7

1 2 0
                                    

Terkadang ketika seorang insan sudah lelah akan dunia ia hanya ingin pergi dari kenyataan.

Pergi sejauh mungkin tanpa harus di kejar kelamnya dunia. Pergi tanpa harus memikirkan tanggung jawab. Pergi dengan perasaan yang seringan kapas.

Dan kepergian yang nyaman itu hanya akan menjadi khayalan yang sempat terlintas di dalam kepala.

Reinna selalu berpikir untuk pergi, meninggalkan segalanya, pergi jauh tanpa harus memikirkan keluarganya—terutama Renjun. Pergi membawa dirinya sendiri tanpa harus memikul tanggung jawab yang tidak pernah Reinna harapkan. Renjun bukan beban, tapi terkadang Reinna pengen melepas tanggung jawab menjadi seorang kakak.

Reinna juga ingin ninggalin rumah seperti Renjun yang selalu melarikan diri. Tapi ketika dia baru melangkahkan kaki, ada kegelisahan yang menjalar, yang pada akhirnya ketakutan itu lebih kuat dari pada keegoisan diri.

Anak pertama pasti relate banget.

Kaya Reinna sekarang, padahal Reinna cuma mau nginep di rumah temennya doang, tapi dia ngerasa takut kalau pergi ketika keadaan di rumah lagi gak baik-baik aja apalagi sama Renjun yang masih perang dingin.

"Gausah tegang kek begitu anjir, nahan naber lo?"

"Bacot vid, gue belom ngabarin orang rumah masalahnya,"

"Cewek tuh ribet. Apalagi lo."

"Dihh, apaan dah gak nyambung banget. " Jawab  Reinna gak terima.

"Ya...maksud gue tuh, tinggal di kabarin dong," kata Hangyul yang dari tadi gak pernah beralih atensi nya dari jalanan.

"Lo gak ngerti, vid. Masalah nya tuh gak segampang yang lo pikirin"

"Gue tau, lo cuma gengsi kalau harus memulai percakapan duluan"

"So tau ih, orang handphone gue low,"

"Yaa kali aja gitu, kan kalau  cewek mah gamau chat duluan, padahal kangen, ck"

"Eh bambang! Gue sebagai salah satu perempuan yang memegang teguh untuk menunggu gak terima ya!"

"Ya udah anjing biasa aja, gak usah ngegas,"

"Bacot."

Yang kek gini kemesraan buat Jisung?

"Ngajak gelut banget sii babi, gue turunin juga lo di tengah jalan."

"Berani lo kek gitu, gue kasih tau Shiren lo punya selingkuhan."

Abis Reinna ngomong kek begitu, Hangyul tiba-tiba rem mendadak, ngebuat Reinna kaget dan ngumpat ke mukanya Hangyul.

"JANGAN ANJING!"

Awalnya Reinna kaget terus ketawa sarkas,

"Gue cuma ngomong asal padahal, gak nyangka gue, Vidyar...Vidyar"

Hangyul berdeham untuk menetralisir kecanggungan.

"Pokoknya, gue minta lo jangan dulu koar-koar tentang ini oke? Gue minta tolong sama lo,"

"Terserah lo, itu urusan lo. Jalan sekarang, lo mau diem aja di tengah jalan?"

Hangyul ngejalanin lagi mobilnya. Karena emang udah di belokan terakhir dan udah gaada bahan obrolan gara-gara perihal perselingkuhan Hangyul, keadaan mobil agak canggung juga, enggak deh Hangyul doang yang canggung.

Mobil berhenti di depan rumah seseorang, Reinna turun dari mobil dan ngetuk dua kali kaca mobil meminta Hangyul untuk ngebuka.

"Gue gak tau kenapa lo sampe punya cewek lain ketika lo masih pacaran sama Shiren, tapi lo gak boleh serakah. Lo harus pilih cewek itu atau Shiren, kalau lo emang milih stay sama Shiren, lo intropeksi diri dulu, kalau lo emang sayang sama Shiren gak mungkin lo nyari yang lain'kan?..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Enamored · Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang