Chapter 4

251 19 34
                                    


"Mipa 1 sama Mipa 2 jadi kelompok satu. Terus nanti muter nya bareng sama Hansol, Krystal, Seulgi, sama Namjoon. Joon, tanggung jawab ya?" Kata kak Luna sambil menepuk bahu seseorang yang pakai name tag Kim Namjoon.

"Yoi kak, percaya aja sama saya." Namjoon tersenyum dan mengambil bendera yang bertuliskan 'kelompok 1'.

"Ayo adek-adek, kita ke lantai 3 dulu, soalnya biar ga tabrakan sama kelompok lain. Ga usah bawa kertas dan macam-macam. Cukup bawa nyawa aja." Kata Kak Hansol sambil tertawa kecil.

"Ada hantu nya ya kak?" Tanya Chungha. "Takut brou klo ada yang begituan tetiba lewat." Lanjutnya lirih.

"Dulu.. sekolah ini bekas kuburan.." Jawab Kak Seulgi menakut-nakuti.

"Aaaah boong tu!" Jerit Minhyuk. Semuanya tertawa, tak terkecuali kak Krystal yang sedari tadi hanya diam saja. Tau ga, rasanya nyaman banget sama mereka. Vibesnya kaya udah kenal lama. Padahal baru tadi pagi kita kenalan.

"Ya sudah, pakai sepatu nya sekarang, jangan berebut. MIPA 2 dulu ya, habis itu baru MIPA 1." Kata Kak Krystal sambil pakai sepatu.

"Siap kak!" Seru kami.

.
.

-Pas Sampai di Lantai 3-

"Ini ruangan 12 Bahasa. Karena kelas bahasa cuman 1 kelas, jadinya ruangannya yang paling besar." Kata kak Namjoon sambil menunjuk ruangan di samping kirinya. Kelas Bahasa ini luas banget. Luas nya seperti 2 kelas yang digabungkan.

"Halooo.. welkaaaammm degeeemm!" Teriakan kakak kelas mulai bersautan.

"Joonn adeknya yang cantiik buat gw! kenalinn yaa!"

"Dek follow ig kuhhh."

"Cakeepp yuk bisa yuk 08 nya."

"Kita lanjut ya adek-adek." Kalau Kak Krystal udah mulai bicara berati udah gaduh banget. Seru sih. Culture shock tapi.

"Di sebelah 12 Bahasa ada kelas 12 IPA 1 sama 12 IPA 2." Kak Krystal berjalan mundur sambil menunjukkan ruangan kelas yang dimaksud.

"Hai dedek! Betah - betah yaa!"

"Selamat datang di SMA."

"Cieee udah masuk dunia putih abu."

Lebih kalem ya respond kakel IPA nya. Apanih?  Topeng? Boong sih kalau kalem. Ga ada yang kalem. Fiks asli banget. Kalau ada yang kalem berati penipu.

"Kalem ya mereka? Jangan tertipu." Kak Hansol mulai mengambil alih posisi Kak Krystal. "Topeng mereka tuh. Gila semua."

Kan.

"Adek-adek, secara singkat lantai 3 ini buat kelas 12. Udah ada namanya tuh di depan pintu." Jelas Kak Seulgi.

"Emang kenapa ga di lantai atas kak?" Aku bertanya sambil mengangkat tangan. "Kan biar ga ribet buat tambahan pagi gitu. Apa ngga telat?"

"Lantai 1 kan buat kelas 10 dek. Lantai 2 buat kelas 11, nah lantai 3 buat kelas 12 biar mereka fokus pas belajar. Dan fungsi lainnya biar ga ada adek kelas yang jalan jalan di lantai mereka." Jawab Kak Hansol.

"Buat olahraga pagi juga tuh." Kak Namjoon menambahkan.

Kami ber—oh ria sebagai respond. Sambil membayangkan betapa paniknya kalau berangkat telat. Apalagi kalau dari kantin, jajannya udah abis duluan di jalan. Capek. Apalagi generasi mager. Ngesot aja ga sih?

"Hati-hati jalannya, biar ga saling menginjak. Ayo tertib." Kak Krystal mengingatkan kami.

"Yuk. Luruskan barisan. Lurus dulu. Itu adek cowo itu. Iya kamu. Lurus ya. Okay udah rapi, kita belok ke kanan." Kak Namjoon mengarahkan dengan sabar sambil mengangkat bendera penanda rombongan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RolePlay [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang