#7 I'm with you

78 7 11
                                    

Kini Noel telah sampai dirumah Mira, Noel memapah tubuh Mira menuju kamarnya diatas. Dibaringkan tubuh yang melemah itu disebuah ranjang dengan ukuran king size. Umika dan Nico mengikut dibelakang.

"Sudahlah aku tidak apa," ucap Mira lemah.

"kau diam saja," ucap Noel merapikan selimut Mira.

"Apa kau kelelahan? Kemarin kau pasti terlalu memaksakan diri," ucap Nico duduk disamping Mira.

"Hm sedikit," Mira tersenyum getir.

"Suntikan pembeku darah, aspirin, dan beberapa obat kutaruh di atas nakas," ucap Noel.

"Terima kasih," Mira menyamankan diri.

"Dokter tadi siapa hm?" Tanya Noel.

"Dokter? Yang mana? Tadi ada banyak dokter," ucap Mira.

"Yang memiliki uban di rambutnya," ucap Noel.

*enak weh babang Taiga gw dibilang ubanan awas kao Noel*

"Dia Taiga Hanaya dokter radiologi," ucap Mira.

"Aku tidak suka dengannya sebaiknya kau menjauh," ucap Noel.

"Sudahlah aku ingin tidur," Mira mengambil posisi miring agar tubuh nya nyaman.

Noel, Nico, dan Umika memilih keluar dan tidak menganggu acara tidur seorang Mira.

/ ditempat lain /

Taiga menyandarkan punggung pada tembok koridor rumah sakit. Raut wajahnya menjadi penuh kecemasan, sesekali dia mengusap kasar wajahnya.









***

"Kau sudah tak berguna Taiga tak ada yang bisa kau lakukan dia telah tiada dan semua karena kesalahanmu," ucap seorang pria berbadan tegap.

Pria yang dipanggil Taiga hanya mampu bersimpuh di tanah membiarkan hujan membasahi tubuhnya dan berharap rasa bersalah nya ikut sirna.

"Adikmu begitu menyayangimu tapi apa yang kau lakukan kau membunuh cintanya kau menyiksa batinnya. Tak sadarkah kau dia tersiksa, dia selalu menurut dengan ucapanmu. Salahkah dia jika mencintai seseorang? Kau tak pernah berhak mengaturnya," timpal pria itu.

Hati Taiga bergejolak api amarah mulai membara tersulut rasa kecewa pada dirinya sendiri.

"Bagaimanapun semua sudah terjadi tak ada lagi yang bisa kau lakukan," pria itu beranjak pergi.

"Graphite tunggu!" Taiga mulai berdiri.

"Hm?"

"Kau benar aku kakak yang payah bahkan melindungi adikku sendiri aku tak bisa namun aku menjauhkan nya dari laki-laki itu bukan tanpa sebab. Laki-laki yang dibanggakan itu tak lain adalah adik leader mafia girls terlebih dia mengkhianati adikku," Taiga mulai menyeringai.

"Apapun itu dia memiliki hati adik mu saat kau membunuh dan menyiksanya dia hanya diam dan pasrah itu cukup membuktikan betapa tulus cintanya,"

"Halah! Cinta itu hanya omong kosong!! Cinta hanya alat memicu perang!! Tak pernah ada cinta!!" Taiga berteriak dibawah hujan.

"Bagimu cinta memang tak ada dan mungkin tidak akan pernah ada tapi bagi adikmu dan orang lain cinta itu ada."

"Omong kosong!! Cinta hanya akan membunuhmu perlahan! Cinta itu akan menikam hidupmu dan membanting hatimu hingga akhirnya kau sadari kau tewas karena cinta," Taiga berseru sembari meng-kokang senapan miliknya ( kagak paham gimana nulisnya ).

you are my boy💙 ( HIATUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang