Not Same

19 3 0
                                    

2 bulan...

Sudah 2 bulan keluarga Minhyuk hidup tanpa sosok Minah lagi, sekarnag hanya ada mereka berempat, Minhyuk dan ketiga anaknya.

Minhyuk sadar mau bagaimana pun ia tidak bisa terus berlarut dalam kesedihan akan kepergian sang istri, karna itu akan membuta sang iatri tak tenang telah meninggalkan mereka.

Walau harus diakui semua tak lagi sana, mungkun tak akan pernah sama lagi dengan kehidupan mereka sebelum lengkap dulu.

Memang sebelumnya Minah sudah jarang pulang, namun walau seperti itu Minah akan selalu menyemaptkan diri untuk pulang dan menghabiskan waktu dengan anak-anak dan suaminya, sesibuk apapun Minah ia pasti akan meluangkan waktu dan berposisi layaknya ibu pada umumnya, sehingga ketiga anak nya tak pernah kehilangan sosok ibu dari Minah.

Namun sekarang mereka benar-benar kehilangan, ibu mereka tak akan pernah kembali lagi tak akan pernah menemui mereka lagi tak akan pernah bisa mereka peluk lagi.

Meskipun begitu mereka sedikit demi sedikit mulai menerima jika ibu mereka sudah benar-benar pergi dan sudah tenang di lain tempat.

Namun diantara mereka berempat Minhee lah yang paling terpukul, dan bahkan hingga saat ini diam-diam ia akan selalu menangis di dalam kamar gelapnya dengan memeluk foto juga baju sang ibu dengan erat.

Minhee memang sangatlah dekat dengan sang ibu, ia sangat bergantung pada ibunya itu, jadi saat ibunya dikabarkan meninggal ia seolah olah kehilangan pegangannya dan kebingungan sendiri.
Namun hidup tetaplah berjalan dengan atau tanpa Minah, orang diluar sana tak akan mau peduli dengan keadaan mereka yang mereka tau hidup tetap berjalan.

Seperti pagi ini, Minhyuk sudah sibuk berkutat dengan segala alat masaknya didapur, dia memang sering melakukan ini bahkan sebelum Minah pergi karna pekerjaan nya yang seorang penulis membuatnya sedikit fleksibel dan selalu bekerja dari rumah.

Minhyuk terlihat serius membolak balik nasi horeng yang dibuatnya itu, seseklai mencoba rasanya jika ada yang kurang, hingga tak lama Woobin datang lengkap dengan baju rapi juga ranselnya.

Minhyuk mendongak dan tersenyum "adik dan kakak mu sudah bangun?" Woobin menggeleng seraya meraih gelas di lemari atas.

"Jungmo bilang ia hanya ada kelas sore nanti ayah, kalo Minhee sudah bangun kok sedang mandi dia, ada yang bisa ku bantu?" Minhyuk mengangguk "ambilkan mangkuk untuk nasi goreng ini, kamu bisa kan memindahkan nya ayah mau kekamar sebentar mengecek sesuatu" Woobin mengangguk dan mengambil alih pekerjaan ayahnya.

Minhee sendiri sudah selesai mandi dan sekarang sedang sibuk mencari dasi nya yang entah ada dimana saat ini, dulu sewaktu ibunya masih ada beliau pasti selalu menyiapkan nya di meja belajar Minhee sebelum berangkat kerja dan selalu mengingatkan nya jika sudah dikantornya untuk meletakkan nya dimeja lagi, sekarang? Entahlah Minhee terlalu ceroboh.

Akhirnya Minhee mendudukan dirinya di samping lemarinya, tka sadar air matanya mengalir dipipinya.

"Minhee rindu Ibu, Minhee gak bisa tanpa Ibu hiks..." lirih anak itu dengan mengusap air matanga, tangannya meraih ponselnya dan melihat room chat nya bersama sang ibu teeakhir kalinya.

"dasi Minhee ada di tumpukan baju nak..."

Minhee terkesiap saat mendengar suara lembut dan pelan seperti berbisik ditelinganya, Minhee berdiri dan mengikuti ucapan yang ia dengar dan benar saja ia menemukan dasi hitam yang sedari tadi dicarinya.

Minhee mengusap air matanya dan tersenyum lebar lalu mendongak "terimakasih Ibu, Minhee sayang ibu" anak itupun dengan segera bersiap dan nemakai dasinya dan menyusul ayah dan kakak nya dilantai bawah.

Sesampainya dilantai bawah, Minhee hanya mebemukan Woobin yang duduk dengan tenang seraya memakan roti bakar juga segelas susunya.

"pagi kak Woobin"sapa Minhee ceria membuat Woobin seketika tertegun karna dapat melihat senyum cerah sanga adik lagi sejak dua bulan lalu.

Woobin terkesiap dan tersadar lalu segera tersenyum dan membalas sapaan sang adik "pagi Minhee..." Minhee tersenyum lalu segera duduk di kursinya dan menyendokkan nasi goreng kepiringnya.

Minhyuk yang sedari tadi sudah ada disana pun tersenyum melihat senyum sang anak lagi, ia segera melangkah dan bergabung bersama kedua anaknya itu.

Mereka sarapan dengan santai seperti biasa namun kali ini diiringi celetukan ringan dari Minhee yang sangat Minhyuk dan Woobin selalu rindukan, Minhee mereka kembali.

"ayo ayah antar kalian hari ini" tawar Minhyuk yang tentu saja diangguki keduanya dengan semangat "yasudah ayo berangkat" .

Minhyuk pun segera mengantar kedua anaknya itu, pertama ia mengantar Minhee dahulu karna memang sekolah anak bungsunya itu yang terdekat.

"terimakasih ayah...Minhee masuk ya" Minhyuk mengangguk "nanti dijemput kak Jungmo atau enggak pulang sama Taeyoung dan om Cangkyun ya" Minhee mengangguk lalu segera masuk kedalam area sekolahnya lalu sekarang mengantar Woobin.

"aku senang Minhee sudah mulai bisa meberima semua nya yah..." celetuk Woobin tiba-tiba membuat Minhyuk menoleh dan tersenyum "tentu saja, hidup memang harus seperti itu namun itu bukan berarti kita melupakan ibu namun kita mencoba untuk mengikhlaskanbnya agar ibu tenang disana" ucap Minhyuk.

"ayah tau ini semua memang tidak mudah bahkan untuk ayah sendiri dan tak akan pernah bisa seperti dulu, namun kita pasti bisa karna ibu akan selalu ada bersama kita ia akan selalu hidup bersama dengan kita dalam hati kita" lanjutnya membuat Woobin tersenyum dan mengangguk.

"nah sudah sampai...kamu sampai sore atau sampau siang aja?" tanya Minhyuk "aku nanti pulang sama Junkyu yah, aku pulang agak lambat ya soalnya nanti kami mau survei tempat untuk projek lapangan kami" Minhyuk mengangguk "yasudah kamu hati-hati kalau kemalam telpin ayah saja biar ayah yang jemput kalian" Woobin mengangguk lalu segera pamit pada ayahnya.

Mimhyyk menatap punggung Woobin yang semakin mengecil dari penglihatan nya dan tersenyum lalu mendongak.

"aku tau memang sulit, tapi kami akan berusaha terus Minah, kau tenang saja disana" monolog Minhyuk lalu memutuskan untuk segera pulang kerumahnya.

Tanpa Minhyuk sadari, ada sosok yang terus memperhatikan nya dari balik pohon besar dekat fakultas Woobin, sosok itu tersenyum aneh ke arah mobil Minhyuk dan dalam sekejap mata ia sudah hilang dari sana saat ada asao gelap menelannya.



TBC




It FollowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang