Heather : Whose secret?

32 7 2
                                    

Nobody knows ~

          

            Ellena kini berada di kamarnya, tapi bukan di apartment Yoongi.


Dia pergi ke Busan, mungkin ini terdengar sangat nekat. Tapi dia tidak punya banyak pilihan, mendengarkan Jimin sekali saja. Mungkin, bisa jadi sebuah obat untuknya.

Tidak semua masa lalu harus di lupakan kan?

Hari ini, dia berharap banyak.

Berharap agar apa yang Jimin katakan, tidak akan ada lagi yang menyakitkan untuknya. Berharap, semua luka yang ada di masa lalunya benar-benar sudah sembuh. Dia harus memaafkan Jimin, apapun alasannya.

"Ci? "

Ellena menengok kebelakang, itu Jimin.

"Masuk saja, Jim. Aku bahkan tidak menutup pintunya. " Ellena membalik tubuhnya, masih di tempatnya. Namun kini berbalik memandang Jimin.

Jimin merasa sangat gugup, jelas. Ini sudah sangat lama baginya, setelah beberapa tahun netranya tak pernah saling beradu tatap dengan Ellena.

Dengan langkah kaki yang sedikit gemetar, Jimin duduk di ranjang single size milik Ellena.

Mencoba sebaik mungkin, menyembunyikan mimik muka kegugupannya.

"Kamu ingin mengatakannya sekarang, Jim?"

"Tapi berjanjilah, jangan pernah lari dariku setelah ini? " Jimin mengacungkan jari kelingkingnya didepan muka Ellena.

Ellena tertawa kecil, "We are twenty old years, Jim. You have a twenty six old year. We're not a children's again. " Tangan Ellena dengan lembut menggenggam jari kelingking Jimin, "Aku tidak akan pergi, janji hanya omong kosong."

"Tapi dengan janji, setidaknya kita punya pegangan—"

"Ck.." Ellena berdecak, menarik senyum tipisnya. "Pegangan yang seperti apa, Jim? Pegangan dengan duri-duri harapan palsu dan janji yang di ingkari? Apa aku harus berpegangan dengan janji seperti itu? " Ellena tertawa, "Lebih baik jatuh, tidak masalah menangis yang penting tidak di bodohi dengan janji sebuah janji."

Perkataan Ellena benar-benar semakin pedas, Jimin tidak tahu apa alasannya Ellena bisa berubah menjadi gadis yang begitu sinis dengan omongan yang sangat menyakitkan lawan bicaranya?

Bisakah dia menyalahkan, karena Ellena terlalu lama tinggal dengan Yoongi?

Ya, beberapa orang bisa berubah karena faktor lingkungan nya. Siapa tahu, keadaan Ellena juga begitu? Tidak ada yang tahu. Apa yang selama ini Yoongi ajarkan, kan? Bisa-bisa, dia menghasuti Ellena dengan ucapan yang tidak-tidak.

"Baiklah, tidak ada janji. Aku hanya akan percaya, kalau kamu tidak akan lari setelah aku mengatakan apa yang sebenarnya terjadi." Ellena mengangguk, bersiap mendengarkan semua yang akan Jimin katakan.

Ellena mengambil pasokan oksigen di dalam dadanya, berulang kali menormalkan nafasnya.

Karena dia tidak tahu, kebenaran apa yang akan Jimin katakan. Jadi dia berusaha menyiapkan hati dan pikirannya sebaik mungkin, tidak boleh ada emosi yang menguasai nya.

"Kamu tahu, dua tahun hubungan kita. Aku begitu dekat dengan Lea, bahkan aku menceritakan apa yang terjadi diantara kita kepadanya." Jimin menghela nafasnya, "Hari itu adalah satu hari sebelum tanggal jadian kita—"

"Dan, hari kamu pergi menghilang? "

Jimin mengangguk, "Yes, that was before I suddenly disappeared from you. That night, aku pergi ke apartment Lea dan sampai disana—"

Heather Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang