Kerja Sama

4 2 0
                                    

◾️◾️◾️

Hai kamu, iya kamu. Aku mau berjuang buat dapetin kamu.

•SHA

◾️◾️◾️

Batagor yang aku beli hanya dimakan beberapa suap saja. Selebihnya aku mengacak-acaknya dipiring, mulai dari memenyetnya, memotongnya menjadi bagian yang lebih kecil, dan menusuk-nusuknya tanpa ampun menggunkan garpu.

Mood makanku hilang semenjak melihat keakraban Alangga dan cewe yang tidak kuketahui namanya. Memang sih mereka tidak duduk berdekatan, tapi berhadapan. Alangga hanya menatapnya sekitar dua kali, lalu dia menunduk. Tapi tetap saja aku merasa kesal. Kenapa Alangga tidak bisa bersikap seperti itu pada diriku?

"Ekhem." Moura berdeham keras.

"Apa Mo—eh Ra, ada apa?"

"Mau berjuang buat dapetin Alangga?" pertanyaan yang mudah sekali untuk dijawab, sekaligus pertanyaan yang menyakitkan bagiku.

Aku tersenyum hambar, "Aku selalu berjuang dan dia gak pernah liat perjuangan aku."

Moura menatap kedua mataku dengan lamat. Sembari mengunyah batagor, dia membuka mulutnya untuk kembali berbicara padaku.

"Aku bakal bantuin kamu berjuang buat dapetin Alangga."

Mendengarnya membuatku terkekeh. "Serius gak nih?"

"Iyaaa, aku serius, sepuluh rius malah. Mau gak? Kalo gak yaudah gak usah. Biarin aja kamu terus ngerasain cemburu kaya sekarang." Moura menyuapkan sesendok batagor dengan suapan yang besar. Pipinya menggembung karena batagor.

Aku memikirkan berulang kali soal penawaran Moura. Haruskah aku menerimanya?

"Gak usah kelamaan mikir Sha. Tinggal nganggukkin kepala apa susahnya?"

Baiklah, aku sudah memutuskan. Kali ini, aku akan berjuang untuk mendapatkan Alangga dengan bantuan Moura. Semoga saja aku bisa mendapatkan Alangga, setidaknya bisa membuat Alangga bersikap care padaku.

"Iya."

"Iya apa?" Moura sok polos. Seolah tak paham akan jawaban yang aku berikan.

"Iya, aku mau kamu bantuin aku buat dapetin Alangga." ucapku dengan jelas.

Prok prok prok

Moura bertepuk tangan nyaring. Wajahnya terlihat sumringah. Dihitungan kedua, tangannya terentang, lantas memeluk tubuhku dengan erat. "Makasih udah nerima tawaran aku. Kapan kita mulai perjuangannya?"

Aku berusaha melepaskan diri dari pelukkan Moura. "Mulai detik ini juga boleh." jawabku pendek.

"Jangan detik ini. Kalo besok aja gimana? Gak papa kan?"

"Yaudah iya, ngikut aja deh."

◾️◾️◾️



Halloowww, udah lama gak update euy😂maapin yak...
Ada yang baca gak? Mana nih VOTE dan KOMENnya? Kok aku gak dapet notif sih?
Sedihhhh:( gak ada yang baca:)

DAMAIZANNE

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ShaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang