🏨 Bagian lima

30 3 0
                                    

Irene memperhatikan Jungwoo yang hanya mengaduk-ngaduk makanannya, seperti tidak nafsu makan. Padahal biasanya anak bungsunya itu paling semangat jika sudah waktunya makan.

"Kamu kenapa, Woo?" tanya Irene.

Jungwoo tak menjawab. Sepertinya dia sedang berada di alam lain.

"Jungwoo?" tegur Suho.

Jungwoo mengerjapkan matanya tersadar. "Iya?"

"Kamu kenapa ngelamun aja? dihabisin dong makanannya, sebentar lagi Doyong kayanya sampai, dia bawain Martabak telor kesukaan kamu," kata Irene lembut.

"Loh? kok gak bilang dulu?" tanya Jungwoo heran.

Biasanya Doyoung selalu mengabari Jungwoo jika akan pulang, bertanya ingin dibawakan apa kepada adiknya yang sangat hobi makan tapi tidak gendut-gendut itu.

"Katanya dia udah hubungin kamu tadi, tapi gak diangkat. Kamu lagi banyak kerjaaan?" tanya Irene.

"Enggak, lagi banyak pikiran aja," jawab Jungwoo jujur.

Dia memang sedang banyak pikiran. Memikirkan mengapa Nataya tiba-tiba marah padanya. Jungwoo mendengar Nataya mengatakan tentang tunangan dan itu membuatnya sedikit takut.

Apa Taya tau ya soal pertunangan gue sama Gadis? pikir Jungwoo.

Jungwoo menatap Irene lama membuat Irene balas menatapnya bingung. "Kenapa kamu liatin mama kaya gitu?" tanya Irene.

Jungwoo menarik napas kemudian memberanikan diri bertanya, "Apa tadi mama datang ke hotel tanpa sepengetahuan aku?"

Irene mengangguk mengiyakan. "Memangnya kenapa, Woo?"

"Bareng siapa? Gadis?" tanya Jungwoo.

Irene menganggukka kepalanya lagi. "Kenapa?" tanya Irene.

Mendengar itu Jungwoo langsung mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Kenapa mama mampir bareng Gadis?!"

"Loh memangnya kenapa? Gadis kan tunangan kamu?" tanya Irene mengerutkan dahinya heran.

"Ma, Jungwoo gak mau jadi cowok jahat."

Irene menghampiri Jungwoo, mengusap bahunya pelan. "Kenapa? kamu lagi ada masalah sama Gadis?"

"Gak gitu, Ma." Jungwoo menundukkan kepalanya.

"Terus kenapa? kenapa kamu gak bolehin Mama ke sana sama Gadis?" tanya Irene.

Jungwoo mengangkat kepalanya, matanya berbinar tetapi ada kesedihan di sana. "Nataya kembali," jawabnya.

Irene terdiam menatap Jungwoo terkejut. Setelah bertahun-tahun perempuan itu menghilang sekarang dia kembali?

"Lalu kenapa kalau dia kembali? kamu masih mau sama dia? masih cinta sama dia?" tanya Irene bertubi-tubi.

Dia tidak membenci Nataya, tapi dia tidak suka dengan kehadiran Nataya yang tiba-tiba disaat Jungwoo dan Gadis baru saja bertunangan.

Menghilangnya Nataya selama ini jelas sangat mempengaruhi Jungwoo. Seperti seseorang yang tidak semangat hidup, dia selalu menolak siapapun perempuan yang Irene coba kenalkan kepadanya.

Sampai dia akhirnya menerima Gadis karena Irene menangis di hadapannya. Dia memohon kepada Jungwoo untuk mencoba membuka hatinya dan Jungwoo pun menurutinya.

Irene tidak bisa melihat Jungwoo kehilangan jati dirinya sendiri selama itu. Walaupun Irena tahu Jungwoo terpaksa.

Dia tidak ingin Nataya kembali menyakiti Jungwoo. Meskipun dia tahu sekarang Jungwoo adalah seorang lelaki dewasa, tetapi hatinya sangat lembut.

"Kenapa dia kembali?" tanya Irene.

"Dia gak kembali buat Jungwoo, ternyata dia kerja di N City selama ini."

Irene menutup mulutnya terkejut. Dia tidak percaya, bagaimana mungkin seseorang yang mereka cari-cari selama ini ternyata berada di dekatnya?

"Jungwoo harus bicarain ini sama Bang Doy nanti," sambung Jungwoo.

Jungwoo yakin, Doyoung tidak mungkin tidak tahu jika Nataya bekerja di tempat yang sama dengannya selama ini. Doyoung pasti menyembunyikan sesuatu darinya.

Irene menatap Jungwoo lekat. "Mama harap kembalinya Nataya gak membuat kamu melupakan Gadis."

"Maaf Ma, Jungwoo gak yakin."

•• Mr. Ex ••

A/N

Hallooooo guys!

Jangan lupa vote dan commentnyaa^^

BONUS

BONUS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mr. Ex | JUNGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang