Chapter 18

3.9K 198 14
                                    

Arsen mendekati Lily dan juga Damian yang terkejut melihat kedatangan nya. Sekarang ini wajah tampan Arsen sangat menyeramkan dan menarik Lily kasar membawa wanita itu dengan langkah lebarnya tak peduli panggilan Damian yang terus memanggil mereka berdua. Lily sendiri terseok-seok karena tarikan Arsen yang keras dan kasar..

"Tuan, sakit..." lirih Lily merasakan sakit karena tarikn Arsen tetapi seakan tak mendengar permintaan Lily Arsen tetap menarik Lily tidak memperdulikan wanita itu yang kesakitan karena tarikannya. Arsen membawa Lily menuju gudang di belakang rumahnya lalu Arsen menghempaskan tubuh ringkih Lily dengab kasar yang sudah menangis.

"Berani-beraninya kau merayu sahabatku, jalang!" bentak Arsen kalap tidak peduli melihat air mata Lily yang semakin deras.

"Ini tidak seperti yang tuan lihat.." isak Lily seraya memegang lengannya yang memerah akibat cengraman tangan Arsen barusan. Arsen membalas dengan dengusan karena tak percaya dengan apa yang Lily katakan.

"Kau ingin merayunya karena dia tampan dan kaya begitu." tuduh Arsen dan Lily langsung menggelengkan kepala nya cepat.

"Tuan, tolong percaya kepada saya. Saya tidak mungkin berani merayu tuan Damian." Lily mencoba menjelaskan di sela-sela tangisan nya.

"Ya pelayan rendahan sepertimu jangan berharap bahwa Damian akan menyukaimu" hina Arsen membuat Lily semakin sedih.

Seburuk itukah dirinya di mata Arsen?

"Aku tak mau melihat kau bersama Damian lagi. Kalau aku melihatnya kau dan Bibi mu akan aku hukum. Aku tak main-main dengan hukumn nya Lily." Arsen memberi peringatan lalu pergi meninggalkan Lily yang menatap nanar punggung Arsen.

Lily tak pernah berpikir ingin merayunya Damian. Tiba tiba saja dia datang ke kamarnya dan memberikan hadiah untuknya meski ia mencoba mengurus Damian tetapi pria itu tidak mau beranjak. Apakah itu juga salahnya?

Sedangkan Damian langsung diam setelah mendengar ucapan Arsen yang memerintah Lily tak dekat dengannya. Damian heran kenapa Arsen begitu tak suka. Memang saat ini ia masih memiliki istri tetapi sebenar lagi ia akan bercerai, Damian juga tak berpikir memiliki hubungan dalam waktu dekat karena hatinya belum pulih seutuhnya.

****

Arsen memasuki ruang kerjanya dengan emosi yang memuncak, entah kenapa berhadapan dengan pelayan itu, Arsen tidak bisa tenang dan sabar. Saat itu Arsen sedang tertidur bersama Sarah tetapi sebuah ketukan berhasil mengusik tidurnya. Arsen dengan wajah penuh kekesalan karena menganggu tidurnya berjalan menuju pintu dan membuka nya dengan kasar. Arsen menatap tajam kearah Freya orang yang mengetuk pintunya.

Tetapi kemarahan nya tergantikan dengan informasi yang Freya berikan. Lily mengajak Tuan Damian ke kamarnya. Jelas saja Arsen murka karena mengira ucapan Freya benar dan bergegas untuk melihatnya dan benar ia melihat Damian yang mengacak rambut Lily seraya tersenyum. Emosi Arsen semakin tak terkendali dan meluapkan emosi nya kepada Lily yang mencoba merayu dan menggoda Damian.

"Arghhh. Brengsek! Apa yang aku lakukan." desis Arsen mengepalkan kedua tangan nya karena mulai menyadari tindakan nya yang sudah di luar batas wajar. Arsen sendiri tidak tahu kenapa ia sangat marah dan ingin melihat sendiri ucapan Freya benar atau tidak nya.

"Ada apa denganku. Aku tidak mau menyakiti Sarah, tidak. Aku tidak mau!" ucap Arsen frustasi dn membanting Vas yang ada di ruang kerja nya..Pikiran Arsen kacau saat ini dan itu karena Lily seorang pelayan rendahan yang mengusik ketenangan seorang Arsenino Navaro.

"Apa mantra yang kau bukan Lily? Sampai pikiranku penuh dengan wajah lugu dan polosmu." Arsen memejamkan kedua matanya seraya duduk di kursi. Pria itu saat ini hanya butuh ketenangan yang bisa mengusir bayang bayang pelayan nya itu.

Di tempat lain Lily saat ini mencoba untuk melupakan kejadian tadi dan berpikir bahwa wajar saja Aesen marah karena setahunya Damian sudah memiliki istri dan ia juga tak mau merusak rumah tangga merkeq. Lily kembali ke dalam kamarnya dan melirik paper bag yang tadi ia jatuhkan saat Arsen menarik tanganya tadi. Lily ingin membuka itu tetapi cukup ragu, lama berpikir akhirnya ia membuka hadiah pemberian Damian.

Lily cukup terkejut melihat hadiah yang diberikan oleh Damian adalah gaun yang begitu indah dan tak pernah Lily lihat seumur hidupnya. Tangan nya sampai bergetar saat memegang gaun indah ini lalu ia menatap cerminek. Meski ia tahu entah kapan memakai gaun ini tetapi Lily sangat senang dan bersyukur karena memiliki gaun sebagus dan seindah ini. Lily sangat berterima kasih sekali kepada Damian yang mau membelikan hadiah untuknya.

Pasti gaun ini sangat mahal.

***

Malam harinya semua orang berkumpul untuk makan malam dan seperti biasa Arsen dan Damian akan berbincang sejenak seraya menunggu hidangan datang. Damian sendiri tidak mengungkit masalah tadi siang karena tak mau membuat kecanggungan di antara mereka.

"Anting yang kau berikan indah. Aku sangat suka, terima kasih." ucap Sarah sudah melihat hadiah yang Damian berikan. Sepasang anting berlian yang Sarah kira cukup mahal. Damian tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Kau memberi Lily hadiah juga kan? Apa itu." Sarah bertanya dengan penasaran. Sebenarnya Sarah bukan tipe wanita yang ingin selalu tahu dan bertanya ini itu tetapi, entah kenapa menyangkut Lily, Sarah ingin tahu.

Arsen mengambil minumnya karena mendadak tenggorokan terasa kering mendengar pertanyaan Sarah. Arsen sendiri pun ingin tahu apa yang Damian berikan kepada Lily. Apakah cincin yang mahal? Tau tas bermerek?

"Aku memberikan dia gaun. Aku pikir gaun itu sangat cocok untuk Lily yang kecil dan mungil." balas Damian bertepatan Lily dan Gebby membawa makanan untuk di hidangkan.

"Lily? Kenapa bekerja, harusnya kau beristirahat." ucap Damian melihat Lily membawa makanan.

"Saya sudah sembuh, dan saya hanya membawa makanan saja tuan Damian." balas Lily pelan tak berani menatap Damian apalagi Arsen. Damian sendiri seakan tak membaca situasi karena ia malah bertanya kepada Lily tentang gaun yang sudah ia berikan.

"Bagaimana kau suka gaun nya? Aku sendiri yang memilihnya." tanya Damian saat Lily menaruh makanan di meja. Lily sebenarnya enggan membalas pertanyaan Damian karena ini tempat makan dan ada majikannya juga tetapi mau tak mau Lily harus menjawabnya demi kesopanan.

"Saya suka tuan, sangat indah dan cantik. Terima kasih sekali lagi." balas Lily mendapat delikan tajam dari Arsen dan Gebby yang baru tahu bahwa Damian memberikan sesuatu kepada Lily.

Arsen terbatuk kecil dan meminta mereka segera pergi karna ia sudah lapar karena selera makannya menghilang entah karena apa. Pria itu hanya memakan beberapa suap lalu pamit ingin menyelesaikan pekerjaan nya. Sarah sendiri hanya menghela nafas berat dan Damian menatap Arsen dengan penuh tanda tanya besar.

Sesudah bekerja Lily langsung pergi ke kamarnya dengan tergesa karena ingin memcoba gaun yang Damian berikan. Ini pertama kalinya Lily memegang gaun yang begitu indah dan lembut. Lily menganti bajunya dengan gaun ini betapa terkejutnya ia melihat gaun ini benar-benar pas di tubuhnya. Gaun sebatas lutut tanpa lengan yang memperlihatkan kulitnya yang putih pucat semakin membuat kecantikan Lily terpancar meski tidak memakai riasan.

"Indah sekali gaun ini. Pas di tubuh ku." ucap Lily riang melihat pantulan dirinya dicermin sampai ia dikejutkan dengan lilitan dari samping.

"Yeah, memang indah.. Tetapi aku tak suka gaun sialan ini kau pakai." bisik Arsen serak merobek gaun indah itu dengan kasar membuat tubuh indah Lily terekspos karena robekan itu.
..

****
Hai aku kembali.
Doble up. Mana suara nya yang selalu hadir setia vote dan komen.

Aku akan doable up kalau ada waktu luang kalau tidak doble up atau ga up berarti sibuk di dunia nyata doain aja ya supaya aku up. Thanks

Gimaana part ini?
Aduh Damian cari penyakit nih..
Gaun nya bagus kata lily pas lagi tapi Arsen robak tuh gaun gimana donk?

Vote komen dan follow ya.

22.09.2020.
18.20 wib

Trapped by The Devil 21+ (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang