Prolog

5.4K 544 65
                                    


27 September 2024

"JANGAN MAIN-MAIN. KITA SEMUA SUDAH SEPAKAT TIDAK MENGUNGKIT LAGI"

Amarah Heeseung tidak dapat ditahan lagi. Dengan wajah merahnya dia membentak Sunoo yang menunduk menahan tangisan.

"T-tapi itu a—"

"JAGA BICARAMU ATAU AKU TIDAK AKAN SEGAN UNTUK MEMBERIKANMU PELAJARAN."

"Hyung. Tenang, Sunoo tidak bersalah. Dia mungkin rindu temannya,"sela Sunghoon yang tidak tahan melihat Sunoo yang menangis.

"Asal kalian tau, jika bukan karena kalian. Aku tidak akan sampai ketempat itu. Dan karena kalian juga, aku menjadi seperti ini." Heeseung mencoba menahan dirinya kali ini.

"Tapi kita berjuang bersama, tidak hanya kau," saut Jay

"Bersama katamu?disana kita bersaing secara individu," balas Heeseung. "Apa kau tidak ingat, saat kau membu—"

"HENTIKAN!!" Jungwon yang seketika teringat dengan teman-temannya mulai bersuara. "Apa yang kalian nikmati dari pertengkaran ini? Sunoo Hyung hanya mengatakan kalau dia rindu dengan Youngbin Hyung. Apakah itu masuk akal membuat kita bertengkar?"

"Kau tidak tau apa-apa bocah."

Heeseung meninggalkan tempat mereka berkumpul. Yakni Ruang tengah. Mereka tinggal dalam satu rumah.

Ni-ki dan Jake hanya menatap mereka dengan tatapan iba. Percuma melawan Heeseung, itu tidak akan berhasil. Sunoo merasa bersalah, seharusnya dia tidak berbicara seperti itu kepada Heeseung. Dan seharusnya Heeseung tidak berfikir pendek dengan ucapan Sunoo. Tapi ego mengalahkan semuanya.

"M-maaf."

Sunoo merasa bersalah karena atmosfer ruangan itu menjadi aneh. Mereka saling acuh, mungkin mereka sedang merasakan hal yang sama.

Sedangkan diluar sana, Heeseung berjalan dengan suasana hati yang tidak tentu. Dia marah, malu, sedih dan merasa bersalah juga. Setelah kejadian dua tahun lalu, mereka memutuskan untuk hidup bersama. Karena kuncinya adalah kebersamaan.

" Hyung, tolong ambilkan bantal di sampingmu."

"Ambil sendiri."

"Hyung!!"

"Aku lelah Noo."

"Aku lebih suka Youngbin Hyung yang perhatian kepadaku, Hyung kita sudah dua tahun bersama. Tidak bisakah kau melakukan hal yang sama dengan Youngbin hyu—"

"Diam Noo, aku lelah. Jangan bandingkan aku dengan orang itu."

"Tapi aku benarkan. Kau sama sekali tidak perhatian denganku."

"Kau sudah besar jangan manja."

"Ish, kenapa tidak Youngbin hyu—"

"JANGAN MAIN-MAIN. KITA SEMUA SUDAH SEPAKAT TIDAK MENGUNGKIT LAGI."

Bagi Heeseung itu bukanlah hal kecil. Pernah berjuang bersama, pernah merasakan kekhawatiran bersama, pernah berulang kali berpamitan hingga akhirnya dia bisa hidup lagi. Hidup layaknya orang pada umumnya.

THE CALLING : RUN TO YOU [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang