Heather: Keep it a secret

45 7 1
                                    


             Hari ini adalah hari yang sibuk untuk Ellena. Dia harus mengurus beberapa laporan tugasnya yang harus segera di serahkan, sedangkan dirinya sendiri juga di sibukkan dengan kerja part time nya.

Jika ditanya lelah atau tidak? Jawabannya pasti lelah, tapi dia juga tidak punya pilihan lain.

Mau hanya bergantung hidup, tapi kepada siapa? Orang tuanya sudah meninggal dua tahun yang lalu, dia juga tinggal se apartment dengan Yoongi.

Meskipun Yoongi tidak memintanya untuk membayar uang sewa apartment, tapi sebagai roommate dan juga sahabat Yoongi. Ellena tidak mau menyusahkan sahabatnya itu.

"El, nanti malam aku ada acara party pool di Busan. Kamu mau ikut? " Tanya Yoongi, melepas jaketnya dan melemparnya asal ke sofa.

Ellena belum menanggapi pertanyaan sahabatnya itu, dia masih sibuk memandangi laptopnya dengan jari yang terus mengetik.

Sungguh, Yoongi muak sekali melihat pemandangan itu.

Laptop, buku, tumpukan kertas dan bekerja.

"Apa kehidupanmu hanya melulu tentang hal itu, El? " Tanya Yoongi, kini dengan nada bicara yang terdengar tidak suka.

Ellena menghentikan kegiatan nya, menutup laptopnya dan memandang wajah Yoongi.

"Lalu kehidupanku harus tentang apa lagi, Gi? "

"Keluarlah dari perpustakaan sekali-kali atau biarkan dirimu istirahat dari tumpukan buku sialan itu, berhenti bekerja sehari saja. Berpesta, mencari masalah, berkencan—"

"If I were you, I would definitely do it. But, aku bukan kamu Gi. Kalau aku gak belajar dengan baik dan kerja dengan rajin, aku mau makan dan membiayai kuliahku darimana? " Jawab Ellena.

Sebenarnya, ini adalah kali pertama dirinya berani menjawab apa yang Yoongi katakan.

"Kamu tidak perlu mempermasalahkan itu, El. Ada aku, kan? " Yoongi menangkup pipi Ellena, "I am here, tidak perlu khawatir tentang hal itu. Aku selalu disini untukmu, selalu ada untukmu."

Ellena terdiam.

Jantungnya berdegup kencang, ingin lepas kendali dari tempatnya berada.

Jika bisa dan jika mampu, dia ingin mengungkapkan perasaan sekarang juga. Sungguh, ini adalah perasaannya yang paling menyakitkan.

Detak jantung yang tak terkendali, sentuhan tangan Yoongi yang berada di kedua pipinya dan bibirnya yang serasa ingin berteriak mengungkapkan semua yang mata dan hati rasakan.

Tapi ego di kepala selalu saja menahannya.

"Can I believe what you just said, Gi? "

Yoongi mengangguk, "Yes, you can trust me. Kamu sahabat ku yang ada di saat aku terluka dan terpuruk, maka dari itu aku juga akan berada di saat kamu terluka dan terpuruk. We are best friends"

Mendengar apa yang Yoongi katakan, Ellena meremas ujung kaosnya kuat-kuat.

Itu menyakitkan.

Dia masih terus berharap, Yoongi tidak akan pernah lagi mengatakan kalau mereka adalah sahabat terbaik. Karena yang Ellena harapkan sekarang adalah ucapan yang lebih dari seorang sahabat.

"So, bolehkan aku balik belajar lagi? "

"Aku temenin? "

"Boleh, kalau kamu gak ada janji? "

Yoongi tersenyum, ikut duduk di samping Ellena. Mengusap surai coklat itu dengan sangat nyaman.

"Aku hari ini gak ada janji. "

Heather Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang