebelah alisnya, memberi instruksi. Namun, Naura tak menanggapi.

"Pacar gue udah datang. Sebaiknya lo cepetan pergi."

Dan perempuan yang Naura tak tahu namanya itu mengedarkan pandangan, melihat Naura dari atas hingga ke bawah seperti menilai.

"Kamu yakin ini pacar kamu. Bukan pembantu kamu?"

What the fuck! Naura membulatkan mata, meradang mendengarnya. Setengah geram, Naura menggertakkan gigi. Muka, dada, bokong, jelas lebih berisi dirinya.

Lama-lama Naura jadi heran. Mengapa setiap perempuan yang terlibat dengan Keral ini tidak ada yang lebih cantik dibandingkan dirinya. Membuat Naura mengutuk saja.

Mendapatkan kembali instruksi dari Keral, mau tak mau Naura mengikuti. Lalu mendekati lelaki itu dengan langkah ogah-ogahan.

Tahan, Naura. Tahan. Stok sabar masih ada bukan?

Karena posisi Keral yang tak bisa bergerak lantaran perempuan mainan itu belum mau beranjak, akhirnya Naura membungkukkan sedikit badannya supaya sejajar.

Tangan Keral mulai menjelajah wajah Naura. "Jidat, alis, hidung, mata, semua masuk ke dalam kriteria gue."

Lalu, beralih ke pipi Naura. Mencubitnya penuh geram, sampai-sampai membuat kepala Naura terhenyak ke sana-sini. "Terus bagian chubby ini yang buat gue gemas."

Secret Story!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang