01. Teman Satu Kelas

9 3 0
                                    

Sia gadis yang dikenal dengan senyum manis dan wajah menawan ini terus melambaikan tangannya, sapaan dari beberapa temannya membuat ia bersemangat dipagi ini. Bagaimana tidak awal pembelajaran baru telah dibuka dan hari ini dia mengijak kelas dua, teman baru serta suasana kelas yang baru akan ditemuinya. Jantungnya berdebar tatkala kakinya melangkah menuju mading sekolah, semoga aja muridnya beres semua.

Alyssia Dian  [11 IPA 2]

Sambil mengingat kelasnya, Sia kembali melangkah menuju kelasnya berada tepatnya di lantai dua yang paling ujung. Sekolahnya ini terlihat sangat kecil namun begitu luas jika dijejaki, fasilitasnya pun lumayan lengkap. Ada lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan bola volly yang bercampur dengan sepak takraw serta ada lab yang dikhusus kan untuk pelajaran yang menyangkut lab tersebut seperti lab kimia dan komputer. Kebetulan kepala sekolahnya begitu menyukai tanaman alhasil sekolahnya ini begitu indah jika dipandang karena disetiap sudut sekolah ada saja tanaman bahkan kepala sekolah selalu melakukan kegiatan go green setiap bulan. Tidak sia-sia ia memilih sekolah.

Sesampainya didepan kelas Sia memeriksa terlebih dahulu dibalik jendela, apa ia akan bertemu teman-temannya kembali.

"Woi!" Kejutan itu membuat ia mendengus kesal. Sarah--sahabat semasa SMP dan sebangku dengannya dikelas 1--menyeringai jahil, lalu ikut melihat kearah jendela. "Liatin apa sih?" Tanyanya.

"Masih pagi, bukan nyapa atau apa gitu ini malah buat orang naik darah."

"Ah lo, kaya baru kenal gue kemaren malem aja. Liatin apaan sih? Ada cogan ya?"

"Plis deh Sar! Otak lo gabisa ya ga ngomongin cowo?"

"Engga!"

Sia mendengus kesal, lalu melangkah meninggalkan sahabatnya yang sudah meneriaki namanya. Ketika menginjak kelas barunya, Sia seperti kembali keawal masa sekolah dan suasana baru ini terlihat sangat asing.

"Kita duduk berdua lagi ya?!" Sarah menarik tangannya dan dengan cepat memilih tempat untuk menjadi tempat keduanya.

"Lo satu kelas sama gue?"

"Lo ga meriksa nama gue? Kok lo jahat sih?!"

"Bukan gitu, tadi ga kepikiran aja bakal satu kelas sama lo."

"Kita ga ketemu hampir sebulan, Sia! Lo ngelupain gue?!" Sarah, gadis yang selalu mendramatis kan suasana itu menatap Sia dengan kecewa.

"Lo bisa ga sih, gausah drama pagi-pagi?" Titah Sia dengan mengerutkan keningnya, karena geli sendiri melihat kelakuan gadis didepannya ini.

Sarah tertawa renyah, lalu memainkan poselnya yang sedari tadi menampilkan beranda instagram. "Sia, lo tau ga sih. Kak Raga punya cewe baru, sakit banget hati gue!"

"Lagian lo ngapain ngarepin dia sih? Dia tau lo ada disekolah ini aja engga,"

"Gatau, move on susah banget sih!"

Bel masuk berbunyi, tempat duduk yang semulanya kosong sudah diduduki masing-masing murid yang berwajah asing dimata Sia. Sia menatap sekitar dengan meneliti, ada yang masih berbincang, ada yang sedang berdandan, dan ada yang tertidur padahal sudah pagi dan jamnya masuk.

"Sia, lo liat ga daftar nama murid kelas kita?"

"Ya liat lah, kalo ga liat gamungkin gue dikelas ini."

"Berarti lo tau Amar Juandi satu kelas sama kita?!"

"Hah? Siapa itu?" Tanya Sia dengan raut bingung.

"Itu-" pembicaraan keduanya berhenti tepat setelah wali kelas mereka masuk. Pak Ghani menyapa muridnya dengan sumringah, guru yang mengajar pelajaran olahraga itu memulai perkenalan nya mungkin murid-murid sudah pada kenal dengan guru itu tapi gurunya yang malah tidak mengenal muridnya walaupun sudah sering bertemu di jam olahraga.

Hello, RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang