Happy reading 😉
Seoul, Korea Selatan.
Kepala Pimpinan berjalan dengan cepat tidak seperti biasanya.
Dengan segera ia memasuki ruangan nya dan menekan bel tanda darurat yang bearti seluruh kariawan dan Staf harus berkumpul.
Aku dari tadi hanya mengikutinya saja sudah kepalang.
Seluruh Staf dan Kariawan berkumpul di ruangan rapat khusus tahunan. Biasanya ruangan yang di pakai hanya satu tahun sekali, kini di pakai sebelum waktunya.
"Baik, saya akan memulai rapat besar hari ini. Sebelum nya saya mohon maaf ini terlalu mendadak" Suara anggun Pimpinan hingga memecahkan kehingan.
Memang, suasana disini sangat senyap dan kulihat semua nya terlihat terkenan.
"Saham perusaan kita turun drastis terumata pada bidang perhotelan dan makaman, ini adalah aset utama perusahaan kita. Dan ini terjadi sangat mendadak, saya fikir kalian bekerja dengan baik. Kita akan menyelesaikan semua nya. Jangan khawatir, percaya pada diri sendiri dan saya juga percaya pada kalian semua." Semua orang di dalam ruangan seketika menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Tidak bisa di pungkiri memang sosok Pimpinan Lee ini sangat bijak sana dan dermawan.
"Saya memberi kesempatan buat kalian berbicara, silahkan berdiri" Ucapanya lagi.
Setelah beberapa detik salah satu dari mereka lebih tepatnya sahabat kecil pimpinan bediri.
"Hallo, selamat pagi semua, saya Park Yong Chul dari aset perhotelan. Perhotelan di perusahaan kita turun drastis dan pembukaan cabang di Dubai di batalkan karena saham kita menurun dratis. Saya tidak tahu persis apa yang terjadi tapi saya yakin karena kurang nya di siplin kariawan sehingga membuat pelanggan kita tidak puas atau bahkan ada yang menilai deretan hotel terendah atas ketidak nyamanan ini." Ucapnya dengan penuh percaya diri.
Entalah... Tapi aku sendiri tidak setuju dengan pendapat nya. Kulihat seluruhnya tengah berbisik-bisik membuatku semakin pusing.
Brukkk...
Pimpinan yang tiba-tiba bediri dan membanting meja dengan sangat keras hingga membuat kaget se isi ruangan.
"Maksudmu ini salah Kariawan? Kita sejauh ini sudah bekerja sama dengan baik, ini terjadi secara tiba-tiba dan saya yakin ada dalang di balik semua ini. Silahkan kembali ke tempat anda!" Suaranya meningkat beberapa oktav.
"Baiklah, kita harus menerima semua ini apa yang terjadi, yang terpenting adalah kita harus semangat dan memperbaiki semuanya! Mengerti! Jika sudah saya akan memberikan tugas masing-masing. Untuk aset Perhotelan saya minta telpon segera kedutaan Dubai, kita harus mengetahui alasan dibalik semua ini."
"Baik pimpinan" serentak seisi ruangan.
"Rapat kali ini saya sudahi. Bekerjalah lebih keras".
Setelah suasana yang yang memakan banyak waktu ini ku hembuskan nafas di langit-langit kantor. Dan kembali menatap pimpinan yang kulihat ia masi berdiri kokoh sembari memandangi pemandangan luar yang snagat indah dari ketinggian.
Seperti nya sangat banyak masalah yang harus di emban di bahunya. Saya harus bisa membantunya, tentu saja itu sudah kewajiban ku.
"Pak pimpinan apakah anda mau secangkir Teh untuk menenangkan" Tawaranku.
"Baiklah" balasnya.
Saya segera membuatkan Teh hijau Favoritnya. Setidaknya ini sedikit menenangkannya.
Benar, pimpinan itu tidak menyukai coffe. Walau di kata dia lelaki macow, tapi dia tidak akan minum banyak kafein.
Sangat teliti jika tentang kesehatan. Itu yang membuatku sangat kagum padanya. Bukankah begitu, di selah-selah kesibukan nya dia selalu menjaga pola makanya dan tidak lupa untuk ber olahraga.
Aku mengantarkan Teh yang ku buat. Dan ku lihat dia Masi berdiri tanpa bergeser sedikit pun.
"Ini pak Teh nya." Suara ku seraya meletahkan Teh di atas mejanya.
Pimpinan itu melihatku dan berjalan menuju meja nya. Dengan segera meminum Teh dan menarik nafasnya.
"Terimakasih ini lebih baik. Kamu tidak usa khawatir saya sudah terbiasa dengan ini. Saya sudah mengirim mata-mata di Dubai untuk menelusuri semua di balik ini." Tegasnya.
"Baiklah pak, jika Bapak menginginkan bantuan saya, hubungi saja. Saya siap" balasku.
"Terimakasih" Suaranya dengan sedikit senyuman tipis di bibir manisnya.
Aku segera berjalan menuju pintu keluar tapi pimpinan itu tiba-tiba memanggilku sehingga membuatku terkejut dan hampir saja terjungkal. Sialan!
Dia mendekat dan mencium bibirku kemudian turun ke leher dan tanganya yang besar itu meremas payudara ku. Sehingga membuatku sedikit mendesah.
Teringat ini Kantor, dengan segera aku melepaskannya. Pimpianan itu tersenyum dan berkata.
"Saya membutuhkan bantuan mu, datanglah ke apartemen saya nanti malam."
Next...
Saya tau anda mengerti bagaimana menghargai author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Seksi
RomanceCinta, Gairah, Hasrat yang menyatu dengan sendirinya. Mmmpphhh.. Aaahh.. Sssshh.. Aaaaahh.. Enak sayang... Warning 18+