32. Twins.

39.9K 4.4K 723
                                    

HAPPY READING!!!

Sepasang kelopak mata itu perlahan terbuka menyesuaikan cahaya ke Indra pengelihatan nya. Hal yang pertama kali ia lihat adalah siluet seorang pria tengah memandang nya dengan raut khawatir.

Dengan tertatih ia menyandarkan tubuh nya di kepala ranjang, "Minumlah". Carrie tersenyum tipis kemudian membuka mulut saat Azreal menyodorkan segelas air mineral.

"Terima kasih."

"Hm. Apa kau baik-baik saja?, Wajah mu sangat pucat" tutur Azreal membelai pipi istrinya khawatir.

Tangan Carrie menangkup wajahnya sendiri, memang tubuhnya saat ini sangat lemas di tambah kening nya berdenyut sakit. "Sepertinya tubuh ku kurang sehat" jawab Carrie sayu.

"Astaga, mengapa kau bisa sakit sayang. Istirahat lah, aku akan mengambil obat" seru pria itu kemudian beranjak pergi.

Manik Carrie menatap tubuh Azreal yang hilang di telan pintu kamar, entah mengapa hari ini sikap pria itu sedikit berubah. Perhatian, sikap, juga tutur kata Azreal sangat baik dan manis, belum lagi Azreal lebih sering memanggilnya sayang, tidak seperti hari-hari biasanya. Wanita mana yang tidak senang di perlakukan seperti itu, tetapi perasaan Carrie selalu berbisik ada apa dengan sikap suaminya hari ini?.

Tak berselang lama Azreal kembali dengan sebuah nampan berisi segelas air,  semangkuk cream soup juga sebotol obat penghilang rasa nyeri.

Pria itu mengambil duduk di samping ranjang, "Sebelum meminum obat kau harus makan terlebih dahulu" ucap nya menyodorkan sesendok cream soup hangat.

Mulut Carrie terbuka menerima satu suapan, manik nya menatap wajah tampan Azreal. Ia mengecap setiap rasa dalam cream soup itu, "Sejak kapan kau bisa memasak?" Pertanyaan itu terlontar sesaat setelah ia menelan makanannya, seingat Carrie ia belum memasukkan bumbu apapun ke dalam cream soup buatannya.

"Apa enak? Aku hanya menuangkan beberapa bumbu yang telah kau persiapkan di atas meja" jawab Azreal tenang.

Carrie mengangguk pelan, ia menggeleng ketika Azreal kembali menyodorkan sesendok cream soup ke depan mulut nya. "Buka mulut." Lagi-lagi wanita itu menggeleng bahkan menutup mulut dengan kedua tangannya.

Azreal berdecak ia menaruh mangkuk itu di atas nakas kemudian menyodorkan segelas air putih juga satu butir obat, "Jika kau tak meminumnya, aku akan kecewa" peringat pria itu menatap datar istrinya.

"A-azreal, sebelum aku tak sadarkan diri. Kau mengatakan akan merebut ku darinya?. Maksud mu, kau akan merebut aku dari siapa?" Tanya Carrie pelan. Sedari tadi ia sudah memikirkan hal itu dan baru sekarang Carrie berani menanyakan nya.

Sebenarnya ada banyak perkataan Azreal yang ingin ia tanyakan, tetapi melihat raut wajah pria itu sepertinya Azreal tak menyukai topik pembicaraan mereka. "Minum obatnya Carrie." Tekan Azreal mengindahkan pertanyaan Carrie.

Dengan ragu Carrie memasukkan obat itu ke dalam mulutnya, ia meringis kala rasa nya sangat pahit. Manik nya menatap Azreal penuh, berharap pria itu mengucapkan kata yang dapat membuat semua pertanyaannya hilang, "Aku ingin istirahat" gumam Carrie lirih membuang pandangan ketika Azreal tetap diam.

Salah satu sudut bibir Azreal menyungging samar, "Memang sebaiknya kau istirahat" tambah pria itu mengecup pelipis Carrie sambil mengusap surai istrinya.

Namun, belum sempat Azreal beranjak. Tubuhnya di seret hingga terbanting di lantai keras juga dingin.

BRAK!

BUGH.

BUGH.

Tubuh Carrie refleks terduduk di atas ranjang mendengar hantaman keras itu, manik nya membola dengan tangan menutup mulutnya sendiri tak percaya dengan apa yang ia lihat. Desiran aneh langsung terasa di tubuh wanita itu, rasanya seluruh Indra dalam tubuh Carrie mati rasa.

The NECROMANCERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang