Chapter 3

670 76 35
                                    


"Geraaahhh, kenapa kita cuman di taruh di aula panas kaya gitu sih." Geramku.

Aku ga kuat panas. Gampang banget keringetan. Kadang aku ga suka sama tubuhku sendiri. Ku lihat keadaan sekitar, semuanya asik berkenalan. Sebenarnya terpaksa sih, soalnya panitia OSIS nya nyuruh kita buat ngapalin 20 nama orang. Gabut banget. Tapi pasti adalah manfaatnya nanti.

"Ten, kok kaya gelisah gitu, kenapa?" Tanya Jennie

"Gerah banget. Dari kecil gini, gak bisa kalau panas dikit. Geser bentar. Aku mau ngeluarin senjata rahasia." Ucapku sambil mencari sesuatu di dalam tas.

"Apaan?" Tangan Jennie membantu membukakan tasku.

"Jangan-jangan, nanti panitia OSIS nya mikir macem-macem." Kataku berbisik. "Ada yang ngawasin di belakang. Liat arah jam.. 4 mu."

"Mana? Ga ad─ oh iya itu." Jennie langsung diem dan menghadap ke depan.

Aku tertawa pelan dan ngambil tiga kipas portable yang aku bawa. Yang satu aku pakai, yang dua nya lagi aku pinjamkan ke Taeyong dan Jennie.

"Wah, asik, makasih ya Ten." Taeyong menerima kipasku dan langsung menggunakannya.

"Asiikk, kipaass. Kau lah penyelamat hidupku." Jennie langsung memelukku dengan erat.

"Jennn, geraahh, jangan peluk peluk, udah sana kipasnya pakai." Aku mencoba melepaskan pelukan Jennie sebelum dikira macem-macem.

Jennie segera melepaskan pelukannya dan menghdupkan kipas. Kami bertiga fokus kepada pemateri di depan. Kenapa bisa begitu? Karena hp harus dikumpulkan ke dalam box. Membosankan.

"Terima kasih kepada Pak Jinki untuk materi yang telah disampaikan. Untuk adik-adik kelas 10, kita istirahat dulu ya 15 menit. Selamat istirahat." Kak Taemin─Sang koordinator OSIS─tersenyum setelah memberikan pengumuman singkat.

Kami yang mendengar kata istirahat, langsung cepat cepat membubarkan diri. Ada yang ke kantin, dan juga ada yang memakan bekal sepertiku. Aku mengajak Taeyong dan Jennie menghadap ke belakang agar bisa cepat akrab dengan teman sekelas lah minimal.

"Hai." Sapaku. "Makan bareng ya?" Lanjutku.

"Boleh dong. Sini makan bareng." Ucap salah satu dari lima perempuan yang ada. Kulihat nama di ID Card nya. Kim Chungha.

"Beneran ni ya? Aku Jennie. Kim Jennie. Salam kenal pokoknya. Aku dari SMP Semesta." Jennie tersenyum ramah dan memberikan tatapan welcome.

"Aku Taeyong. Lee Taeyong. Aku dari SMP 4." Kata Taeyong sambil mengangkat ID Card nya.

"Aku Chungha. Kim Chungha. Dari SMP 6." Chungha juga mengangkat ID Card nya.

"Aku Doyoung. Kim Doyoung. Aku dari SMP 15. Aku satu SMP dengan si sipit itu." Kata Doyoung sambil menunjuk laki-laki yang memiliki mata kecil.

"Kurang ajar kau ikan!" Teriak laki-laki yang ditunjuk Doyoung. Semua tertawa tak terkecuali si laki-laki tadi. "Aku Kwon Soonyoung. Tapi panggil saja Hoshi." Lanjutnya.

"Aku Kun. Qian Kun. Dari SMP 9." Kata Laki-laki yang terlihat diam daritadi. Tapi aku yakin. Itu hanya covernya saja.

"Aku Rowoon. Kim Rowoon. Aku satu SMP dengan Kun. Tapi beda kelas." Kata Tiang listrik menyebalkan.

"AKU SEKARAANG! AKU TEN!" Teriakku. "Aku mau kenalan ih, gamau yang terakhir."

Hampir semua orang melihatku. Aku sedikit menyesal. Sedikit aja, gausah banyak-banyak. Kenapa kebiasaan berteriakku tidak hilang. Padahal sudah SMA. Aku segera memeluk Taeyong dan menyembunyikan wajahku dari tatapan orang lain. Hampir semua anak 10 MIPA 1 tertawa dengan kelakuanku.

"Intinya, aku Ten dari SMP Matriks." Aku menatap teman-teman, dan lanjut memeluk Taeyong. Taeyong mengelus rambutku pelan dan terkekeh.

"Sebenarnya, kita tau kamu dari Matriks. Hampir semua tau." Kata Kun sambil memakan bekalnya

"Hahaha, iya dong. Kok bisa anak SMP Internasioal, masuk ke SMA Negeri." Chungha menimpali

"Ga gitu," Aku melepas pelukanku pada Taeyong. "Aku pengen banget masuk negeri. Kan aku pindahan dari luar. Jadi ga ada kursi kosong lagi." Lanjutku.

"Luar mana?" Taeyong bertanya sambil memasukan roti ke mulutnya.

"Luar negeri."

'Waaaahh' Semuanya terlihat kaget dan menatapku tidak percaya.

"Kenapa?" Tanyaku bingung.

"Jadi kamu bule? Kamu dari mana memang?" Chungha menepuk pipiku. Sakit.

"Thailand."

"Ohhh.. SAWAH DI CUP!" Semuanya berteriak sambil membungkukkan badan. Tak lama, kami semua tertawa.

"Okay! Sekarang lanjut aku. Aku jadi duta shampo lain? BWAHHAHAHA. gak. Aku Hanbin! Dari SMP Purnama." Kata Hanbin sambil membagikan kartu nama.

"Untuk apa?" Tanya Hoshi

"Gatau juga. Intinya aku ingin membagikan itu." Hanbin tersenyum simpul.

Aku senang sekali. Aku punya teman baru. Ada Joy yang tinggi. Ada Jun yang ternyata dari Tiongkok. Ada Minhyuk yang terlihat galak tapi sebenarnya lucu. Dan ada Daniel yang badannya tidak cocok untuk anak kelas 10.

"Yaudah, Kita jadi kelompok aja, bagiin nomer sini, ku invite grup." Jennie mengambil buku dan menyuruh kami menulis nama beserta nomer telpon.

"Baik adek-adek. Saatnya mulai lagi ya materinya." Suara Kak Taemin sudah terdengar dari pengeras suara. Kami segera duduk rapi dan mulai menerima materi yang akan disampaikan.

"Hari ini kita keliling sekolah ya?" Kata Kak Wonho di depan. "Kalian pasti bosen banget gitu." Lanjutnya

"MAU KAK!" Seru kami. Akhirnya, keliling sekolah.

"Asiiik.. cuci mata kita, Mantap." Kata Joy

"Yoi. Mangtap." Timpal Chungha.

Asik bener cuci mata.

─ׅ─ׅ─ׅ─៹۟▩⃟ꦿꦼ🥞ᰰ᳝᳝▩⃟ꦿꦼ៹─ׅ─ׅ─ׅ─

INI JUGA LUPA DI UPLOAD DONG.huaa
Yaudah, gitu aja.

Kans hiat ya.. mungkin 2 minggu(?)
Ppaii

With Love,
Kans_Arlyn

RolePlay [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang