"Berhenti nangis deh Eun... please," seorang laki-laki berperawakan cukup tinggi dengan rambut hitam yang ditata sedikit messy, tengah berdiri membelakangi Naeun. Ia tampak sedang mencoba menghibur gadis yang tengah menangis tersedu. "Aku gak pernah menyangka kalau mereka tidak berhenti mengganggu sampai mengirim ancaman seperti ini padamu..."
"Tinggalkan aku sendiri..." Naeun yang semula menunduk, mendadak mengangkat wajahnya. Memamerkan matanya yang memerah dan sembap karena habis menangis.
"Tapi--"
"Aku bilang tinggalkan aku sendiri. Aku butuh waktu untuk menenangkan diri. Jadi sekarang, lebih baik oppa kembali ke ruang ganti atau para member -mu akan bingung mencarimu," Naeun menghapus sisa air mata di pipi sebelum ia memandangi pria tampan didepannya dengan tatapan tegas.
Lelaki itupun menghela nafas dalam-dalam sebelum ia menuruti perintah sang gadis dan pergi meninggalkan ruang ganti Apink dengan langkah berat.
.
.
.
Jackson yang baru selesai melakukan rekaman performance bersama grupnya, memutuskan untuk keluar sebentar dari kamar ganti dan berjalan menuju mesin minuman yang kebetulan jaraknya tidak jauh.
Saat sudah memasukkan selembar uang untuk ditukar dengan sebotol air mineral dingin ke dalamnya, pemuda yang mewarnai rambut dengan warna blonde itu mulai mendengus kesal. Itu karena mesin itu tiba-tiba macet dan minuman yang hendak dibelinya tidak kunjung keluar.
Tidak sabaran, ia pun memukul mesin itu di bagian samping selama beberapakali karena merasa begitu haus.
"Aish!" Jackson mulai mengeluarkan umpatan. "Mesin ini bener-bener deh!"
Saat hendak memukulnya lagi, tiba-tiba sebuah suara lembut terdengar dari belakang. "Ada yang bisa kubantu?"
Jackson yang terkejut dengan segera membalik tubuhnya dan menemukan sesosok gadis bersurai panjang sudah berdiri anggun.
"N-Naeun sunbaenim?"
"Mesin ini rusak. Kau tidak akan bisa mendapatkan minuman yang kau inginkan," ucapnya tanpa menatap Jackson. Kedua manik Naeun tertuju pada mesin minuman yang berada di depannya, sehingga ia tidak menangkap ekspresi terkejut yang belum hilang dari wajah sang lelaki.
"B-Bagaimana sunbae bisa tahu?" Jackson masih terbata.
"Aku tadi sempat memakainya juga. Tapi salah seorang staf kemudian mengatakan kalau mesin ini rusak," kali ini, Naeun menggeser bola matanya ke kanan dan akhirnya pandangan mereka bertemu.
"Oh begitu rupanya..." Jackson menyeka keringat dari pelipisnya. Ia memang belum sempat mengganti pakaian dan masih mengenakan kostum yang dikenakannya untuk perform tadi. "Baiklah, aku akan meminta bantuan manajer hyung saja untuk membelikanku minuman."
Jackson baru saja akan minta diri dari hadapan sang senior, namun suara lembut yang memanggil namanya membuat pemuda bertubuh atletis itu menoleh kembali. "Ini ambilah," secara mengejutkan, Naeun menawarkan sebotol air mineral yang sedaritadi digenggamnya.
"T-Tidak usah, ini kan punya sunbae. Nanti aku minta tolong saja pada--"
"Masih ada banyak di ruang ganti Apink. Minum aja ini dulu, kamu pasti kecapean setelah habis tampil tadi kan?" ujung bibir Naeun tiba-tiba terangkat naik, membentuk sebuah senyuman tipis.
"T-Terimakasih," Jackson masih dengan canggung membungkuk.
"Oke, aku harus ke backstage sekarang, Apink akan tampil sebentar lagi. Sampai ketemu lagi," Naeun pun melangkahkan sepasang kaki jenjangnya pergi. Meninggalkan Jackson yang masih mematung di tempatnya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Right
FanfictionBagaimana menyembunyikan hubungan dengan baik dari fans, agensi bahkan dari para member. Ranking: #6 in gotpink #8 in chorong